HOME, Keluarga

Anak Susah Makan? Begini Cara Mengatasinya

Anak Susah Makan? Begini Cara Mengatasinya

MOMSMONEY.ID - Makan merupakan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk memenuhi gizi dan nutrisi harian. Tidak boleh telat, kegiatan yang satu ini harus rutin dilakukan pada jam-jam yang seharusnya.

Melansir Hello Sehat, sering telat makan dapat menyebabkan sulit berkonsentrasi, mudah lelah, mampu membuat porsi makan bertambah banyak, meningkatkan risiko tungkak lambung, memperparah gejala sindrom iritasi usus, meningkatkan risiko diabetes, menambah berat badan, hingga gampang sakit.

Selain sibuk, telat makan juga bisa terjadi karena tidak nafsu makan.

Bagi orang dewasa, permasalahan telat makan tentu akan lebih mudah ditangani mengingat adanya kesadaran dari diri sendiri.

Namun, hal tersebut akan terasa lebih sulit jika yang enggan untuk makan adalah bayi atau anak-anak.

Merangkum dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, berikut penjelasan tentang anak yang susah makan beserta solusi yang bisa para orang tua terapkan untuk mengatasi susah makan pada anak.

Baca Juga: 5 Makanan dan Minuman yang Berisiko Merusak Gigi Anak

Penyebab susah makan pada anak

Faktor penyebab susah makan pada anak sangatlah beragam. Anak yang susah makan bisa disebabkan karena adanya penyakit atau kelainan organik, interaksi biologis, hingga faktor lingkungan khususnya keluarga.

Susah makan pada anak juga bisa terjadi karena terganggunya proses makan akibat gigi, geligi, dan mulut yang bermasalah. Bisa juga karena kemampuan menelan yang kurang baik dan adanya gangguan neurologis pada anak.

Adapun penyebab susah makan pada anak yang paling sering dijumpai yakni pemberian nutrisi yang kurang tepat pada komposisi makanan, tekstur maupun tata cara pemberiannya.

Tak jarang ditemui orang tua yang memaksa anaknya untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang mereka anggap baik seperti minuman herbal. Padahal, si anak tidak mau.

Faktanya, paksaan-paksaan yang demikian justru dapat menimbulkan trauma mendalam pada psikologis anak. Jika sudah trauma, anak pun akan menjadi semakin susah makan.

Akibat jika anak susah makan berkepanjangan

Susah makan berkepanjangan pada anak dapat menimbulkan berbagai dampak yang merugikan bagi mereka.

Jika terus-terusan susah makan, asupan kalori yang dibutuhkan anak akan menurun sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak pun bisa terganggu.

Anak yang susah makan berat badannya akan cenderung tetap atau bahkan turun. Selain itu, susah makan pada anak juga dapat memengaruhi tinggi badan dan status gizi mereka.

Cara mengatasi susah makan pada anak

Terdapat beberapa hal yang bisa orang tua lakukan untuk mengatasi susah makan pada anak.

Berikut beberapa cara menangani kesulitan makan pada anak sesuai dengan Feeding Rules menurut Bonnin dalam tulisannya yang berjudul Feeding Problems of Infants and Toddlers:

1. Jadwal

  • Jadwal makanan utama dan makanan selingan (camilan) yang teratur.
  • Pemberian makan sebaiknya tidak lebih dari 30 menit.
  • Tidak menawarkan camilan lain saat anak sedang makan, kecuali minum.

2. Lingkungan

  • Lingkungan yang menyenangkan (tidak boleh ada paksaan untuk makan).
  • Siapkan serbet untuk alas makan agar tidak berantakan.
  • Tidak ada distraksi (mainan, televisi, perangkat permainan elektronik) saat makan.
  • Tidak memberikan makanan sebagai hadiah.

3. Prosedur

  • Beri makanan dalam porsi kecil.
  • Berikan makanan utama dulu, baru diakhiri dengan minum.
  • Dorong anak untuk makan sendiri.
  • Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan kepala, atau pun menangis), tawarkan kembali makanan secara netral yaitu tanpa membujuk atau memaksa.
  • Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri proses makan pada saat itu juga.
  • Hanya boleh membersihkan mulut anak jika anak sudah benar-benar selesai makan.

Apabila anak tetap susah makan walaupun Moms sudah menerapkan Feeding Rules, maka sangat disarankan bagi Moms untuk berkonsultasi secara langsung kepada ahli gizi atau dokter spesialis anak terdekat.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News