MOMSMONEY.ID - Proses membuat laporan keuangan membutuhkan keterampilan khusus sehingga informasi yang dilaporkan rinci dan akurat. Namun, tugas ini seringkali berjalan tidak efektif, memakan waktu dan sulit dilakukan.
Padahal, jika laporan keuangan dibuat dengan cepat dan efektif, maka pengambil keputusan bisnis juga bisa dengan cepat memutuskan langkah terbaik bagi bisnis ke depan.
Itulah mengapa laporan yang dibuat dengan baik dapat menjadi faktor penting dalam kemajuan bisnis. Sebaliknya, laporan yang dibuat dalam waktu lama dan kurang akurat bisa menyebabkan keterlambatan dan membuang-buang waktu serta sumber daya.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda mengatakan perusahaan yang dibantu AI pun bisa meminimalisir kesalahan manusia dalam pencatatan keuangan. Meski, margin error AI mungkin ada, tetapi sangat kecil sekali. Sementara itu, perusahaan bisa fokus dalam pengembangan bisnis. Selain itu, perusahaan juga bisa efisien dalam penggunaan SDM yang bisa fokus ke hal lain selain pencatatan. "Ke depan akan semakin banyak platform AI karena permintaan akan semakin meningkat," kata Huda.
CEO Reporthink.AI Ilham Akbar mengatakan target pasar dari platform AI penyedia solusi pembuatan laporan adalah perusahaan yang mengalami kesulitan dalam menyusun laporan, bingung dari mana, dan bingung mencari penulis sustainability report yang tersetifikasi GRI.
Sementara, penulis laporan keberlanjutan yang tersertifikasi jumlahnya tidak banyak dan diperebutkan terutama disaat mendekati tenggat waktu pelaporan. Selain itu, ada pula biaya jasa pembuatan SR oleh konsultan secara manual terlalu mahal atau memakan proses hingga berbulan-bulan. Dan umumnya, emiten yang mengalami kesulitan ini adalah perusahaan dengan skala menengah ke bawah.
Baca Juga: DoctorTool Meluncurkan Asisten AI Generasi, Diharapkan Kurangi Risiko Penipuan
Meski begitu, ada banyak permintaan dari perusahaan skala besar yang ternyata menggunakan hasil laporan dari analisis AI dan dapat mengefisiensi biaya dan fitur canggih yang ada dan bisa meningkatkan daya tarik SR atau laporan perusahaan mereka.
Agar dapat membuat laporan keuangan dengan baik, cepat dan akurat, kini banyak tersedia platform dan aplikasi berbasis AI yang menawarkan solusi dalam mengolah informasi keuangan yang kompleks.
Reporthink.AI menjadi salah satu platform yang dapat membantu pembuatan laporan keuangan, termasuk sustainability report atawa laporan berkelanjutan.
Platform ini dibangun pada pertengahan 2024 dan baru di September 2024 platform ini bekerjasama dengan PT IDX Solusi Teknologi Informasi.
Akbar mengatakan fokus awal platform ini adalah menyediakan layanan penyusunan laporan berkelanjutan. Ilham melihat ada permintaan yang besar dari banyak emiten yang diwajibkan melaporkan laporan keberlanjutan tetapi kesulitan menyusun laporan yang sesuai standar POJK maupun Global Reporting Intiative (GRI). Selanjutnya di November 2024, platform ini menambah layanan penyusunan laporan tahunan dan kuartalan.
Melalui Reporthink.AI perusahaan bisa membuat laporan semudah dengan langkah drag and drop. Pengguna cukup memasukkan data yang relevan, lalu platform akan otomatis menyusun sesuai standar laporan.
Bahkan, pengguna yang baru pertama kali membuat SR bisa memulai dengan hanya mengunggah company profile. Secara otomatis, platform akan menganalisa dokumen lalu mendeteksi dan memetakan informasi apa saja yang terkandung dan relevan dengan kode-kode pelaporan dari GRI dan SE-OJK. Setelah proses ini, pengguna akan dibawa ke bagian dashboard yang menunjukkan kelengkapan data yang diperlukan untuk memandu pengguna.
Ilham mengatakan jika semua data telah dianggap lengkap, Reporthink.AI mampu menyusun laporan lengkap dalam rentang waktu kurang dari 24 jam.
Reporthink.AI juga mampu memberikan konteks penjelasan yang lebih lengkap atas aktivitas program. Sebab, Reporthink.AI juga memiliki database yang dikelola sendiri yang bersumber dari data kementerian dan lembaga terbaru.
"Penambahan konteks bisa saja dilakukan secara manual, tetapi membutuhkan waktu lebih lama dan kesulitan mendapatkan data, sementara di Reporthink.AI penjelasan konteks tersebut terotomatisasi," kata Ilham.
Selain kemudahaan penggunaan, Reporthink.AI juga dilengkapi fitur tambahan seperti multi language yang dapat mengalibahasakan setiap laporan ke dalam 20 bahasa asing.
Juga ada fitur report by voice yang memungkinkan laporan diubah menjadi format audio. Keyperson atau CEO perusahaan cukup merekam contoh suara selama 1 menit, lalu platform ini akan mengubah keseluruhan laporan menjadi audio dengan suara sang CEO tersebut. "Ini memungkinkan laporan perusahaan yang lebih inklusif atau bisa dibaca dan didengar," kata Ilham.
Baca Juga: Mark Zuckerberg Ungkap Satu Strategi yang Pasti Gagal: Menghindari Risiko
Laporan dari Reporthink.AI juga dilengkapi dengan fitur Smart-Doc sehingga pembaca tidak perlu membaca keseluruhan laporan yang tebal, tetapi dapat "bertanya jawab" dengan dokumen.
Investasi yang perusahaan harus gelontorkan jika ingin menggunakan layanan Reporthink.AI sebesar Rp 40 juta untuk paket basic yang lengkap dalam berbagai format, narasi dan grafik data dalam bahasa Indonesia dan Grafik. Fitur tambahan lain bisa perusahaan tambah dengan menambah Rp 10 juta hingga 30 juta. "Paket basic one time charge dan sepersepuluh dari market price SR pada umumnya," kata Ilham.
Dalam menyajikan layanan pengolah data, tim Reporthink.AI diperlengkapi dengan 3 orang data protection officer bersertifikat yang dipantai oleh asosiasi. Mereka bertanggung jawab terhadap negara dalam memantai dan mengawasi semua proses penggunaan dan distribusi hingga penyimpanan data.
Mengenai keakuratan data Reporthink.AI hanya bekerja berdasarkan data yang diunggah oleh pengguna. Sementara, data internal Reporthink.AI yang diolah sendiri berasal dari data kementerian dan lembaga. Artinya, data yang digunakan dalam pembuatan setiap laporan adalah data yang bisa dipertanggungjawabkan.
Selanjutnya: Katalog Promo JSM Alfamidi Periode 10-12 Januari 2025, Lebih Hemat Hanya 3 Hari!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News