Keluarga

6 Kandungan Skincare yang Harus Dihindari Saat Skin Barrier Rusak

6 Kandungan Skincare yang Harus Dihindari Saat Skin Barrier Rusak

MOMSMONEY.ID - Skin barrier rusak? Simak 6 kandungan skincare yang harus dihindari saat skin barrier rusak.

Skin barrier berfungsi untuk menjaga kelembaban, mencegah kehilangan air transepidermal, dan melindungi kulit dari alergen atau mikroba.

Ketika skin barrier rusak, fungsinya akan menurun, sehingga, zat iritan lebih mudah memasuki kulit dan memicu peradangan.

Baca Juga: Pilihan Susu yang Aman Diminum oleh Penderita Kolesterol Tinggi

Memperbaiki skin barrier rusak memerlukan pendekatan yang lembut dan menghindari pemicu yang memperparah kondisi. Ada 6 kandungan skincare yang harus dihindari saat skin barrier rusak.

Melansir PubMed dan Healthline, berikut daftarnya:

1. Sodium lauryl sulfate (SLS)

Kandungan skincare yang harus dihindari saat skin barrier rusak yang pertama adalah sodium lauryl sulfate (SLS).

SLS adalah jenis surfaktan yang efektif untuk menghapus minyak. Kekurangannya, SLS bisa merusak lipid stratum corneum, meningkatkan kehilangan air, dan memicu iritasi atau eksposur mikroba.

Studi biofisika dan eksperimental menunjukkan bahwa SLS dapat memperburuk disfungsi skin barrier. Sebaiknya, hindari produk yang mengandung SLS saat skin barrier sedang rusak.  

2. Alkohol denat

Kandungan skincare yang harus dihindari saat skin barrier rusak yang kedua adalah alkohol denat.

Alkohol denat dapat menguapkan minyak alami kulit dan memperparah kekeringan. Alkohol denat juga bisa menimbulkan iritasi pada skin barrier yang sudah lemah.

Produk yang mengandung alkohol denat dengan konsentrasi tinggi bisa membuat kulit terasa “ketarik” dan memperlambat pemulihan. 

3. Pewangi

Kandungan skincare yang harus dihindari saat skin barrier rusak yang ketiga adalah pewangi.

Pewangi atau fragrance adalah salah satu penyebab dermatitis kontak alergi dan iritasi, terutama pada kulit sensitif atau skin barrier yang rusak.

Eksposur berulang terhadap scented leave-on products dapat meningkatkan risiko dermatitis kontak alergi. Jadi, hindari produk yang mengandung pewangi atau essential oil selama fase pemulihan skin barrier.  

Baca Juga: Jangan Minum Es Teh Setelah Makan ya, Ini Dampaknya Kata Ahli

4. AHA dan/atau BHA

Kandungan skincare yang harus dihindari saat skin barrier rusak yang keempat adalah AHA dan/atau BHA.

Agen eksfoliasi seperti AHA dan BHA dapat mempercepat pengelupasan lapisan korneum. Saat skin barrier rusak, penggunaan AHA dan BHA bisa menimbulkan erosi lebih dalam, sensitivitas, serta peradangan kulit berkepanjangan.

Sebaiknya, hindari penggunaan produk yang mengandung AHA dan/atau BHA hingga skin barrier benar-benar pulih.  

5. Retinoid

Kandungan skincare yang harus dihindari saat skin barrier rusak yang kelima adalah retinoid.

Retinoid dapat meningkatkan pergantian sel kulit. Proses ini sering menyebabkan kemerahan, pengelupasan, dan sensitivitas, yang memperparah kerusakan skin barrier.

Dokter kulit biasanya merekomendasikan untuk menunda atau menurunkan frekuensi pemakaian retinoid saat skin barrier rusak.  

6. Benzoyl peroxide

Kandungan skincare yang harus dihindari saat skin barrier rusak yang keenam adalah benzoyl peroxide.

Meski berguna untuk jerawat, namun benzoyl peroxide bersifat iritatif. Benzoyl peroxide bisa menyebabkan pengelupasan dan kekeringan yang memperburuk skin barrier.

Itulah 6 kandungan skincare yang harus dihindari saat skin barrier rusak. Pastikan juga Anda menghindari produk dengan pH yang terlalu rendah atau tinggi.

Fokus pada produk pembersih yang lembut, pelembab yang mengandung ceramide / fatty acid / glycerin, serta produk fragrance-free untuk mempercepat pemulihan skin barrier. Jika ada tanda infeksi atau kondisi tidak membaik, konsultasikan dengan dokter kulit. 

Selanjutnya: Ekspor Batubara Turun 21,7%, Kementerian ESDM Masih Optimistis PNBP Capai Target

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News