InvesYuk

Bitcoin Bertahan di Level US$ 94.000 Setelah Reli, Outlook Masih Solid?

Bitcoin Bertahan di Level US$ 94.000 Setelah Reli, Outlook Masih Solid?

MOMSMONEY.ID - Harga Bitcoin bertahan di level US$ 94.000, setelah reli belakangan ini. Otot raja aset kripto ini solid meski mulai berkembangnya sentimen negatif dari data ekonomi AS yang melemah dan meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan.

Mengutip coinmarketcap.com, Rabu (30/4) pukul 14.50 WIB, harga Bitcoin diperdagangkan di US$ 94.950. Dalam tujuh hari terakhir, harga BTC naik 1,24%.

Di sisi makroekonomi, Indeks Manufaktur Dallas Fed anjlok  ke -35,8 dari -16,3 pada bulan sebelumnya, mencatatkan level terburuk sejak pandemi Covid-19 mengguncang ekonomi dunia pada Mei 2020. Penurunan disinyalir karena ketidakpastian meningkat akibat kebijakan tarif Presiden Trump terhadap China. Kondisi ini memperburuk kekhawatiran pasar tentang prospek pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

Di tengah situasi AS tersebut, Pakistan mengklaim bahwa India sedang mempersiapkan serangan militer ke wilayahnya, menyusul insiden teror yang menewaskan 26 orang di Kashmir pekan lalu. Bentrokan di perbatasan antara kedua negara tersebut semakin memperkeruh sentimen risiko global.

Fahmi Almuttaqin, analis kripto di Reku, mengatakan, ketahanan Bitcoin di tengah tekanan makroekonomi dan geopolitik, memperkuat pandangan bahwa Bitcoin semakin dipandang sebagai aset lindung nilai yang solid, serupa dengan emas.

“Jika tren ini terus berlanjut, Bitcoin berpotensi menarik arus modal lebih besar dari investor yang mencari perlindungan dari ketidakpastian global,” kata Fahmi dalam siaran pers, Rabu (30/4).

Baca Juga: Harga Emas Turun Dua hari, Ketegangan Perang Dagang Mereda

Namun, rilis data inflasi PCE AS yang akan dirilis pekan ini akan menjadi agenda yang diantisipasi oleh para investor. Meskipun kemungkinan The Fed menahan suku bunga pada pertemuan 7 Mei, Fahmi menduga, tingkat inflasi yang lebih tinggi mungkin akan meningkatkan kekhawatiran investor yang dapat berdampak pada kembali melemahnya pasar aset kripto.

Di sisi lain, laporan tenaga kerja AS yang akan dirilis pada 2 Mei juga akan menjadi data penting yang akan dipertimbangkan The Fed dalam mengambil keputusan. “Resiliensi sektor tenaga kerja menjadi salah satu faktor penting yang dapat turut mendukung kekuatan ekonomi di tengah belum pastinya dampak kebijakan tarif yang ada saat ini,” imbuh Fahmi.

Strategi potensial 

Outlook harga Bitcoin yang cukup positif menjadikannya cocok dijadikan pilihan, baik bagi  investor pemula maupun yang sudah berpengalaman.

Menurut Fahmi, investor berpengalaman mungkin telah memiliki strategi pengelolaan portofolio yang baik dengan mengintegrasikan aset kripto seperti Bitcoin.

"Sedangkan bagi  investor pemula, mencoba mengeksplorasi komposisi yang tepat seperti menggunakan strategi akumulasi seperti Dollar Cost Averaging (DCA) mungkin menjadi opsi yang cukup nyaman untuk diambil," saranya. 

Bagi investor yang memiliki toleransi lebih tinggi terhadap risiko, lanjut Fahmi, altcoin dengan naratif-naratif yang menarik bisa menjadi pilihan diversifikasi lebih untuk mengoptimalkan potensi keuntungan di masa depan.

Selanjutnya: Mengenal Arti May Day Setiap 1 Mei, Sejarah, dan Perkembangan di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News