Bugar

Waspadai Asupan Junk Food Dengan Kearifan Lokal Agar Tak Jadi Remaja Jompo

Waspadai Asupan Junk Food Dengan Kearifan Lokal Agar Tak Jadi Remaja Jompo

MOMSMONEY.ID - Makanan junk food atau cepat saji tak disangkal enak menggoyang lidah. Rasanya kuat dan gurih menyebabkan banyak orang menyukai makanan cepat saji. 

Biasanya, ketika berbicara junk food, yang terbayangkan adalah makanan-makanan olahan khas western seperti burger, pizza, atau nugget. Padahal, makanan junk food versi lokal juga banyak, loh menunya, dan perlu diwaspadai asupannya. 

Sebelum itu, kenali dulu apa itu junk food, supaya ketika memilih menu makanan ini, Anda bisa mengontrol asupannya.  

Apa itu junk food?

Mengutip Siloam Hopitals, junk food atau makanan cepat saji adalah makanan dengan lemak jenuh, gula, dan garam yang tinggi. Karena itu, wajar, junk food memiliki rasa yang gurih sehingga seseorang ketagihan mengonsumsinya. 

Di sisi lain, junk food biasanya mengandung rendah serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Makanya, mengonsumsi junk food dalam jangka panjang bukan hanya menumpuk gula dan garam yang tinggi dalam tubuh, tetapi juga kehilangan asupan yang diperlukan.

Junk Food lokal

Dokter umum dan konsultan gaya hidup sehat dr Prama Aditya menyebutkan, rata-rata orang sudah sadar dengan junk food seperti burger, pizza, fried chicken dan sudah menghindarinya. 

Tapi, banyak orang tidak sadar banyak juga junk food lokal yang sering kali dianggap sehat. Bentukannya, bisa seperti cilok, cimol, cuanki, gorengan, dan kerupuk.

"Kesannya, ah ini bukan junk food bule. Ini junk food lokal dianggap bisa lebih sehat," kata dr Prama dalam akun resmi Instagramnya. 

Padahal, tidak juga. Jika makannya sering atau memiliki kondisi risiko penyakit tertentu seperti diabetes, tensi tinggi, atau fatty liver, tetap berisiko. Apalagi jika untuk penderita autoimun, bisa memberi dampak lebih besar.

"Remaja jompo juga coba dipertimbangkan, junk food lokalnya dikurang-kurangin," kata dia. 

Sering ada anggapan, junk food lokal juga lebih sehat karena dimasak sendiri.  

Padahal, menurut Prama, tubuh tidak peduli bentuk awal makanan seperti apa. Namun, tubuh merasakan efek setelah makanan diubah dan bisa membuat peradangan. Hal ini bisa membuat badan lebih sakit dari sebelumnya. 

"Kalau mau lebih sehat, coba mulai pilah-pilih makanan sehari-hari," kata Prama. 

Selanjutnya: Emiten Sawit Belum Terpapar Sentimen Positif Bursa CPO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News