MOMSMONEY.ID - Suhu di beberapa daerah di Indonesia semakin panas terik, menembus angka 38°C pada Minggu (8/10).
Mengacu data BMKG, suhu maksimum tertinggi 38,3°C terukur di Kantor Stasiun Meteorologi Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, pada 8 Oktober 2023.
Angka ini lebih tinggi dari suhu maksimum tertinggi yang terukur di Kantor Stasiun Meteorologi Kertajati sebelumnya di posisi 38°C pada pada 25 dan 29 September lalu.
Berdasarkan data hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum pada 8 Oktober 2023 di beberapa wilayah Indonesia dengan kisaran 35,2-38,3°C pada siang hari.
Suhu maksimum tertinggi selanjutnya yang terukur di Kantor Stasiun Meteorologi Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan di 37,8°C.
Berikutnya, suhu maksimum tertinggi terukur di Kantor Stasiun Kilmatologi Jawa Tengah, Semarang, Jawa Tengah, dan Kantor Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, di 37°C.
Baca Juga: Hari Tanpa Bayangan Senin (9/10) di Jakarta dan Sekitarnya Terjadi pada Jam Berikut
Menurut Deputi Bidang Meteorologi Guswanto, secara umum, fenomena suhu panas terik tersebut terjadi karena dipicu oleh beberapa kondisi dinamika atmosfer.
Pertama, saat ini kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara termasuk Jabodetabek didominasi oleh kondisi cuaca yang cerah.
"Dan sangat minimnya tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (6/10).
Kondisi ini tentunya menyebabkan penyinaran Matahari pada siang hari ke permukaan Bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer.
"Sehingga, suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik," ungkap Guswanto.
Saat ini, sebagian besar wilayah Indonesia terutama di selatan ekuator masih mengalami musim kemarau dan sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November.
Alhasil, kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari.
Baca Juga: Fenomena Suhu Panas Terik Dekati 38°C Masih Berlangsung, Ini Penjelasan BMKG
Kedua, posisi semu Matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator.
Yang berarti, sebagian wilayah Indonesia di selatan ekuator termasuk wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara mendapatkan pengaruh dampak penyinaran Matahari yang relatif lebih intens dibandingkan wilayah lainnya.
"Pemanasan sinar Matahari cukup optimal terjadi pada pagi menjelang siang dan pada siang hari," ujar Guswanto.
Meski begitu, fenomena astronomis ini tidak berdiri sendiri dalam mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis atau ekstrem di permukaan Bumi.
Faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara memiliki dampak yang lebih besar juga terhadap kondisi suhu terik di suatu wilayah seperti yang terjadi saat ini.
BMKG memprediksikan, kondisi fenomena panas terik masih bisa berlangsung selama Oktober tahun ini, mengingat kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News