MOMSMONEY.ID - Apakah kucing bisa rabies? Tak banyak yang tahu bahwa kucing bisa terkena rabies seperti anjing.
Lalu bagaimana cara mengetahui kucing bisa terkena rabies? Dan apa yang harus dilakukan kucing rabies?
Jawabannya ada di artikel ini. Ada beberapa ciri-ciri kucing terkena rabies yang perlu Anda ketahui.
Salah satu ciri kucing rabies yaitu adanya perubahan perilaku pada kucing. Kucing juga bisa mengalami rabies apabila tidak dilakukan perawatan yang serius.
Baca Juga: Cara Memandikan Kucing Tanpa Kena Cakaran, Begini Tipsnya
Mengutip Hewania, berikut ini ciri kucing rabies yang dapat Anda perhatikan.
1. Perhatikan luka gigitan
Sebelum mengetahui tanda-tanda rabies, kamu perlu melihat adanya luka gigitan pada kucing.
Bisa jadi luka gigitan ini berasal dari berbagai macam kemungkinan.
Mulai dari hewan liar seperti kelelawar, kucing lain hingga anjing.
Kamu perlu berkonsultasi kepada dokter hewan apabila melihat bekas luka gigitan pada kucing.
2. Menunjukkan perubahan perilaku
Tanda-tanda rabies pada kucing yaitu adanya perubahan perilaku kucing.
Biasanya kucing akan terlihat lesu, nafsu makan berkurang, dan demam.
3. Marah-marah
Setelah tanda-tanda di atas, kucing yang terkena rabies menjadi sangat agresif dan lebih sering marah-marah.
4. Kelumpuhan
Kucing yang mengalami rabies akan berakhir lumpuh. Laring pada kucing akan melemah sehingga mereka tidak bisa menelan atau bersuara.
Baca Juga: Kucing Tertabrak Mobil, Simak Cara Mengatasi dan Panduan Pertolongan Pertama
Hal ini akan membuat mulut kucing berbusa karena kucing tidak bisa menelan air liur.
Oleh karena itu, Anda perlu memberikan vaksin secara rutin kepada kucing peliharaan. Ada beberapa vaksin yang dapat Anda berikan kepada kucing.
1. Feline Panleukopenia (Feline Distempe)
Vaksin ini bertujuan untuk menangkal penyakit feline panleukopenia yang dapat menginfeksi kucing.
Virus ini juga dikenal dengan istilah parvovirus atau infeksi enteritis kucing yang dapat menyebabkan gastroenteritis sehingga kucing dapat terkena penyakit kronis hingga meninggal dunia.
2. Feline Herpes (FVH-1)
Virus ini dikenal juga sebagai feline rhinotracheitis yang menyebabkan gejala infeksi saluran pernapasan atas yang parah.
Vaksin ini bertujuan untuk melindungi kucing dari penyakit tersebut. Kucing akan mendapatkan vaksin ini pada usia 12 minggu.
3. Feline Calicivirus (FCV)
Feline Calicivirus mengandung sejumlah strain virus yang menyebabkan gangguan infeksi saluran pernapasan bagian atas, seperti bersin, ingus, dan ulserasi mulut.
Vaksin ini biasanya dikombinasikan dengan vaksin sebelumnya atau dapat diberikan ketika kucing telah berusia 16 minggu.
Baca Juga: Cara Mengatasi Kucing Keracunan, Segera Lakukan Panduan Cepat Ini
4. Rabies
Kucing yang terinfeksi rabies setelah 2 bulan, akan menyebabkan gejala-gejala yang parah, disorientasi, dan kematian yang berlangsung dengan cepat.
Vaksin rabies sebenarnya tidak termasuk dalam vaksin dasar atau vaksin inti, tetapi vaksin ini diwajibkan oleh undang-undang di sebagian besar wilayah karena pernah menimbulkan wabah besar.
Di Indonesia, wabah rabies pernah menyerang di sekitar tahun 1977-1978 dengan 142 kasus dan tahun 1979-1983 dengan 298 kasus.
5. Vaksin Non-Inti
Vaksin non-inti adalah vaksin tambahan yang diberikan kepada kucing untuk beberapa alasan dan sesuai dengan petunjuk dokter.
Ya, itulah beberapa penjelasan mengenai apakah kucing bisa rabies. Kesimpulannya, kucing bisa terkena rabies untuk itu pemilik perlu melakukan pemeriksaan rutin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News