MOMSMONEY.ID - Simak panduan lengkap dan strategi 4 bucket agar portofolio Anda tetap selaras dengan tujuan hidup. Ayo rencanakan mulai dari sekarang!
Pasar investasi kembali pulih setelah guncangan besar di awal tahun. Fluktuasi pasar baru-baru ini menjadi pengingat penting bagi investor untuk mengevaluasi kembali toleransi risiko.
Namun, di balik angka-angka yang membaik, ada pertanyaan yang perlu dijawab oleh setiap investor, apakah portofolio Anda benar-benar mencerminkan toleransi risiko saat ini?
Menurut perencana keuangan Tim Maurer, toleransi risiko bukanlah keputusan sekali ambil, melainkan cerminan hidup yang terus berubah.
“Toleransi risiko adalah profil nyata kehidupan finansial Anda, yang dibentuk oleh tujuan, nilai, dan pengalaman Anda,” ujar Maurer, dikutip pada laman Forbes, Senin (11/8).
Baca Juga: Ingin Pensiun Nyaman? Simak Kebiasaan Finansial yang Dimulai Sejak Usia 20-an
Mengapa toleransi risiko perlu dievaluasi secara berkala?
Mengutip dari laman Forbes, banyak orang menganggap toleransi risiko hanya berkaitan dengan lamanya waktu investasi atau seberapa besar keuntungan yang diinginkan. Padahal, faktor ini juga dipengaruhi oleh:
- Perubahan hidup seperti pernikahan, kelahiran anak, atau kehilangan pekerjaan.
- Pengalaman pribadi menghadapi volatilitas pasar.
- Tujuan keuangan baru yang memerlukan strategi berbeda.
Maurer mengingatkan, hidup tidak berjalan linear dan begitu pula toleransi risiko. Apa yang terasa nyaman hari ini, bisa jadi terasa berat di masa depan.
Tiga faktor utama dalam menilai toleransi risiko
1. Kemampuan – Seberapa lama Anda bisa membiarkan investasi bekerja sebelum digunakan.
2. Kemauan – Respon emosional Anda saat pasar bergejolak.
3. Kebutuhan – Tingkat risiko yang perlu diambil untuk mencapai target finansial.
Contohnya, jika tujuan Anda memerlukan imbal hasil rata-rata 10% per tahun, maka strategi investasi Anda harus lebih agresif dibandingkan dengan target 5% per tahun. Namun, semua itu harus tetap mempertimbangkan kenyamanan psikologis Anda.
Baca Juga: 6 Strategi Cerdas untuk Mengatasi Stres Finansial di Tengah Ketidakpastian Perekonomian
Strategi 4 bucket untuk mengelola risiko dan portofolio
Maurer memperkenalkan pendekatan Grow, Protect, Give, Live (Tumbuh, Lindungi, Beri, Hidup) untuk memastikan investasi selaras dengan kehidupan:
1. Protect (Lindungi)
- Dana darurat yang membuat Anda tenang tidur di malam hari.
- Rekomendasi umum: 3–12 bulan biaya hidup, tergantung kenyamanan.
- Bentuknya bisa tabungan atau deposito yang dijamin LPS.
2. Live (Hidup)
- Menyediakan pendapatan stabil untuk jangka menengah.
- Instrumen: obligasi, pensiun, atau anuitas konservatif.
- Bagi yang masih bekerja, jumlahnya disesuaikan dengan kestabilan penghasilan.
3. Grow (Tumbuh)
- Fokus pada pertumbuhan jangka panjang.
- Instrumen: saham, reksa dana saham, ETF, atau investasi alternatif.
- Risiko lebih tinggi, tetapi potensi imbal hasil lebih besar.
4. Give (Beri)
- Investasi untuk tujuan sosial atau keluarga.
- Contoh: dana pendidikan anak, yayasan keluarga, atau rekening warisan.
Baca Juga: Tips Hidup Hemat & Mengatur Keuangan Agar Tidak Terjebak Masalah Finansial
Tips praktis meninjau kembali toleransi risiko
- Evaluasi tahunan: Setidaknya sekali setahun, tinjau portofolio Anda.
- Gunakan catatan kejadian hidup: Perubahan besar dalam hidup adalah sinyal untuk menyesuaikan strategi.
- Jangan hanya mengandalkan angka: Faktor emosional sering lebih menentukan daripada hitungan matematis.
Pasar memang sudah rebound, tetapi ketahanan angka bukanlah ketahanan pribadi. Jika gejolak pasar terakhir membuat Anda cemas, itu tanda untuk meninjau ulang strategi investasi.
Dengan memahami kemampuan, kemauan, dan kebutuhan dalam mengambil risiko, serta menerapkan strategi 4 bucket, Anda tidak hanya mengelola investasi, tetapi juga membangun kehidupan finansial yang lebih terarah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News