Santai

Tips Praktis Nutrisi Anak Gen Alpha Lewat Susu & Mikronutrien

Tips Praktis Nutrisi Anak Gen Alpha Lewat Susu & Mikronutrien
Reporter: Nina Dwiantika  |  Editor: Nina Dwiantika


MOMSMONEY.ID – Anak-anak pada setiap generasi membutuhkan nutrisi untuk menjaga tumbuh kembang mereka di masa depan, termasuk anak-anak pada generasi Alpha yang lahir mulai tahun 2010.

Saat ini, Indonesia masih menghadapi tantangan serius dalam pemenuhan gizi anak, dengan prevalensi kekurangan zat gizi mikro yang cukup tinggi serta tingkat konsumsi susu yang relatif rendah dibandingkan dengan negara lain di Asia. Kondisi ini menunjukkan bahwa asupan harian anak-anak, khususnya usia sekolah, belum sepenuhnya mendukung pertumbuhan optimal. Tanpa dukungan yang tepat, risiko gangguan imunitas, keterlambatan perkembangan kognitif, hingga kualitas hidup jangka panjang dapat meningkat.

Tantangan ini semakin penting ketika dihubungkan dengan tumbuhnya generasi alpha, kelompok anak yang hidup di era digital, terbiasa dengan kecepatan informasi, dan memiliki rasa ingin tahu tinggi serta eksploratif. Mereka dituntut untuk kreatif dan mandiri, tetapi pada saat yang sama rawan mengalami ketidakseimbangan antara kebutuhan fisik, mental, dan nutrisi. Dalam konteks ini, peran orang tua menjadi krusial: menyediakan pola makan bergizi, ruang gerak yang cukup, serta dukungan emosional yang konsisten agar anak-anak tumbuh menjadi individu yang sehat, percaya diri, dan siap menghadapi masa depan.

Menurut Dokter S. Tumpal Andreas C, penting bagi anak usia sekolah untuk mendapatkan nutrisi lengkap setiap hari. Masa usia 5–12 tahun merupakan periode krusial bagi perkembangan fisik dan kognitif, di mana terjadi peningkatan signifikan pada pertumbuhan skeletal, pematangan sistem saraf, serta kapasitas neuroplastisitas otak.

Pada tahap ini, defisiensi mikronutrien masih sering ditemukan di Indonesia dan berisiko menurunkan imunitas, menghambat konsentrasi belajar, hingga memengaruhi kualitas pertumbuhan jangka panjang. Karena itu, anak membutuhkan bekal berupa pola makan seimbang yang mencakup makronutrien (energi, protein, lemak sehat) dan mikronutrien (vitamin dan mineral) yang saling bersinergi. Banyak sekali jajanan di sekolah yang sebenarnya tinggi akan makronutrien namun rendah mikronutrien.

Baca Juga: Begini Cara Ajarkan Anak Belajar Bahasa Asing

Maka bijak dalam memberikan bekal kepada anak kita yang tinggi akan makro maupun micronutrient menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi orang tua. Sebenarnya ada beberapa jajanan yang memenuhi syarat tersebut, seperti contoh susu, susu merupakan salah satu jajanan yang mengandung protein bermutu tinggi, vitamin esensial, serta kalsium dan magnesium yang menunjang kepadatan tulang, perkembangan fungsi kognitif, dan homeostasis metabolik. “Dengan pemenuhan bekal gizi yang adekuat, anak-anak memiliki fondasi kesehatan yang lebih kokoh untuk melewati fase pertumbuhan sekaligus membangun ketahanan jangka panjang,” kata Tumpal, Sabtu (27/9).

Sementara itu, Ayoe Sutomo, Psikolog Anak menekankan bahwa pola asuh generasi alpha memiliki tantangan tersendiri. Generasi Alpha berkembang dalam ekosistem digital yang sarat stimulasi sehingga membentuk kapasitas kognitif adaptif namun rentan terdistraksi. Pada fase ini, anak membutuhkan kerangka regulasi yang konsisten, stimulasi multisensorik yang proporsional, serta integrasi pengalaman seimbang antara aktivitas fisik dan mental. Peran orang tua sangat penting dalam menyediakan bekal melalui interaksi suportif, penguatan afektif, dan fasilitasi eksplorasi di ruang terbuka dikarenakan generasi Alpha juga sangat suka bereksplorasi dan mudah bosan.

Dalam mendukung itu, Diamond UHT Milk memperkenalkan kampanye terbarunya bertajuk “Bekal Seru Semua Aksimu”  untuk mendukung anak-anak Indonesia, khususnya generasi alpha, agar dapat tumbuh dengan nutrisi lengkap, kesehatan fisik yang optimal, serta dukungan emosional yang seimbang. Kampanye ini berfokus menjawab tantangan bagi orang tua sekarang dalam membesarkan generasi alpha.

Sebagai figur publik sekaligus seorang ibu, Artika Sari Devi juga berbagi pengalamannya dalam mendampingi anak-anaknya di tengah dinamika era digital. Sebagai orang tua, Artika semakin menyadari bahwa setiap anak memiliki karakter dan keunikan yang perlu difasilitasi. Di tengah derasnya paparan teknologi, peran kita bukan hanya mengarahkan, tetapi juga menyiapkan bekal agar mereka bisa tetap aktif, sehat, dan seimbang. Bekal di sini tidak sebatas nutrisi, melainkan juga kesempatan bergerak, ruang eksplorasi, serta dukungan emosional yang memberi rasa aman.

Baca Juga: Bayi Rewel dan Suka Menangis, Wajarkah?

Selanjutnya: iPhone 17 Jadi Amunisi Kinerja Erajaya Swasembada (ERAA) Hingga Akhir 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News