InvesYuk

Bitcoin Tembus Level US$ 81.000 untuk Pertama Kalinya, Rekor Tertinggi Anyar

Bitcoin Tembus Level US$ 81.000 untuk Pertama Kalinya, Rekor Tertinggi Anyar

MOMSMONEY.ID - Bitcoin untuk pertama kalinya menembus level US$ 81.000 pada Senin (11/11). Ini artinya, kripto pemegang kapitaliasi pasar terbesar ini kembali memperbarui rekor harga tertinggi sepanjang masa alias all time high.

Mengutip coinmarketcap.com, harga Bitcoin menyentuh US$ 81.858 atau setara Rp 1,28 miliar pada hari ini (11/11) pukul 10.30 WIB. Bitcoin mengukir rekor harga tertinggi anyar, sebelum melandai di sekitar US$ 81.119 pada pukul 12.30 WIB. 
 
Meski turun dari rekor puncaknya, namun dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin masih naik lebih dari 2%. 
 
Bitcoin melonjak melewati US$ 81.000 didorong katalis terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS. Pasalnya, ini membuka prospek adanya anggota Kongres yang pro terhadap aset kripto. Kemenangan Trump disambut meriah oleh industri aset digital, yang menghabiskan lebih dari US$ 100 juta untuk mendukung sejumlah kandidat yang pro-kripto.
 
Trump dalam kampanye berjanji menempatkan AS sebagai pusat industri aset digital. Sikap Trump kontras dengan tindakan keras terhadap aset digital di bawah Presiden Joe Biden. 
 
 
Bukan cuma Bitcoin, sentimen bullish juga mengangkat harga koin yang lebih kecil, termasuk Dogecoin, meme koin yang dipromosikan oleh Elon Musk, pendukung Trump.
 
"Dengan kemenangan Trump, hanya masalah waktu sebelum kenaikan terjadi, mengingat persepsi Trump yang pro-kripto. Itulah yang kita lihat sekarang," kata Le Shi, Direktur Pelaksana Hong Kong di Auros, melansir Bloomberg, Senin.
 
Tahun ini, harga Bitcoin naik fantastis melebihi 90%. Kenaikan tajam didorong permintaan yang kuat untuk produk ETF Spot Bitcoin dan pemotongan suku bunga The Fed. Kripto terpopuler ini bahkan mengukir rekor tertinggi setelah pemungutan suara di AS. Performa Bitcoin melampaui kinerja aset investasi populer, seperti saham dan emas.
 
Richard Garvin, founder DACM, perusahaan investasi yang fokus pada kripto, mengatakan bahwa sebagian besar institusi mengurangi risiko jelang pemilihan umum, dan kini kembali masuk pasca-kemenangan Trump, sehingga menciptakan dorongan pembelian.
 
"Ini kemungkinan akan berlangsung untuk beberapa waktu mendatang," taksir Garvin, seperti dilansir Bloomberg, Senin.

Selanjutnya: Pantang Nasi? Ini 7 Makanan Pengganti Nasi yang Rendah Glukosa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News