MOMSMONEY.ID - PT Chandra Daya Investasi Tbk, anak perusahaan investasi infrastruktur dengan pemegang saham utama adalah PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) siap terpampang di papan bursa saham. Chandra Daya Investasi lewat initial public offering (IPO) akan menyandang kode saham CDIA.
Dalam prospektusnya disebutkan, Chandra Daya Investasi atau CDIA berinvestasi dalam bisnis infrastruktur, termasuk energi, air, kepelabuhan dan penyimpanan, serta logistik.
Jumlah saham yang ditawarkan 12.482.937.500 saham, atau 10% dari total saham dicatatkan.
Periode book building pada 19 Juni 2025 - 24 Juni 2025. Rentang harga book building Rp 170 - Rp 190.
Dengan begitu, dari penawaran umum perdana ini, CDIA bermaksud menghimpun dana sebanyak-banyaknya Rp 2,37 triliun.
Tanggal tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 8 Juli 2025.
Nanti setelah IPO, porsi saham TPIA dari 66,67% akan turun menjadi 60%. Sedangkan porsi Phoenix Power BV akan turun dari 33,33% menjadi 30%.
Setelah IPO, dana dikurangi emisi akan digunakan untuk beberapa tujuan. Pertama, sekitar Rp 871,76 miliar saham akan disalurkan Perseroan melalui penyetoran modal kepada Perusahaan Anak Perseroan yang termasuk dalam pilar bisnis logistik, yaitu CSI dan MIM. Adapun seluruh dana yang diperoleh CSI akan disalurkan kembali sebagian melalui penyetoran modal kepada CMI dan sisanya akan digunakan untuk pembelian kapal dan pembiayaan operasional. Dana yang diperoleh oleh CMI dan MIM akan digunakan untuk pembelian kapal dan pembiayaan operasional.
Kedua, sekitar Rp 1,5 triliun akan disalurkan Perseroan melalui penyetoran modal kepada Perusahaan Anak Perseroan yang termasuk dalam pilar bisnis pelabuhan dan penyimpanan, yaitu CSP, yang kemudian seluruhnya akan disalurkan kembali melalui penyertaan modal ke CCP. Adapun dana yang diperoleh oleh CCP akan digunakan untuk keperluan pembuatan tangki penyimpanan, pipa saluran ethylene dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya.
Pilar Bisnis
CDIA saat ini berupaya memaksimalkan pemanfaatan aset yang ada dan memiliki beberapa jalur pertumbuhan untuk memperluas kapasitasnya, termasuk melalui proses merger dan akuisisi. Grup Perseroan beroperasi melalui empat pilar bisnis utama:
Pilar Energi: Melalui Perusahaan Anak yaitu KCE, CDIA menyediakan suplai tenaga listrik di area KIK Cilegon, Banten, melayani 216 pelanggan industri, bisnis, sosial, dan pemerintah, serta 1.609 pelanggan rumah tangga. KCE juga memiliki kompetensi utama dalam operasi dan pemeliharaan (O&M), engineering procurement construction (EPC), instalasi jaringan listrik, serta perbaikan dan overhaul. Pilar ini memberikan kontribusi sebesar 73,26% terhadap pendapatan bersih Perseroan pada tahun 2024.
Pilar Logistik: CDIA, melalui Perusahaan Anak yaitu CSI dan MIM, melakukan ekspansi signifikan dalam bisnis logistik dengan menyediakan jasa perkapalan untuk industri petrokimia, gas, dan minyak bumi. Perseroan memiliki 7 (tujuh) kapal pengangkut bahan kimia dan gas dengan kapasitas berkisar 5.000 – 8.600 DWT. Selain itu, Perseroan melalui SBL, entitas terasosiasi, menyediakan jasa logistik darat (antar pulau, angkutan laut, ekspor impor, kepabeanan, dan manajemen pergudangan) dengan mengelola 155 unit armada truk pada tahun 2025. Pilar ini memberikan kontribusi sebesar 5,50% terhadap pendapatan bersih Perseroan pada tahun 2024.
Pilar Kepelabuhan dan Penyimpanan: Perseroan melalui Perusahaan Anak yaitu RPU, menyediakan jasa operasi pelabuhan seperti bongkar muat barang dan jasa penyimpanan berupa sewa tangki untuk produk kimia dan minyak bumi, serta fasilitas dermaga yang mampu menangani kapal besar. Layanan ini mendukung efisiensi logistik maritim serta layanan pengangkutan dan distribusi produk ke pelanggan akhir. Pilar ini memberikan kontribusi sebesar 4,67% terhadap pendapatan bersih Perseroan pada tahun 2024.
Pilar Air: Perseroan melalui Perusahaan Asosiasi yaitu KTI, menjalankan kegiatan usaha di bidang penyediaan dan pengelolaan air bersih. Air baku untuk pengolahan diambil dari Sungai Cidanau dan Sungai Cipasauran. Pilar Air memberikan kontribusi sebesar 16,58% terhadap laba bersih Perseroan pada tahun 2024.
Selanjutnya: Kemenkeu Bidik Potensi Pajak Ribuan Triliun dari Shadow Economy, Satgassus Dikerahkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News