MOMSMONEY.ID - Penyakit kulit psoriasis bisa muncul karena stres. Oleh karena itu, selain obat-obatan, menghindari stress bisa menjadi penanganan yang tepat.
Psoriasis adalah penyakit kulit autoimun kronis yang ditandai dengan peradangan pada kulit. Ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru mengidentifikasi sel-sel kulit sebagai ancaman dan memicu produksi sel kulit yang berlebihan.
Hasilnya, sel-sel kulit mati menumpuk di permukaan kulit dan membentuk bercak kemerahan yang disebut plak.
Gejala dari psoriasi diantaranya bercak dapat muncul di kulit kepala, siku, lutut, punggung, dan sendi lainnya. Warna bercak merah dan tebal dengan sisik putih atau perak.
Lantas, gatal dan perih di sekitar bercak kulit. Biasanya, bercak tersebut kering yang mudah pecah atau berdarah.
Baca Juga: Agustus Diperingati Sebagai Bulan Kesadaran Gastroparesis, Yuk Kenali Gejalanya
Menurut Swestia Jackqueline, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin yang berpraktek di RS Mentari Tangerang, belum ada penyebab pasti dari psoriasi ini. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi risiko orang mengidap penyakit ini.
Pertama, faktor genetik. Psoriasis memiliki kecenderungan dapat tejadi karena hubungan keluarga, menunjukkan adanya faktor genetik yang kuat.
Kedua, sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif. Gangguan dalam sistem kekebalan tubuh menyebabkan respons inflamasi yang berlebihan, memicu perkembangan psoriasis.
Ketiga, bisa didorong faktor lingkungan. "Beberapa kondisi lingkungan, seperti stres, infeksi, atau luka pada kulit, dapat memicu timbulnya atau memperburuk psoriasis pada individu yang rentan," kata Swestia.
Penyakit ini tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Tapi, ada yang bisa dilakukan untuk menangani yaitu penggunaan krim topikal.
Ini merupakan krim kortikosteroid, krim retinoid, dan krim yang mengandung salisilat dapat membantu mengurangi peradangan dan menghilangkan sisik pada bercak psoriasis ringan.
Baca Juga: Bisa Dicoba Moms, Ini Daftar Makanan untuk Menjaga Kesehatan Jantung
Penanganan lainnya adalah terapi fototerapi. Swestia mengatakan, paparan sinar ultraviolet A (UVA) atau sinar ultraviolet B (UVB) terkontrol dapat membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan kondisi kulit.
Selanjutnya, bisa dengan obat-obatan sistemik. Dalam kasus psoriasis yang lebih parah, dokter mungkin meresepkan obat-obatan sistemik, seperti metotreksat, siklosporin, atau obat biologis, untuk menekan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi peradangan.
Namun, yang bisa dilakukan sendiri sebenarnya adalah mengelola stres. "Stres dapat memperburuk psoriasis. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan baik melalui meditasi, olahraga, atau terapi relaksasi," kata Swestia.
Terakhir, mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Di antaranya dengan makan seimbang, berolahraga teratur, dan menghindari kebiasaan merokok juga minum alkohol berlebihan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita psoriasis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News