MOMSMONEY.ID - Moms, kita jangan sampai terlewat kondisi pasar dan ekonomi saat ini. Karena perkembangan ekonomi dan kondisi pasar dapat berubah akibat kejadian yang tidak terduga. Hal ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk kelas aset.
Misalnya, ketika pandemi COVID-19 mengakibatkan banyak perusahaan mengalami kerugian bahkan kebangkrutan. Kinerja perusahaan yang mulai menurun mengakibatkan penurunan pada harga saham perusahaan terutama yang bergerak di sektor travel dan consumer. Sebaliknya, ada beberapa perusahaan yang justru diuntungkan dengan adanya pandemi seperti perusahaan yang bergerak di sektor healthcare.
Contoh lainnya, perang Rusia-Ukraina di tahun 2022 membuat harga komoditas naik signifikan sehingga harga saham perusahaan yang bergerak di sektor energi dan komoditas turut diuntungkan. Namun, di sisi lain, kondisi tersebut menyebabkan terjadinya inflasi sehingga bank sentral mulai menaikkan suku bunga secara signifikan. Alhasil, harga obligasi turun secara drastis.
Lalu bagaimana cara menghadapi kondisi pasar yang selalu berubah tak menentu? Menurut PT Bank Central Asia Tbk (BCA), portofolio investasi yang terkonsentrasi hanya di satu instrumen tertentu saja mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan portofolio yang terdiversifikasi ke beberapa instrumen investasi yang berbeda. Karena setiap instrumen investasi digerakkan oleh faktor yang berbeda-beda, potensi keuntungan dari satu instrumen bisa menutupi atau bahkan melampaui kerugian yang terjadi di instrumen lainnya.
Baca Juga: Adira Finance Punya Fasilitas Dana Tunai Dengan Plafon Hingga Rp 500 Juta
Untuk itu, Anda perlu melakukan diversifikasi. Kapan Diversifikasi Perlu Dilakukan? Diversifikasi perlu dilakukan terutama ketika:
1. Kondisi ketidakpastian ekonomi dan pasar relatif tinggi
2. Portofolio investor terlalu terkonsentrasi di aset tertentu saja
3. Jumlah dana yang dialokasikan untuk investasi besar
Sederhananya, diversifikasi bertujuan untuk mengoptimalkan alokasi portofolio dengan cara memaksimalkan total return sambil meminimalisir risiko ketika pergerakan pasar tidak dapat diprediksi.
Baca Juga: Berikut Syarat Kredit Motor di BCA
Menerapkan diversifikasi dalam berinvestasi bisa dilakukan dengan membeli reksa dana. Tiap jenis reksa dana menjawab bentuk diversifikasi yang berbeda-beda. Diantaranya :
- Reksa dana campuran menjawab strategi diversifikasi karena terdiri dari berbagai kelas aset yakni pasar uang, obligasi, maupun saham sekaligus. Berbagai kelas aset ini akan saling tambal silang, misalnya bila pasar obligasi terkoreksi dan kondisi pasar saham justru sedang naik maka risiko kerugian investor dari obligasi dapat ditutupi dari potensi kenaikan sahamnya.
- Selain reksa dana campuran, pembelian reksa dana lainnya juga menjawab strategi diversifikasi dari segi sektor industri dan jangka waktu.
- Reksa dana pasar uang menjawab strategi diversifikasi dari aspek sektor industri karena terdiri dari beberapa jenis perusahaan meskipun sama-sama berisikan produk deposito/kelas aset pasar uang.
- Reksa dana saham mendiversifikasikan investasi ke kelas aset saham dari beberapa perusahaan yang bergerak di sektor yang berbeda dan memiliki kapitalisasi pasar yang berbeda pula.
- Reksa dana pendapatan tetap mendiversifikasikan investasi di kelas aset obligasi dengan berbagai seri, mulai dari tenor pendek hingga panjang.
Diversifikasi tidak menghilangkan melainkan hanya meminimalisir risiko kerugian investor. Kerugian tetap dapat terjadi seandainya pergerakan kelas aset seluruhnya mengalami koreksi. Oleh karena itu, penting untuk selalu up to date dengan kondisi ekonomi terkini dan bijak dalam memilih produk investasi.
Sudah semakin mengertikan strategi untuk memaksimalkan investasi kamu? Ayo diversifikasikan investasi kamu dengan berbagai pilihan produk investasi yang tersedia di Welma myBCA!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News