BisnisYuk

Dongkrak Ekonomi Digital, SIRCLO Ajak Sinergi Pelaku E-commerce

Dongkrak Ekonomi Digital, SIRCLO Ajak Sinergi Pelaku E-commerce

MOMSMONEY.ID - Perkembangan teknologi tak dipungkiri turut membantu cukup banyak aktivitas masyarakat di Indonesia. Salah satunya dalam memasok kebutuhan sehari-hari. Kehadiran e-commerce di tanah air diakui mempermudah masyarakat dalam membeli produk yang diinginkan. Dari situ peluang ini ditangkap oleh para pelaku e-commerce membesarkan bisnisnya.

Brian Marshal, CEO & Founder SIRCLO mencatat dengan lanskap ekonomi dan e-commerce Indonesia yang kian bertumbuh di Indonesia, SIRCLO menyadari pentingnya memberikan wawasan yang relevan guna mendorong pertumbuhan pelaku usaha dalam sektor digital.

"Selaras dengan tiga semangat kami dalam 11 tahun perjalanan SIRCLO, yaitu Reflection, Visionary, dan Synergy, kami berharap SIRCLO Insights Webinar dapat menjadi wadah bersinergi, bertukar pengetahuan, dan mampu merangkul setiap pemangku kepentingan untuk memanfaatkan potensi dari pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang begitu besar," ujarnya.

Rifan Ardianto, Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa, Kementerian Perdagangan RI menyatakan bila dilihat dari pemetaan VID 2045, sektor industri perdagangan dan retail di Indonesia sudah memasuki level maturitas digital dalam kategori advanced dibandingkan sektor industri lainnya, karena segala proses di dalamnya telah memanfaatkan teknologi digital.

Baca Juga: Snack Taro Beli 2 Gratis 1, Promo Hypermart Beli Banyak Lebih Hemat 19-22 Juli 2024

Transformasi digital ini kata Rifan membawa nilai Ekonomi Digital Indonesia hingga 82 miliar dolar Amerika pada tahun 2023, di mana Indonesia menguasai 40% transaksi di ASEAN.

"Kami rasa potensi yang luar biasa ini harus tetap dijaga dan menjadi prioritas bersama agar skala pertumbuhannya semakin signifikan, terutama terhadap kontribusi perekonomian nasional," ucap Rifan.

Adrie R. Suhadi, Managing Director, NielsenIQ dan GfK Indonesia, mengatakan hasil riset kami menunjukkan bahwa responden memiliki beberapa alasan utama mengapa mereka memilih berbelanja online, yaitu harga lebih murah (79%), kemudahan dalam proses pembayaran (53%), dan daya tarik produk yang tersedia (52%). Kategori yang diminati pelanggan saat berbelanja online didominasi oleh Fashion, Cosmetic, Transportation, dan Travel. Data ini menggambarkan bagaimana belanja online memberikan banyak kemudahan dan ragam pilihan produk bagi konsumen.

Data internal SIRCLO turut menunjukkan rata-rata peningkatan transaksi di e-commerce sebesar 56% dari tahun 2020 hingga 2023. Brian mengungkapkan latar belakang pertumbuhan tersebut didorong laju pertumbuhan ini dikarenakan adanya kanal penjualan daring baru yang diminati oleh konsumen daring, seperti live commerce.

"Di mana kami amati kanal-kanal penjualan lama bertumbuh secara perlahan, namun diimbangi dengan adanya kanal baru ini. Tren ini selaras dengan prediksi transaksi e-commerce tumbuh sebesar 2,8% hingga mencapai Rp487 triliun pada tahun 2024 dan meningkat 3,3% menjadi Rp503 triliun pada tahun 2025," sebut Brian.

Baca Juga: Survei Orami: Komunikasi Terbuka Penting Dalam Pola Asuh Anak

Sinergi untuk Masa Depan E-Commerce Indonesia

Meski proyeksi pertumbuhan terlihat menjanjikan, ragam tantangan kerap ditemui pelaku usaha saat terjun ke sektor e-commerce. Brian turut menuturkan selama sebelas tahun beroperasi sebagai e-commerce enabler di Indonesia, SIRCLO masih menemui kendala yang seringkali dihadapi oleh para pelaku usaha. Pertama, bagaimana memilah teknologi dan/atau tren yang harus diadopsi, karena begitu banyak kanal penjualan daring yang berpotensi dimanfaatkan.

Kedua, menentukan area yang selayaknya dikembangkan menggunakan kapabilitas internal atau membutuhkan dukungan mitra strategis karena keterbatasan sumber daya maupun keahlian. Ketiga, cara mengakuisisi data secara komprehensif sehingga mendapatkan wawasan yang mendukung strategi keberlanjutan bisnis.

Dalam hal ini, membangun sinergi dengan para pelaku dalam sektor e-commerce menjadi kunci untuk menjawab kendala yang ditemukan oleh pelaku usaha. Saat ini, konsumen sudah menjadi omnishopper, sehingga kanal offline dan online bukan hal yang terpisah tetapi saling menguatkan.

"Dengan memanfaatkan data bersama mitra strategis, kita dapat mengevaluasi, merancang strategi yang dipersonalisasi, seperti rak digital, promosi, hingga kenyamanan yang ditawarkan. Pengalaman berbelanja yang memuaskan dapat meningkatkan stickiness sehingga pelanggan dapat kembali melakukan pembelian produk,” terang Adrie.

“Dari sisi pemerintah, kami berupaya menciptakan payung hukum untuk menunjang ekosistem Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) atau e-commerce yang sehat serta equal level of playing field," ungkap Rifan.

Rifan bilang tentu regulasi ini tidak bisa berjalan sendiri, dibutuhkan kolaborasi antara instansi pemerintah lainnya terkait penerapan undang-undang, penyedia e-commerce dan data, serta pengembang teknologi agar dapat membantu pelaku usaha semakin bergeliat.

"Harapannya, hasil kerjasama ini dapat mengakselerasi perluasan akses pasar, menciptakan lapangan kerja, hingga mendorong pertumbuhan ekonomi digital,” tutur Rifan.

Baca Juga: E-commerce Berkembang Pesat, SIRCLO Ekspansi Gudang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News