Pendidikan

Akan Ada Mesin RVM Pengolah Sampah di SMAN 2 Sukabumi

Akan Ada Mesin RVM Pengolah Sampah di SMAN 2 Sukabumi

MOMSMONEY.ID - Seperti banyak kawasan urban lainnya di Indonesia, Kota Sukabumi  menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah. Berdasarkan data Dinas Lingkungan  Hidup (DLH) Kota Sukabumi di tahun 2024, produksi sampah mencapai 184,41 ton per hari  dengan perbandingan sampah organik dan anorganik yang mencapai 6:4.

Keterbatasan  kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) memperburuk kondisi timbunan sampah. Dengan  hanya satu TPA aktif, yaitu TPA Cikundul, yang sudah melebihi kapasitas, Sukabumi terancam  mengalami overload sampah dalam lima tahun ke depan, jika tidak ada perubahan sistem  pengelolaan sampah. 

Melihat hal ini, SMAN 2 Sukabumi berupaya melakukan pengelolaan yang lebih baik pada skala  lebih kecil dengan menerapkan pemilahan sampah, sekaligus melatih anak didik untuk terbiasa  dengan proses ini, agar bisa mereka terapkan di sepanjang kehidupan. Sayangnya, proses dan dampak dari inisiatif yang sempat dijalankan, ternyata belum sepenuhnya sesuai harapan.

Rachmat Mulyana, S.Pd., M.Hum Kepala Sekolah SMAN 2 Sukabumi membenarkan hal  tersebut. "Kami sudah mencoba menerapkan sistem pemilahan sampah di lingkungan sekolah  sebagai upaya peningkatan kesadaran pentingnya pengelolaan sampah. Upaya ini digerakkan  siswa sendiri dan masih dalam tahap awal. Sehingga dibutuhkan cara untuk mengembangkan  upaya pengelolaan sampahnya bisa berjalan efektif dan berkelanjutan,”ungkap Rachmat dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/7). 
 
Di tengah upaya mencari solusi ini, hadirlah, Ruswanto bersama  Sahabat Lingkungan  (Saling.id) ingin mencari jalan keluar dari isu yang sama. Tingginya jumlah sampah plastik yang  berakhir menggunung di TPA menjadi perhatian Saling.id. Perlu ada pemikiran khusus mengatasi  timbunan sampah yang semakin melimpah dari tahun ke tahun dengan cara mudah dan menarik  bagi masyarakat sehingga mereka bersedia melakukannya bersama, serta kesuksesannya  mudah direplikasi. Ruswanto dan timnya membuat terobosan yang diberi nama Your Waste Solution, sebuah sistem pengelolaan sampah dengan Reverse Vending Machine atau RVM.  

Baca Juga: Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum

“Tingginya angka sampah plastik di Sukabumi mendorong kami ingin mengubah cara  pengelolaannya. Pemilahan saja tidak cukup, karena tetap sebagian besar sampah plastik akan  berakhir di TPA. Melalui bantuan teknologi dan sistem insentif, kami bertekad menciptakan  kebiasaan baru masyarakat yang lebih ramah lingkungan,” ujar Ruswanto, pendiri Sahabat  Lingkungan (Saling.id). 

Mesin RVM yang pertama akan diletakkan di SMAN 2 Sukabumi untuk mendukung upaya daur  ulang sampah dan memastikan penggunaan RVM bisa optimal. “Sesuai dengan namanya, cara  kerja RVM seperti terbalik dari mesin penjual otomatis (vending machine) komersial umumnya. 

"Jika vending machine dioperasikan dengan memasukan uang, reverse vending machine  dioperasikan dengan memasukkan sampah kemasan plastik, dan pengoperasi akan mendapat  imbalan uang dalam bentuk uang digital. Sistem insentif ini diharapkan dapat mendorong siswa  dan guru untuk mendaur ulang sampah plastiknya dengan lebih konsisten,” papar Ruswanto. 

Sampah yang terkumpul melalui RVM akan dicacah dan kemudian diolah menjadi bahan untuk  menghasilkan produk baru. Melalui cara seperti ini, akan tercipta sistem ekonomi sirkular yang  mengedepankan keberlanjutan. Ruswanto menunjukkan bagaimana setiap kilogram plastik yang  terkumpul akan didaur ulang menjadi hiasan ruangan yang dapat dijual kembali. Kegiatan ini juga  membuka peluang ekonomi bagi warga sekitar dan mendukung kewirausahaan di daerah sekitar. 

Pendekatan keberlanjutan lingkungan melalui ekonomi sirkular mendorong masyarakat untuk memandang sampah bukan sebagai akhir dari siklus konsumsi, melainkan awal dari terciptanya  produk baru yang dapat dimanfaatkan ulang.   Pelaksanaan program Your Waste Solution merupakan salah satu dari tiga proyek iklim atau  Climate Action Project, yang menjadi bagian dari program global Climate Skills Program oleh  HSBC dan British Council dengan berkolaborasi bersama generasi muda dan sejumlah komunitas  lokal di Jawa Barat.

Program tersebut berfokus membekali anak muda dengan keterampilan dan  pengetahuan mengatasi tantangan iklim dengan pendekatan lokal yang inovatif. Selain di  Sukabumi, dua program lainnya dilakukan di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur  dengan inovasi ide untuk permasalahan lingkungan yang berbeda-beda, sesuai dengan kondisi  lingkungan di daerahnya masing-masing.

Country Director  British Council untuk Indonesia dan Asia Tenggara, Summer Xia,  menekankan pentingnya aksi nyata dalam menghadapi krisis iklim yang mengancam  keberlanjutan lingkungan. Menurutnya, generasi muda bisa menjadi motor penggerak  perubahan. “Krisis iklim membutuhkan lebih dari kesadaran, diperlukan keberanian dan tindakan  nyata. British Council, didukung HSBC, percaya bahwa bersama generasi muda, keberlanjutan  bisa diwujudkan lewat langkah konkret, bukan sekadar jargon. Program Your Waste Solution  adalah salah satu contohnya,” ujar Summer Xia.

Selanjutnya: Ini Cara Pikir yang Bisa Mengubah Individu Kelas Menengah Jadi Ke Atas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News