MOMSMONEY.ID - Indonesia termasuk salah satu negara paling rawan bencana di dunia.
Data World Risk Report 2023 menempatkan Indonesia di posisi kedua setelah Filipina.
Dari gempa, banjir, sampai cuaca ekstrem hingga risikonya nyata dan bisa menimbulkan kerugian besar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, banjir menjadi bencana paling sering terjadi dengan potensi kerugian ekonomi lebih dari Rp500 triliun.
Sayangnya, kesadaran untuk memiliki perlindungan finansial masih rendah.
Data PT Reasuransi MAIPARK Indonesia menunjukkan, hanya sekitar 0,1% dari total 64 juta rumah tinggal di Indonesia yang memiliki asuransi properti
Padahal, menurut Ignatius Hendrawan, Direktur & Chief Technical Officer Allianz Utama Indonesia, tanpa proteksi, kerugian akibat bencana bisa berlipat ganda dan menghentikan aktivitas usaha secara tiba-tiba.
Baca Juga: Perubahan Iklim Picu Banjir, Masyarakat Perlu Memperluas Perlindungan Risiko Bencana
“Masih banyak masyarakat dan pelaku bisnis yang sudah paham pentingnya mengelola uang, tapi belum menjadikan asuransi sebagai bagian dari strategi perlindungan aset,” jelasnya.
Namun, apakah setiap orang perlu memiliki asuransi bencana?
Menurut Aryawan Eko, Independent Financial Planner dari Mitra Rencana Edukasi, jawabannya tergantung pada tingkat risiko yang dihadapi.
Pertama, lihat dulu apakah lokasi tempat tinggal rawan terhadap bencana alam atau tidak.
"Kalau daerahnya relatif aman dari risiko bencana, asuransi bencana tidak menjadi kebutuhan utama,” ujar Aryawan Rabu (22/10).
Kedua, jika tinggal di area dengan risiko besar seperti rawan banjir atau gempa baru pertimbangkan premi tambahannya.
Baca Juga: Jabodetabek Dilanda Banjir, Zurich Nilai Asuransi Bencana Jadi Penting untuk Dimiliki
“Kalau preminya tidak terlalu besar dan kondisi keuangan mendukung, boleh dipertimbangkan membeli asuransi tambahan bencana,” tambahnya.
Aryawan juga menekankan, urgensi memiliki asuransi bencana makin meningkat seiring perubahan iklim dan cuaca ekstrem.
Tapi lagi-lagi, keputusan terbaik tetap harus berdasarkan profil risiko dan kemampuan finansial masing-masing.
Di sisi lain, Allianz percaya bahwa proteksi asuransi bukan sekadar menjaga aset fisik.
"Tetapi juga menjaga kesinambungan bisnis dan stabilitas ekonomi,” ujar Ignatius.
Jadi, sebelum buru-buru membeli asuransi bencana, pastikan kamu memahami risiko di sekitar tempat tinggal dan sesuaikan dengan kemampuan finansial.
Intinya, proteksi yang tepat itu bukan yang paling mahal, tapi yang paling sesuai kebutuhan.
Selanjutnya: Kenapa Harga Jual Kembali Labubu Pop Mart Merosot? Ini Faktanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News