MOMSMONEY.ID – Lebaran telah berlalu, namun tren menarik dari musim mudik dan silaturahmi tahun ini masih menjadi bahan perbincangan. Salah satunya adalah maraknya praktik penyewaan smartphone canggih, terutama iPhone demi tampil percaya diri dan mengabadikan momen terbaik bersama keluarga. Namun, di balik tren ini, muncul kekhawatiran baru, yakni risiko pencurian data dan pembajakan akun.
Beberapa media lokal mencatat lonjakan permintaan penyewaan smartphone di kota-kota besar seperti Bandung, Surabaya, Semarang, dan Banyuwangi menjelang Idulfitri. Smartphone bukan sekadar alat komunikasi, melainkan simbol gaya hidup dan identitas digital. Sayangnya, masih banyak yang belum menyadari bahwa perangkat sewaan menyimpan potensi celah keamanan yang serius.
Niki Luhur, Founder dan Group CEO VIDA mengatakan, menyewa smartphone untuk keperluan sesaat memang praktis, tapi jangan lupa, perangkat itu bisa menyimpan jejak data sensitif kita. Banyak orang tidak sadar bahwa saat menyewa smartphone dan menggunakannya untuk mengakses akun digital atau mengisi data pribadi seperti KTP dan foto pribadi (selfie), mereka sedang membuka celah bagi kejahatan online.
Fraudster tidak perlu meretas sistem, karena celahnya sangat terbuka, mulai dari data yang tersimpan otomatis, cache aplikasi, hingga akses residual ke iOS atau Android dari pemilik sebelumnya. “Dengan itu, mereka bisa mengambil alih akun siapa pun hanya dalam hitungan menit dan itulah yang kita kenal sebagai Account Takeover,” kata Niki dari keterangan resmi, Rabu (10/4).
Sebagai penyedia solusi identitas digital bersertifikasi dan pencegahan fraud, VIDA mengimbau masyarakat untuk lebih waspada saat menggunakan perangkat sewaan terutama ketika mengakses layanan penting seperti perbankan digital, dompet digital, e-commerce, hingga media sosial.
Pasalnya, perangkat sewaan menyimpan risiko keamanan tinggi, terutama jika digunakan untuk login, transaksi, atau verifikasi identitas digital.
Baca Juga: 4 Tips Cara Tidur Nyenyak dan Berkualitas di Malam Hari, Jangan Kelamaan Tidur Siang
Berdasarkan whitepaper terbaru VIDA, "Where’s The Fraud? The State of Authentication and Account Takeovers in Indonesia," ditemukan fakta yang mengkhawatirkan:
· 97% perusahaan di Indonesia mengalami insiden Account Takeover dalam 12 bulan terakhir.
· 67% konsumen telah menjadi korban transaksi tidak sah di akun digital mereka.
· 7 dari 10 kasus serangan siber terhadap bisnis dan individu melibatkan akses tanpa izin dari perangkat atau lokasi yang tidak dikenal.
· 71% insiden Account Takeover berujung pada kerugian finansial atau transaksi tidak sah.
Menanggapi tren penyewaan smartphone yang kian marak untuk berbagai kesempatan, VIDA mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap risiko keamanan data pribadi. Berikut langkah-langkah penting yang dapat dilakukan: dengan langkah-langkah berikut:
· Hindari menyimpan informasi sensitif di perangkat sewaan, seperti password, PIN atau data perbankan.
· Pastikan perangkat telah di-reset (factory reset) sebelum dan sesudah penggunaan untuk menghapus jejak data pribadi.
· Gunakan autentikasi berlapis saat masuk ke akun digital untuk mencegah akses tidak sah.
· Sebisa mungkin, hindari login akun penting di perangkat yang bukan milik pribadi.
Baca Juga: Kurangi Depresi, Ini 5 Manfaat Menonton Film untuk Kesehatan Mental
Selanjutnya: Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Targetkan Kenaikan Produksi CPO 15% pada Tahun 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News