MOMSMONEY.ID - Belakangan ini makin marak modus refund palsu di media sosial. Yuk, simak cara agar kamu tidak jadi korban penipuan belanja online!
Pernahkah kamu mengalami situasi seperti baru saja belanja online, lalu seseorang mengaku dari toko menghubungi dan menawarkan refund karena barang tidak tersedia? Jika iya, hati-hati itu bisa jadi modus penipuan terbaru yang sedang marak di media sosial.
Bersumber dari situs resmi BNI, tren penipuan digital semakin meningkat di berbagai platform online, termasuk media sosial yang kini sering digunakan pelaku untuk menipu korban dengan berpura-pura menjadi pihak toko resmi.
Modusnya tampak meyakinkan, bahkan disertai logo atau nama toko asli, namun ujung-ujungnya pelaku meminta korban untuk melakukan transfer uang atau memberikan data pribadi.
Baca Juga: 14 Cara Menabung Cerdas di Tengah Ketidakpastian Ekonomi, biar Uang Terkendali
Kenali ciri-ciri modus refund palsu
Penipuan refund belanja online biasanya dimulai dari pesan pribadi atau direct message (DM) di media sosial. Berikut ciri-ciri umum yang perlu kamu waspadai:
1. Akun tidak resmi. Pelaku sering menggunakan nama dan foto toko asli, namun jika diperhatikan, alamat akun atau e-mail pengirim sedikit berbeda.
2. Mengaku dari toko atau kurir. Mereka akan berkata bahwa pesanan kamu dibatalkan dan uang akan dikembalikan.
3. Meminta transfer dana. Ini jebakan paling umum, pelaku mengarahkan korban agar mengirim sejumlah uang dengan alasan “aktivasi refund” atau “verifikasi data”.
4. Menawarkan tautan mencurigakan. Link yang dikirim biasanya mengarahkan ke situs palsu yang menyerupai halaman e-commerce resmi.
Langkah aman saat berbelanja online
Agar pengalaman belanja tetap aman dan nyaman, ikuti langkah-langkah berikut:
- Gunakan situs dan aplikasi terpercaya. Belanja di platform e-commerce besar yang memiliki sistem pembayaran resmi lebih aman dibanding transaksi langsung via DM.
- Jangan mudah tergiur harga murah. Jika harga terlalu bagus untuk jadi kenyataan, besar kemungkinan itu jebakan.
- Pastikan metode pembayaran resmi. Gunakan fitur pembayaran di platform, bukan transfer pribadi ke rekening penjual.
- Tolak refund lewat transfer. Jika ada klaim pengembalian dana, pastikan dilakukan langsung melalui sistem resmi toko, bukan lewat pihak ketiga.
- Rahasiakan data pribadi dan finansial. Jangan pernah membagikan OTP, PIN, atau nomor kartu debit/kredit kepada siapapun.
Baca Juga: 7 Strategi Pintar Bertahan Hidup dengan Satu Penghasilan di Era Serba Mahal
Edukasi diri dan lingkungan sekitar
Penipuan daring bisa menimpa siapa saja dari pengguna baru hingga yang sudah berpengalaman sekalipun. Oleh karena itu, penting untuk saling berbagi informasi agar semakin banyak orang yang waspada terhadap modus ini.
Kamu juga bisa membantu dengan melaporkan akun mencurigakan ke pihak platform atau e-commerce terkait. Semakin cepat dilaporkan, semakin kecil peluang pelaku menipu korban lain.
Di era digital, keamanan bertransaksi online adalah tanggung jawab bersama. Jangan biarkan modus refund palsu merusak kenyamananmu saat berbelanja. Jadilah pembeli yang cerdas, teliti, dan selalu verifikasi setiap informasi yang kamu terima.
Melalui langkah-langkah pencegahan yang tepat, kamu bisa tetap menikmati kemudahan belanja online tanpa takut jadi korban penipuan.
Selanjutnya: Rajin Akuisisi, Petrosea (PTRO) Optimistis Pendapatan Tembus US$ 1,4 Miliar di 2026
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News