Santai

Suka Cek HP Terus? Jangan Sampai Terkena Nomophobia

Suka Cek HP Terus? Jangan Sampai Terkena Nomophobia
Reporter: Danielisa Putriadita  |  Editor: Danielisa Putriadita


MOMSMONEY.ID - Yuk, mengenal apa itu nomophobia yang merupakan jenis fobia yang terjadi di masa modern karena meningkatkan ketergantungan pada teknologi. 

Sebentar-bentar cek handphone. Atau bahkan, rasa takut dan khawatir sempat menghampiri diri Anda tatkala tidak dapat mengakses telepon genggam? 

Dalam dunia kesehatan mental, ada yang namanya nomophobia. Istilah tersebut merupakan kependekan dari NO MObile PHone PhOBIA, yang digunakan untuk menjelaskan kondisi psikologis seseorang yang merasa takut atau khawatir saat tidak dapat mengakses telepon genggamnya. 

Memang, semakin canggih telepon genggam yang kita miliki, terkadang membuat kita semakin sulit melepaskan diri dalam kegiatan sehari-hari. 

Masalah ini sudah terjadi secara global. Kenyataannya kita memang sangat bergantung pada gawai atau smartphone untuk kegiatan keseharian kita. 

Ditambah lagi pada masa pandemi yang mengharuskan kita semua melakukan kegiatan secara virtual atau digital. Tentu tidak mengherankan jika kita merasa cemas atau khawatir saat kita terpisah atau kehilangan gawai atau smartphone kita.

Baca Juga: 3 Manfaat Mendengarkan Lagu Sedih, Ternyata Baik untuk Kesehatan Mental

Mengutip artikel di laman Kayrossconsulting yang ditulis oleh Psikolog Luisa Munster, istilah nomophobia pertama kali digunakan oleh penelitian yang dilakukan di Inggris pada tahun 2008.

Penelitian tersebut menyatakan, 53% penduduk Inggris yang menggunakan telepon genggam akan merasa cemas saat mereka kehilangan telepon genggamnya, atau saat kehabisan baterai atau pulsa , atau saat tidak mendapatkan jaringan yang baik. 

Nomophobia merupakan jenis fobia yang terjadi di masa modern karena meningkatkan ketergantungan pada teknologi. Umumnya fobia ini terjadi pada individu usia remaja dan dewasa muda. 

Walau jenis fobia ini belum ditemukan penyebabnya secara spesifik, nomophobia dapat disebabkan oleh berbagai faktor.

Peneliti menemukan, individu yang rentan terhadap fobia ini adalah individu yang memiliki penilaian negatif terhadap dirinya sendiri, kepercayaan diri rendah, usia yang masih terlalu muda, impulsif dan individu yang sangat membutuhkan perhatian. 

Baca Juga: Hati-Hati dengan Toxic Positivity, Ini Ciri-Ciri Perilaku Toxic Positivity

Berikut adalah beberapa gejala dan tanda yang dapat terlihat pada individu dengan kasus nomophobia: 

  • Kecemasan
  • Adanya gangguan dalam bernapas
  • Tangan gemetar karena cemas
  • Berkeringat berlebih akibat cemas
  • Gelisah
  • Disorientasi atau tidak mampu merespon lingkungan sekitar
  • Detak jantung melebihi 100 kali per menit

Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi fobia ini adalah:

  • Perbanyak kegiatan outdoor, untuk membiasakan diri beraktivitas fisik atau membiarkan tubuh bergerak lebih banyak. Misalnya, berolahraga seperti lari pagi atau bersepeda.Terutama untuk individu usia remaja dan dewasa muda, mereka perlu banyak melakukan aktivitas yang memiliki banyak interaksi sosial, agar mereka dapat menyalurkan energi mereka yang besar dan lebih banyak interaksi dengan dunia nyata daripada dunia maya.
  • Apabila fobia sudah berada di tahap yang lebih serius, konseling dengan psikolog klinis atau psikiater sangatlah diperlukan. Jika diperlukan, pemberian terapi juga dapat dilakukan oleh psikolog atau psikiater.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Walaupun saat ini situasi dunia mengharuskan orang untuk banyak menggunakan gawai, penggunaan gawai secara terus menerus dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental kita. 

"Mengurangi penggunaan gawai dan tetap berinteraksi dengan dunia nyata perlu dilakukan untuk menjaga kondisi mental kita agar tetap sehat," kata Luisa. 

Selanjutnya: Shah Rukh Khan Masuk Klub Miliarder Dunia, Lebih Tajir dari Taylor Swift

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News