AturUang

Strategi Menyeimbangkan Tabungan Rumah dan Dana Pensiun di Tahun 2025

Strategi Menyeimbangkan Tabungan Rumah dan Dana Pensiun di Tahun 2025
Reporter: Ramadhan Widiantoro  |  Editor: Ramadhan Widiantoro


MOMSMONEY.ID - Simak cara menabung rumah tanpa mengorbankan dana pensiun Anda Ada strategi finansial aman yang bisa bantu wujudkan masa depan.

Membeli rumah pertama sering kali menjadi impian besar banyak orang, namun di sisi lain, masa pensiun yang nyaman juga tidak kalah penting. 

Tantangannya? Keduanya membutuhkan komitmen finansial yang besar dan perencanaan yang matang.

Di tengah harga properti yang terus naik dan biaya hidup yang meningkat, banyak orang kini mencari cara agar bisa menyeimbangkan tabungan rumah dan dana pensiun tanpa harus mengorbankan salah satunya.

Melansir dari SunLife, dengan strategi keuangan yang tepat, kamu bisa memiliki keduanya: rumah impian sekaligus masa pensiun yang aman.

Baca Juga: Cara Mengelola Keuangan yang Tepat demi Kebebasan Finansial

1. Gunakan program pemerintah dengan bijak

Pemerintah kini banyak menyediakan program untuk membantu masyarakat mewujudkan impian memiliki rumah. Di Indonesia, hal ini bisa terlihat dari adanya berbagai insentif pembiayaan rumah pertama, program bantuan subsidi bunga, hingga tabungan perumahan berbunga rendah.

Jika kamu tinggal di luar negeri, seperti Kanada, beberapa program seperti FHSA (First Home Savings Account) atau HBP (Home Buyers’ Plan) memberikan kemudahan dalam menabung untuk uang muka rumah tanpa terkena pajak tambahan. 

Prinsipnya sama, gunakan fasilitas keuangan resmi yang dapat meringankan beban pembelian rumah.

Misalnya, seseorang berusia 25 tahun dengan penghasilan sekitar Rp960 juta per tahun menabung Rp130 juta setiap tahun ke dua rekening tabungan berbeda, satu untuk rumah dan satu untuk pensiun. 

Setelah lima tahun, total tabungannya bisa mencapai lebih dari Rp650 juta, cukup untuk uang muka rumah pertamanya tanpa mengganggu dana masa depan.

2. Pertahankan tabungan pensiun agar tetap tumbuh

Meskipun membeli rumah menjadi prioritas jangka menengah, jangan lupakan tujuan jangka panjang: pensiun yang sejahtera. 

Para perencana keuangan menyarankan agar minimal 10% pendapatan dialokasikan khusus untuk dana pensiun.
Jika kamu perlu menarik sebagian untuk pembelian rumah, pastikan ada rencana pengembalian dana agar tabungan pensiunmu tidak berkurang permanen. 

Strategi ini membantu menjaga pertumbuhan dana investasi jangka panjang meskipun kamu sedang fokus membangun aset rumah.

3. Buat rencana tabungan yang seimbang

Kunci utama keberhasilan finansial bukan hanya seberapa besar kamu menabung, tetapi seberapa seimbang arah alokasinya.
Kamu bisa menerapkan pembagian sederhana seperti 60-30-10:

  • 60% untuk kebutuhan hidup dan cicilan,
  • 30% untuk tabungan rumah,
  • 10% untuk dana pensiun.

Proporsi ini bisa disesuaikan dengan kondisi dan target waktumu. Misalnya, jika kamu ingin membeli rumah dalam lima tahun, kamu bisa meningkatkan persentase tabungan rumah sementara waktu, lalu menambah porsi pensiun setelah rumah terbeli.

Baca Juga: Cicilan Paylater Bisa Turunkan Skor Kredit: Ini Tips Jaga Reputasi Finansial

4. Pahami efek jangka panjang terhadap keuangan

Menarik dana investasi untuk membeli rumah memang membantu dalam jangka pendek, tapi ada konsekuensi jangka panjang yang harus diperhitungkan.

Misalnya, dana Rp 600 juta yang dibiarkan tumbuh dengan rata-rata imbal hasil 7% per tahun bisa berkembang menjadi lebih dari Rp 2 miliar dalam 30 tahun. 

Namun, jika sebagian besar dana itu digunakan untuk pembelian rumah tanpa rencana pengembalian, potensi pertumbuhan investasi bisa menurun signifikan.

Artinya, rumah memang aset berharga, tetapi dana pensiun tetap harus dijaga agar kamu tidak kesulitan finansial di usia senja.

5. Hindari pengeluaran berlebihan saat membeli rumah

Banyak orang terjebak dalam euforia membeli rumah besar, padahal cicilannya justru membebani keuangan jangka panjang. Pilihlah rumah yang sesuai kemampuan dan gaya hidupmu, bukan sekadar gengsi.

Pastikan kamu masih bisa menyisihkan dana untuk tabungan pensiun, dana darurat, dan kebutuhan lain setelah membayar cicilan bulanan. Hitung pula biaya tambahan seperti pajak, asuransi, dan perawatan rumah agar anggaran tetap realistis.

6. Konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional

Mengatur dua tujuan besar seperti rumah dan pensiun tentu tidak mudah. Di sinilah pentingnya peran penasihat keuangan profesional. 

Mereka dapat membantu menilai kondisi keuanganmu secara menyeluruh, membuat rencana investasi yang realistis, dan menyesuaikan strategi agar tetap seimbang antara aset jangka pendek dan jangka panjang.

Bekerja sama dengan perencana keuangan juga memastikan kamu tidak melewatkan peluang insentif atau program tabungan pemerintah yang bisa membantu mempercepat pencapaian tujuan finansialmu.

Memiliki rumah tanpa mengorbankan masa pensiun bukanlah hal mustahil. Dengan disiplin menabung, perencanaan matang, dan strategi yang tepat, kamu bisa mewujudkan dua impian besar sekaligus, memiliki rumah sendiri dan menikmati pensiun yang tenang.

Kuncinya adalah menyeimbangkan prioritas keuangan serta memahami dampak jangka panjang dari setiap keputusan finansial yang diambil. Mulailah dari sekarang, agar masa depanmu tidak hanya punya tempat tinggal, tapi juga ketenangan hidup yang stabil.

Selanjutnya: Pemerintah Berencana Mengerek Rasio Pajak Hingga 12%, Pengamat Ingatkan Risikonya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Video Terkait