AturUang

Tips Berinvestasi Bagi Pemula

Tips Berinvestasi Bagi Pemula

MOMSMONEY.ID - Banyak orang yang ingin hidup sejahtera di masa mendatang. Kalau Anda merupakan salah satunya, tentu investasi bisa menjadi jawabannya.

Tapi, bagaimana, ya, cara memulai investasi? Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan? Yuk, simak 10 tips dari Mandiri Sekuritas yang bisa membantu Anda si investor pemula dalam memulai berinvestasi!

1.           Mulailah sedini mungkin
Faktor waktu memegang peranan penting dalam berinvestasi. Semakin muda usia Anda saat mulai berinvestasi, semakin ringan persiapan kebutuhan dan pencapaian tujuan kamu di masa depan.

Mau mulai merencanakan investasi? Coba fitur Simulasi Investasi di halaman https://www.most.co.id/ . Sesuaikan lama waktu investasi, profil risiko yang Anda miliki, modal awal, dan komitmen investasi per bulan yang Anda rencanakan. Dengan fitur ini, semoga rencana investasi jadi lebih terarah. 

2.           Tentukan tujuan investasi secara spesifik 

Setiap investasi sebaiknya ditentukan tujuannya. Beberapa tujuan investasi yang umum antara lain mempersiapkan dana pendidikan, rencana pensiun, membeli rumah/apartemen, membeli kendaraan, renovasi properti, wisata, percepatan pelunasan KPR/KPA, atau mempersiapkan dana pensiun. Jika Anda memiliki jasa perencana atau penasihat keuangan, Anda bisa konsultasikan rencana-rencana ini untuk mendiskusikan waktu dan instrumen investasinya. Jika tidak memiliki penasihat keuangan juga tidak masalah, kok, pilih saja satu impian atau tujuan yang menurut Anda penting dan membuat Anda semangat dalam memulai berinvestasi. 

Baca Juga: Bunga Tabungan Superbank Tawarkan Bunga 6% Hingga 10%

3.           Tentukan jangka waktu dan target dana yang diperlukan

Menentukan jangka waktu berinvestasi akan mempengaruhi nominal investasi dan jenis instrumen yang dipilih untuk mencapai dana yang dibutuhkan. Semakin pendek jangka waktu berinvestasi, maka nominal yang harus dialokasikan juga biasanya relatif lebih besar, pilihan instrumen juga akan jatuh pada yang lebih aman/stabil atau volatilitas rendah.

Sekali lagi, waktu merupakan faktor penting, ya! Tentukan jangka waktu dan target dana spesifik kamu sebelum mulai berinvestasi.

4.           Alokasikan dana untuk investasi secara konsisten
Idealnya, Anda bisa mengalokasikan 10% hingga 30% dari pendapatan bulanan untuk investasi. Pastikan uang yang dipakai untuk berinvestasi tidak mengganggu kebutuhan sehari-hari, cicilan hutang, ataupun dana darurat. Ingat selalu bahwa investasi tidak hanya menawarkan keuntungan, namun juga memiliki risiko. Jangan sampai saat risikonya terjadi, kelangsungan hidup jadi terganggu. 

Untuk para investor pemula, awali dulu dengan persen alokasi dana yang membuatmu nyaman, kemudian jaga konsistensinya. Jadikan kegiatan investasi sebagai kebiasaan yang menyenangkan. Sejalan dengan bertambahnya pendapatan, pengetahuan, dan kepercayaan diri dalam berinvestasi, Anda bisa menambah alokasi investasi secara berkesinambungan.

5.           Mulai berinvestasi dengan cara investasi tidak langsung bagi investor pemula
Pasar modal memang identik dengan produk saham. Namun, tahukah Anda bahwa ada dua pilihan produk pasar modal lainnya yaitu Obligasi dan Reksa Dana?

Untuk investor pemula yang masih belum percaya diri bertransaksi saham, solusi memulai investasi pasar modal bisa secara tidak langsung, yaitu dengan membeli produk Reksa Dana. Melalui Manajer Investasi, investor punya beragam pilihan mulai dari Reksa Dana Pasar Uang, Pendapatan Tetap, Campuran, hingga yang lebih berisiko yakni Reksa Dana Saham. 

Setelah sudah lebih paham dan yakin dengan Reksa Dana, Anda bisa beranjak ke investasi langsung, surat berharga (Obligasi Ritel dan Saham). Lebih jauh lagi, bahkan bisa memulai bisnis riil sendiri dan mulai bergabung dengan mitra bisnis yang cocok dengan Anda.

Baca Juga: Bunga Tabungan Neobank Tawarkan Bunga 5,00%

6.           Pelajari secara seksama berbagai alternatif investasi beserta aspeknya
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada satu instrumen, Anda perlu mencermati aspek investasi seperti tingkat risiko dan imbal hasil. Contoh, jika profil risiko dalam berinvestasi Anda cukup rendah, maka pastikan volatilitas emiten atau instrumen yang akan Anda pilih masuk dalam kategori konservatif. Jika berencana mencapai tujuan investasi dengan proyeksi imbal hasil 7%, maka pelajari apakah instrumen ini kiranya mampu memenuhi ekspektasi. 

Jangan lupa dengan proyeksi para ahli tentang perkembangan ekonomi dan bisnis ke depan yang dipadupadankan dengan tujuan investasi Anda. Banyak ya yang harus dipelajari? Santai! Ingat ya, investasi itu harus menyenangkan. Untuk pemula, kuncinya mau memulai dengan segera, mulai saja dulu di instrumen konservatif atau dengan nominal yang kecil.

7.           Pilih investasi aset finansial yang diawasi oleh OJK.
Dengan semakin maraknya minat publik dalam berinvestasi, banyak juga bermunculan lembaga keuangan di Indonesia. Bagaimana cara memilih partner yang tepat dalam berinvestasi? Untuk industri pasar modal, semua lembaga keuangan wajib terdaftar dan diawasi oleh pemerintah, dalam hal ini OJK. Pastikan Anda menjatuhkan pilihan pada perusahaan yang memiliki izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta terdaftar dan diawasi oleh OJK. 

8.           Jangan letakkan semua telur dalam satu keranjang.
Untuk investor pemula, memilih satu instrumen saja rasanya butuh banyak pemahaman ya, apalagi mempelajari banyak instrumen untuk diversifikasi? Tenang. Semua tidak harus dilakukan bersamaan kok. Semua bisa dilakukan bertahap, satu per satu. 

Baca Juga: Bunga Deposito Allo Bank di Bulan Juni 2024, Tertinggi 6,00%

9.           Potensi Keuntungan harus sejalan dengan Potensi Risiko.
Ketika mulai berinvestasi, Anda pasti ingin mendapat keuntungan yang besar dalam waktu yang cepat, kan? Eits, tapi jangan mudah tergiur dengan bentuk investasi yang memberikan keuntungan tinggi ya! Penawaran investasi dengan keuntungan tinggi biasanya didampingi oleh risiko yang tinggi. Contoh sederhananya, instrumen saham memiliki potensi keuntungan yang lebih tinggi dibanding Reksa Dana Pasar Uang.

Namun, risiko fluktuasi harga saham jauh lebih besar dibanding potensi fluktuasi Reksa Dana Pasar Uang yang cenderung sangat kecil. Potensi keuntungan seharusnya sejalan dengan potensi risiko dari suatu produk investasi. Maka, apabila Anda mendapat tawaran investasi menguntungkan dengan risiko minimal, langsung bersikap waspada, ya.

10.       Lakukan pengawasan secara periodik untuk memantau kinerja investasi.
Apabila sudah memilih produk investasi, Anda harus ingat untuk mengevaluasi kinerja produk tersebut dari waktu ke waktu. Untuk investasi saham, hal ini bisa Anda lakukan dengan membandingkan harga saham saat ini dengan harga ketika kamu membelinya. Apakah mengalami kenaikan atau malah penurunan? Anda pun bisa membandingkan saham tersebut dengan harga acuan pasar atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Apakah saham yang Anda punya memiliki pertumbuhan positif dibandingkan IHSG di periode yang sama? Setelah dievaluasi, Sobat Mapan dapat menentukan strategi yang lebih sesuai untuk kondisi kinerja investasi yang Anda miliki. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News