MOMSMONEY.ID - Mari mengenal apa itu resistensi insulin serta gejala dan penyebabnya di sini!
Resistensi insulin adalah penurunan sensitivitas insulin, kondisi di mana sel-sel di otot, lemak, dan hati tidak merespons insulin dengan baik.
Insulin adalah hormon penting yang diproduksi oleh pankreas untuk mengatur kadar gula darah. Kondisi resistensi insulin bisa bersifat sementara atau kronis, dan dalam beberapa kasus, dapat diatasi dengan pengobatan.
Melansir dari Cleveland Clinic, secara normal, insulin bekerja dengan cara berikut:
- Tubuh memecah makanan menjadi glukosa, yang merupakan sumber energi utama.
- Glukosa memasuki aliran darah, memberi sinyal kepada pankreas untuk melepaskan insulin.
- Insulin membantu glukosa masuk ke dalam sel otot, lemak, dan hati agar dapat digunakan sebagai energi atau disimpan untuk cadangan.
- Ketika glukosa sudah cukup di sel-sel tubuh, kadar gula darah menurun, sehingga pankreas berhenti memproduksi insulin.
Baca Juga: 5 Manfaat Minum Air Nanas untuk Kesehatan Tubuh, Apa Sajakah Itu?
Namun, pada kondisi resistensi insulin, sel-sel otot, lemak, dan hati tidak merespons insulin dengan baik sehingga tidak bisa mengambil glukosa dari darah secara efisien.
Akibatnya, pankreas harus memproduksi lebih banyak insulin untuk menjaga kadar gula darah tetap normal.
Selama pankreas dapat menghasilkan insulin dalam jumlah cukup, kadar gula darah masih dapat dijaga dalam batas sehat.
Tetapi, jika resistensi insulin semakin parah, kadar gula darah dapat meningkat (hiperglikemia), yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan pradiabetes dan diabetes tipe 2.
Gejala Resistensi Insulin
Setelah tahu apa itu resistensi insulin, mari ketahui gejalanya. Jika tubuh Anda mengalami resistensi insulin, tetapi pankreas mampu memproduksi lebih banyak insulin untuk menjaga gula darah tetap normal, biasanya tidak ada gejala yang muncul.
Namun, seiring waktu, resistensi insulin bisa memburuk, dan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin bisa kelelahan.
Akhirnya, pankreas tidak dapat lagi menghasilkan cukup insulin untuk mengatasi resistensi ini, sehingga gula darah meningkat (hiperglikemia) dan menyebabkan gejala-gejala tertentu.
Gejala gula darah tinggi termasuk:
- Rasa haus yang meningkat
- Sering buang air kecil
- Rasa lapar yang meningkat
- Penglihatan kabur
- Sakit kepala
- Infeksi pada kulit atau area tubuh lainnya
- Luka yang sulit sembuh
Banyak orang tidak menunjukkan gejala saat mengalami pradiabetes dan baru menyadarinya setelah kondisi ini berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Beberapa tanda pradiabetes bisa meliputi kulit yang gelap di ketiak atau leher (disebut acanthosis nigricans), munculnya kutil kecil di kulit, dan perubahan pada mata yang dapat memicu retinopati terkait diabetes.
Baca Juga: Berikut Sayuran yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Diabetes
Penyebab Resistensi Insulin
Beberapa gen tertentu membuat seseorang lebih rentan mengalami resistensi insulin, terutama dengan bertambahnya usia.
Namun, beberapa faktor utama penyebab resistensi insulin adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan Lemak Tubuh
Obesitas, terutama lemak berlebih di perut (lemak visceral), menjadi penyebab utama resistensi insulin. Lingkar pinggang yang besar (40 inci atau lebih pada pria, 35 inci atau lebih pada wanita) sering dikaitkan dengan resistensi insulin.
Lemak perut menghasilkan hormon dan zat yang bisa menyebabkan peradangan dalam tubuh, yang dapat memperburuk resistensi insulin.
2. Kurangnya Olahraga
Olahraga membantu tubuh lebih sensitif terhadap insulin dan membangun otot yang bisa menyerap glukosa.
Sebaliknya, kurangnya olahraga membuat tubuh cenderung resisten terhadap insulin serta dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang juga berkontribusi pada resistensi insulin.
Baca Juga: Mengulik Fakta, Lebih Sehat Air Galon atau Air Rebusan?
3. Pola Makan Tidak Sehat
Makanan tinggi karbohidrat olahan dan lemak jenuh bisa mempercepat resistensi insulin. Karbohidrat olahan meningkatkan gula darah dengan cepat, sehingga memberi tekanan ekstra pada pankreas untuk menghasilkan insulin lebih banyak. Kebiasaan ini bisa berujung pada resistensi insulin.
4. Obat-obatan Tertentu
Beberapa obat dapat meningkatkan risiko resistensi insulin, seperti steroid, beberapa obat tekanan darah, obat untuk perawatan HIV, dan beberapa obat psikiatri.
5. Gangguan Hormonal
Tubuh kita memproduksi hormon yang mengatur banyak fungsi tubuh dan masalah dengan hormon tertentu bisa memengaruhi kerja insulin. Beberapa kondisi hormonal yang dapat menyebabkan resistensi insulin termasuk:
- Sindrom Cushing: Terjadi saat tubuh memiliki kadar kortisol berlebih (hormon stres) yang mengganggu efek insulin.
- Akromegali: Kadar hormon pertumbuhan (GH) yang tinggi dapat meningkatkan produksi glukosa, sehingga menyebabkan resistensi insulin.
- Hipotiroidisme: Produksi hormon tiroid yang rendah dapat memperlambat metabolisme glukosa, yang juga meningkatkan risiko resistensi insulin.
Baca Juga: Catat! Inilah Daftar Buah Paling Bagus untuk Asam Lambung
6. Kondisi Genetik
Beberapa kondisi genetik langka yang sudah ada sejak lahir dapat menyebabkan resistensi insulin, seperti:
- Sindrom Resistensi Insulin Tipe A: Kondisi ini biasanya tidak tampak hingga pubertas dan tidak mengancam nyawa.
- Sindrom Rabson-Mendenhall: Kondisi ini muncul sejak lahir dan sering menyebabkan komplikasi serius yang berhubungan dengan diabetes pada usia remaja atau awal 20-an.
- Sindrom Donohue: Penyakit langka ini membuat bayi sulit tumbuh dengan baik, dan kebanyakan anak dengan kondisi ini tidak bertahan hidup lebih dari usia dua tahun.
Ada juga kondisi genetik lain yang dapat menyebabkan resistensi insulin, seperti distrofi miotonik, sindrom Alström, sindrom Werner, dan lipodistrofi bawaan.
Kondisi-kondisi ini mengganggu metabolisme tubuh atau fungsi hormon, sehingga tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik.
Nah, demikianlah ulasan lengkap terkait apa itu resistensi insulin serta gejala dan penyebabnya. Semoga bermanfaat, ya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News