M O M S M O N E Y I D
InvesYuk

Tiga Perilaku Bias yang Harus Dihindari dalam Berinvestasi, Agar Mental Sehat

Tiga Perilaku Bias yang Harus Dihindari dalam Berinvestasi, Agar Mental Sehat
Reporter: Danielisa Putriadita  |  Editor: Danielisa Putriadita


MOMSMONEY.ID - Berinvestasi itu bisa untung, tapi bisa juga rugi. Investor perlu menghindari perilaku bias dalam berinvestasi agar mental tetap sehat.

Freddy Tedja, Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), mengatakan, selain pemahaman tentang instrumen investasi dan pergerakan pasar, aspek penting lainnya dalam berinvestasi adalah pengelolaan perilaku saat berinvestasi. 

Jika kita memilih untuk tidak berinvestasi, maka kita akan dirugikan oleh turunnya daya beli uang kita karena inflasi. Meskipun dampak kerugian tidak langsung terasa, dalam jangka panjang kita pasti akan merasakannya.

Contoh, uang Rp 100.000 pada tahun 90-an cukup untuk membeli kebutuhan hidup selama seminggu, namun saat ini, nilai uang Rp 100.000 tadi sudah jauh berkurang.

Dengan berinvestasi kita akan punya peluang mempertahankan daya beli uang kita. Investasi memungkinkan untuk mengimbangi inflasi dan menjaga nilai uang agar tidak tergerus oleh kenaikan harga barang dan jasa. Dengan demikian, menurut Freddy, kita miliki tetap memiliki kekuatan beli yang sama atau bahkan lebih besar di masa depan. Ini adalah langkah penting untuk mencapai stabilitas finansial dan kesejahteraan jangka panjang. 

Pilihan instrumen investasi saat ini juga sangat beragam, mulai dari instrumen tradisional seperti valuta asing, emas, atau properti hingga instrumen-instrumen baru seperti kripto, saham, obligasi, atau reksadana.

Baca Juga: Harga Emas Melorot karena Kabar Gencatan Senjata Israel-Iran

Nah, Freddy bilang, perilaku kita dalam berinvestasi sangat menentukan sukses atau tidaknya kita menumbuhkan kekayaan melalui kendaraan investasi pilihan kita. Dalam berinvestasi, terdapat beberapa perilaku bias yang berpeluang menyebabkan keputusan-keputusan investasi yang tak optimal hingga berujung pada spekulasi tanpa dasar.

"Untuk memperbaikinya dibutuhkan kesadaran diri serta komitmen untuk menggunakan logika dan data dalam mengambil keputusan. Bukannya sekadar mengandalkan emosi semata," beber Freddy dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/6).

Adapun tiga perilaku bias yang dimaksud yaitu:

Overconfidence

Kepercayaan diri yang berlebihan dapat mendorong para investor menganggap dirinya sangat mampu memperkirakan pergerakan pasar. Bias kognitif yang satu ini sering menyebabkan investor-investor menjadi sangat percaya diri akan “pengetahuan” mereka, meremehkan risiko investasi dan mengabaikan informasi yang berlawanan dengan apa yang mereka yakini. 

Para investor dengan overconfidence cenderung melakukan trading lebih sering karena mereka yakin sanggup mencetak untung besar dalam waktu singkat. Mereka mengabaikan biaya transaksi yang lebih mahal hingga potensi risiko yang lebih tinggi disebabkan investasi yang tak terdiverisfikasi dengan baik. 

"Kepercayaan diri yang berlebihan juga menyebabkan para investor bereaksi secara impulsif saat pasar berfluktuasi yang justru membawa mereka ke situasi buy high sell low,” kata Freddy.

Baca Juga: Hana Bank Bersama Visa Hadirkan Program Spend4Win

Guna mengatasi situasi ini penting bagi investor untuk tetap tenang dan jeli dalam berinvestasi di instrumen apa pun, selalu belajar dan mencari perspektif yang berbeda-beda dari sumber terpercaya, serta memegang teguh strategi investasi jangka panjang termasuk pengelolaan risiko investasinya. 

Loss aversion, atau main aman

Ini justru kebalikan dari overconfidence: Begitu takutnya terhadap potensi kerugian, hingga melewatkan peluang-peluang menikmati pertumbuhan kekayaan lewat investasi. Orang dengan berperilaku loss aversion biasanya tak ingin mengambil risiko sama sekali, mereka merasa cukup puas dengan alternatif yang nyaris tak bertumbuh seperti tabungan. 

Ujung-ujungnya, banyak potensi yang terlewatkan disebabkan limitasi-limitasi yang mereka ciptakan sendiri. Akibatnya, mereka mungkin akan kesulitan untuk memenuhi atau mewujudkan impian finansial mereka

“Kurangnya informasi biasanya menjadi sebab perilaku menghindari risiko. Hal ini sangat disayangkan di era digitalisasi seperti saat ini, di mana informasi hanya sejauh ujung jari, kalau saja mereka mau beralih sejenak dari konten-konten yang kurang produktif dan mengalokasikan beberapa menit menggali pengetahuan seputar investasi”, papar Freddy.

Herding mentality

Perilaku yang satu ini mencerminkan kecenderungan investor untuk mengikuti apa yang sedang menjadi tren, tanpa mempertimbangkan apakah keputusan investasi tersebut tepat untuk mereka. Mereka percaya bahwa pendapat sekelompok besar orang selalu benar. Kalaupun salah, setidaknya mereka tidak akan merasa sendirian dalam menanggung kerugian.

Perilaku ikut arus berpotensi menyebabkan sentimen berlebihan pada suatu instrumen investasi. Contohnya, market bubbles, di mana harga suatu instrumen investasi naik sangat tinggi melebihi nilai intrinsiknya, kemudian terjun bebas dan berujung kerugian besar bagi para investornya.

Menurut Freddy, masing-masing investor memiliki tujuan investasi yang berbeda satu sama lain. Harapan akan return, kemampuan keuangan, dan kesanggupan menghadapi risiko juga berbeda satu sama lain. Karena itu, strategi investasi satu investor pasti akan berbeda dari investor lainnya.

Baca Juga: Tekanan IHSG Masih Berlanjut, BRI Danareksa Sarankan Buy dan Sell Saham-saham Ini

Para investor sebaiknya mendasari keputusan investasinya pada riset, mencari nasihat profesional, menumbuhkan pemahaman atas diri serta profil risiko investasinya. Bukan karena ingin mengikuti tren atau mengandalkan insting semata. 

Sebuah data menarik diungkap laporan Hootsuite mengenai data digital Indonesia tahun 2024, bahwa secara rata-rata, orang Indonesia menghabiskan lebih dari 7 jam sehari mengakses internet dan lebih dari 3 jam menyusuri media sosial. 

Informasi dan pengetahuan mengenai investasi mungkin tak punya kemasan menghibur layaknya konten media sosial, tetapi jika 30 menit saja dari waktu ini dialokasikan untuk memupuk pengetahuan mengenai investasi, maka kita akan punya peluang menikmati potensi menumbuhkan kekayaan dengan cara yang lebih baik.

Bayangkan, dengan hanya mengalokasikan sebagian kecil dari waktu kita bisa membuka pintu menuju masa depan finansial yang lebih cerah. Investasi bukan hanya tentang menambah uang, tetapi juga tentang membangun keamanan dan stabilitas bagi diri kita dan orang-orang yang kita cintai. 

Dengan pengetahuan yang tepat, kita bisa membuat keputusan yang lebih bijak dan menghindari risiko yang tidak perlu. Mulailah belajar tentang investasi hari ini, dan lihat bagaimana pengetahuan tersebut dalam mengubah hidup kita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TERBARU

Mahasiswa & Pekerja Muda Wajib Baca: 7 Cara Optimalisasi Part Time

Ingin part time sukses? Temukan 7 kesalahan fatal yang harus dihindari untuk menjaga produktivitas, kesehatan, dan menambah pemasukan finansial.

Investasi & Hobi: Kunci Passive Income ala Pakar Keuangan

Cara menyiapkan passive income agar tujuan finansial lebih cepat tercapai dan masa depan makin aman tanpa bergantung pada satu penghasilan.

Investasi Saham: Pahami 5 Fakta Dividen agar Cuan Optimal

Bingung soal dividen? Pelajari 5 fakta  ini agar investasi saham Anda lebih mantap dan menghasilkan keuntungan optimal. Panduan lengkap pemula.

Rahasia Dapur Nyaman: Optimalkan Efisiensi Tanpa Renovasi

Ciptakan dapur fungsional dan rapi di rumah. Pelajari prinsip segitiga emas, zonasi, dan pemilihan alat agar aktivitas memasak lebih efisien.

Cara Cepat Merapikan Rumah Pakai Metode Decluttering 10-10 yang Cuma Butuh 30 Menit

Ini metode decluttering 10-10, cara cepat beresin rumah dalam hitungan menit. Praktis untuk semua usia dan cocok buat ruang kecil. Yuk coba!

Prediksi Manchester United vs Everton (25/11), Laga Penting di Old Trafford

Simak prediksi Manchester United vs Everton (25/11) pukul 03.00 WIB di Old Trafford. Lengkap dengan berita tim serta analisis terbarunya.

Potensi Hujan Ekstrem di Provinsi Ini, Cek Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (25/11)

BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca besok Selasa 25 November 2025 dan Rabu 26 November 2025 dengan status Awas hujan ekstrem.

Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier Besok Selasa 25 November 2025

Berikut ramalan zodiak besok Selasa, 25 November 2025, berbagai dinamika karier dan keuangan setiap zodiak bergerak cukup signifikan.   

Tiket KA untuk Nataru Sudah Dijual, KAI Ingatkan Pelanggan Pesan Tiket Lebih Awal

Pemesanan tiket untuk masa Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 telah dibuka sejak 21 November 2025 melalui seluruh kanal penjualan KAI.

Kisah Bohopanna Luncurkan Kebutuhan Baju Olahraga Anak

Minat anak akan olahraga kian tinggi, Bohopanna meluncurkan baju olahraga dengan harga yang terjangkau