MOMSMONEY.ID - Mengumpulkan dana pensiun dan mengelolanya agar bertahan seumur hidup, adalah dua cerita yang berbeda. Ini strategi mengatur uangnya.
Usia panjang adalah anugerah, tetapi ongkos hidup juga semakin besar dan menjadi tantangan tersendiri.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, rata-rata harapan hidup orang Indonesia mencapai sekitar 74 tahun untuk perempuan dan 70 tahun untuk laki-laki.
Faktanya, di sekeliling kita banyak para senior yang mampu bertahan jauh lebih lama dari itu, berkat kesadaran hidup sehat dan kemajuan dunia medis.
Menurut Eveline Haumahu, Chief Marketing Officer PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), mengatakan, mengumpulkan dana pensiun dan mengelolanya agar bertahan seumur hidup, adalah dua cerita yang berbeda.
Saat usia tak muda lagi, prioritas strategi bukan lagi soal mengejar return, melainkan keseimbangan antara likuiditas, stabilitas dan pertumbuhan secukupnya.
"Misinya jelas, mengongkosi hidup hingga waktu yang tak dapat ditentukan, sambil tetap mengalahkan inflasi," kata Eveline dalam keterangan tertulis, Senin (8/12).
Besaran dana pensiun yang cukup
Masih dengan misi membangun ketahanan masa pensiun, kita berangkat dari hari pertama dimulainya masa pensiun: Berapa bekalnya?
Eveline mengatakan, perhitungan yang sering digunakan adalah 25x biaya hidup setahun, atau 300x biaya hidup sebulan di masa pensiun nanti.
Maka, jika kita memperkirakan pensiun nanti akan hidup nyaman dengan Rp20 juta, maka setidaknya kita memiliki dana pensiun sebesar Rp6 miliar.
Strategi alokasi aset
Selanjutnya Eveline menjelaskan, dengan misi mengedepankan likuiditas sambil masih mempertahankan sedikit potensi pertumbuhan untuk mengompensasi inflasi, Anda bisa membagi bekal pensiun menjadi 3 dompet.
Yakni, Dompet Konsumsi, Dompet Moderat, dan Dompet Agresif.
Baca Juga: Cara Amankan Tabungan saat Pensiun agar Keuangan Terjaga dari Inflasi Gaya Hidup
4% di Dompet Konsumsi
Dompet Konsumsi adalah wadah untuk menyiagakan biaya hidup selama setahun pertama.
Di sini, tempatkan 4% dari bekal pensiun di instrumen yang sangat stabil dan anti fluktuasi, misalnya, rekening tabungan atau deposito, untuk dikonsumsi dengan disiplin setiap bulan selama setahun.
60-70% di Dompet Moderat
Berikutnya, untuk Dompet Moderat, tempatkan 60-70% dari bekal pensiun di alternatif investasi yang relatif rendah fluktuasi dan memberikan potensi imbal hasil sekitar 6% setahun, misalnya obligasi atau reksadana pendapatan tetap.
Tujuan alokasi di Dompet Moderat, menurut Eveline, untuk berupaya mengembalikan biaya hidup yang telah Anda konsumsi di tahun pertama.
Sisanya di Dompet Agresif
Manfaat Dompet Agresif adalah untuk membayar efek inflasi yang akan kita hadapi untuk mempertahankan gaya hidup yang sama. Isi dompet ini dengan sisa bekal tabungan setelah kita kurangi dengan kedua dompet sebelumnya.
Eveline menyebutkan, Anda bisa memilih alternatif-alternatif instrumen investasi yang lebih agresif namun tetap terkendali, misalnya saham-saham kapitalisasi besar, atau investasi di reksadana saham.
Eveline bilang, setelah setahun berlalu, dua hal yang perlu dilakukan adalah mengisi ulang dompet konsumsi, dan melakukan rebalancing, atau menyeimbangkan kembali alokasi dompet moderat dan dompet agresif agar tetap memiliki proporsi seperti semua.
Rebalancing perlu Anda lakukan untuk memastikan portofolio investasi bekal pensiun kita tetap memiliki potensi optimal pada tingkat risiko fluktuasi yang terkendali.
Baca Juga: Pensiun Usia 62 Tahun Apakah Sudah Tepat? Ini Panduan Agar Tidak Salah Langkah
Disiplin dan komitmen
Beda dengan mereka yang masih punya banyak waktu untuk belajar dan memperbaiki kesalahan, menurut Eveline, pensiunan harus sangat berhati-hati dalam mengelola aset terakhir yang mereka miliki ini.
Disiplin dalam hal pengeluaran, disiplin dalam hal memilih instrumen investasi dan komitmen untuk terus mampu hidup mandiri, menjadi kunci di sini.
"Satu pertanyaan akhir tentang pensiunan biasanya adalah bolehkah berspekulasi? Tentu boleh, tetapi setelah seluruh aspek wajib di sisi keuangannya terpenuhi," ujar Eveline.
Ketika seorang pensiunan sudah cukup memiliki perlindungan asuransi, cadangan untuk keperluan darurat dan modal yang mendatangkan penghasilan bulanan yang cukup, maka sisa kekayaannya boleh saja dipakai berspekulasi.
Panjang umur panjang rezeki, bukan tak mungkin.
Selanjutnya: Makan Buah Mangga untuk Diet Turun Berat Badan Bagus atau Tidak? Ini Jawabannya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News