MOMSMONEY.ID - Scola memiliki visi misi untuk meningkatkan kualitas dengan memberikan solusi untuk mendukung ekosistem pendidikan digital di Indonesia.
Dampak setelah pandemi berakhir, institusi pendidikan saat ini jadi semakin terbuka untuk mengembangkan teknologi digitalisasi di dunia pendidikan. Salah satu istilah yang erat dipakai sektor ini adalah Learning Management Systems (LMS).
Sistem LMS memainkan perang penting yang relevan terhadap Kurikulum Merdeka Belajar, karena memungkinkan terciptanya fleksibilitas dalam pembelajaran hibrida.
Dengan mengimplementasikan LMS sekolah dapat menyelenggarakan pembelajaran yang kini trennya tidak terbatas pada ruang kelas fisik, bisa memberikan kebebasan bagi siswa untuk belajar kapan dan di mana saja.
Dengan sistem LMS sekolah juga bisa mengunggah berbagai jenis materi pembelajaran seperti video, modul, artikel dan lainnya. Materi tersebut bisa diakses oleh siswa. Siswa pun bisa mengunggah tugas atau proyek yang sedang dikerjakan secara daring.
Teknologi ini juga memungkinkan guru untuk melacak perkembangan siswa secara individual. LMS dapat mempermudah penilaian dan memberikan umpan balik kepada siswa.
Baca Juga: Buat Laporan Keuangan Mudah, Cepat dan Akurat dengan Bantuan Reporthink.AI
Begitupun orangtua juga bisa memantau perkembangan akademik anaknya secara realtime dan membantu meningkatkan komunikasi antara sekolah dan orangtua.
Salah satu, paltform LMS maupaun Software as a Service (SaaS) yang ada di Indonesia dan berperan dalam mendigitalisasi kegiatan belajar dan kegiatan lain pada institusi pendidikan adalah Scola.
Aplikasi teknologi pendidikan Scola hadir untuk mewujudkan ekosistem pendidikan digital. Platform ini berdiri sejak 2016 untuk membantu sekolah atau lembaga pendidikan dalam memajukan digitalisasi sekolah.
Selain itu, Scola memiliki visi misi untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan di Indonesia, termasuk dengan memberikan solusi untuk mendukung ekosistem pendidikan digital di Indonesia.
Solusi yang Scola sediakan diantaranya, sistem pembelajaran online (LMS), sistem informasi sekolah dan yayasan, perpustakaan digital, konten bahan ajar, tes minat bakat, dan IoT untuk sekolah.
Krisnanta Y. P., CEO dan Pendiri Scola.id, menyampaikan, dari solusi yang diharikan tersebut, Scola dapat mendukung proses penerimaan siswa, pembelajaran berbasis digital, pengolahan nilai hingga rapor.
Fitur unggulan lain dari Scola juga ada solusi persiapan perguruan tinggi negeri. Scola menyediakan sistem rasionalisasi rapor untuk analisis peluang siswa ke Perguruan Tinggi Negri (PTN) dan persiapan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
Baca Juga: Strategi BNI Dorong Transaksi Digital
Dengan adanya fitur perpustakaan digital, sekolah juga jadi bisa menyediakan akses membaca buku di mana saja dan kapan saja melalui aplikasi.
Hingga saat ini Scola telah digunakan di lebih 350 sekolah di Indonesia. "Perkembangan pengguna aplikasi mulai pesat di 2019 lalu setelah produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan segmentasi pasar yang tepat berhasil ditemukan jumlah klien terus bertambah," kata Krisnanta.
Target pasar Scola yang utama adalah sekolah swasta dan lembaga pendidikan lainnya, seperti lembaga pelatihan bahasa atu bimbingan belajar. Namun, dalam satu hingga dua tahun terakhir, Scola mulai dipakai di sekolah negeri.
Krisnanta mengatakan prospek bisnis di dunia edukasi teknologi terus berkembang dengan positif. Namun, memang perlu ada inovasi yang berkelanjutan dan pemahaman kebijakan pemerintah untuk memastikan solusi pendidikan digital tepat bagi kebutuhan pasar.
Mengenai persaingan, Krisnanta melihat memang cukup ketat. Namun, tantangan terbesar adalah dalam mengenalkan teknologi pendidikan kepada sekolah negeri.
Dalam memonetisasi bisnis, Scola mengenakan biaya berlangganan bulanan untuk LMS dan solusi sistem informasi lainnya. Namun, ada juga biaya tahunan atau per event untuk solusi lain.
"Biaya ini dibebankan kepada sekolah dan ditambahkan ke biaya pembayaran sekolah (SPP)," kata Krisnanta.
Selanjutnya: Jelang Pelantikan Donald Trump, Investor Alihkan Dana ke Pasar Uang Global
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News