MOMSMONEY.ID – Mau investasi di tahun 2024 ini? Nah, sebelum moms mengatur portofolio investasi di tahun Naga Kayu ini, Anda harus menyimak proyeksi ekonomi untuk menentukan strategi investasi di tahun ini dari BNI Sekuritas. Soalnya, ekonomi sangat berpengaruh terhadap imbal hasil investasi lho.
SEVP Research BNI Sekuritas Erwan Teguh mengatakan, memasuki tahun 2024, optimisme pasar akan kembali naik. Kekhawatiran terhadap inflasi dan resesi mulai mereda, dengan proyeksi pertumbuhan yang diharapkan akan kembali normal seiring dengan tren sebelum pandemi.
“China tetap menjadi perhatian khusus dengan banyaknya konsensus yang pesimis terkait risiko sektor properti, tantangan demografis, dan restrukturisasi rantai pasokan global. Meskipun demikian, hubungan AS-China mungkin telah mencapai titik terendahnya, dan risiko tinggi geopolitik tercermin dalam konflik Israel-Gaza yang berpotensi meluas,” ungkap Erwan.
Baca Juga: Outlook Investasi 2024 dari Standard Chartered
Pertumbuhan PDB Indonesia juga diperkirakan kembali ke normalisasi sekitar 5%, dengan risiko inflasi yang mungkin meningkat karena fenomena cuaca El-Nino. Namun, Tim makroekonomi BNI Sekuritas memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan melakukan pemotongan suku bunga sebesar 50 bps pada akhir 2024 sebagai langkah dalam mendukung pertumbuhan.
Proyeksi pertumbuhan agregat laba bersih diperkirakan sebesar 8% hingga 11% pada FY24F, didorong oleh sektor konsumen dan keuangan, dengan risiko penurunan masih berasal dari perusahaan komoditas.
Di sisi lain, BNI Sekuritas menilai bahwa IHSG akan hijau di tengah gejolak politik Indonesia mengingat akan terjadinya pesta demokrasi pada Februari 2024. Selama ini dampak politik dan pemilu Indonesia memberikan hasil positif, sehingga pasar dipercaya juga akan positif tapi penuh kehati-hatian.
Di samping itu, fondasi yang kokoh dalam struktur negara serta dorongan global yang kuat menuju energi terbarukan dan/atau kendaraan listrik telah mengakibatkan banyak perusahaan yang berfokus pada tema tersebut mencari pendanaan dengan tepat waktu.
BNI Sekuritas memperkirakan potensi penurunan JCI (Indeks Harga Saham Gabungan) pada angka 6600, sementara potensi kenaikan bisa mencapai 8400. Hal ini terutama bergantung pada dua hasil keputusan dari Federal Reserve (Fed) terkait suku bunga. Pertama, tidak ada penurunan suku bunga, dan kedua, terjadi penurunan suku bunga yang berhasil mencegah terjadinya resesi di Amerika Serikat.
Baca Juga: Harga Emas Spot Bergerak Volatil Respons Data Ekonomi AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News