MOMSMONEY.ID - The Coca-Cola Foundation (TCCF) dan Conservation International Ventures (CI Ventures) mengumumkan peluncuran proyek ketahanan iklim yang inovatif di Asia Tenggara, dengan fokus utama pada perlindungan dan pemulihan kawasan bakau.
Proyek ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim dan melindungi ekosistem penting tersebut.
Secara global, perlindungan kawasan bakau dari ancaman banjir pesisir diperkirakan dapat menghindari kerugian lebih dari US$ 80 miliar setiap tahunnya, yang berdampak pada kehidupan sekitar 18 juta orang di seluruh dunia.
Di Asia Tenggara, terutama di Indonesia yang memiliki 3,63 juta hektare bakau, kawasan ini memainkan peran penting dalam melindungi wilayah pesisir dari perubahan iklim.
Hutan bakau di Filipina juga berperan krusial dalam melindungi masyarakat dari dampak bencana angin topan.
Baca Juga: Dukung Akses Sanitasi Coca-Cola Indonesia Mulai Program Safe Water Gardens
Dengan dukungan hibah sebesar US$ 1,5 juta, proyek ini akan membentuk dana filantropi Conservation International Ventures yang akan digunakan untuk mendukung tiga hingga empat usaha kecil dan menengah (UKM).
Dana tersebut akan dialokasikan kepada usaha yang mendukung kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian bakau, seperti budidaya kepiting dan penangkapan kerang liar.
Carlos Pagoaga, Presiden The Coca-Cola Foundation, menyatakan, inisiatif pendanaan ini mencerminkan komitmen berkelanjutan dari The Coca-Cola Foundation untuk meningkatkan ketahanan iklim dan membantu masyarakat rentan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
"Meskipun ini adalah langkah awal, kami berharap kemitraan ini akan meningkatkan kualitas hidup ribuan orang yang tinggal di wilayah pesisir rentan melalui restorasi dan perlindungan hutan bakau di Indonesia dan Filipina," katanya dalam keterangan tertulis.
Baca Juga: Bidik Penggemar K-Pop, Coca-Cola Creations Rilis Minuman K-Wave Zero
Gracie White, Direktur Global Ocean Investments di Conservation International Ventures, menambahkan, ekosistem laut dan pesisir seperti hutan bakau memainkan peran penting dalam mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim global.
Hutan bakau khususnya sangat efektif dalam menyerap karbon, di mana satu kilometer persegi dapat menyerap karbon setara dengan emisi tahunan dari 35.000 mobil.
"Proyek ini adalah upaya terbaru kami untuk mengubah pendekatan terhadap perlindungan iklim dan mendukung bisnis yang berfokus pada pertumbuhan serta pelestarian ekosistem bakau yang vital," kata Gracie.
Peluncuran proyek ini merupakan langkah penting dalam upaya global untuk menghadapi perubahan iklim dan melindungi ekosistem yang sangat berharga di kawasan Asia Tenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News