AturUang

Perbedaan Gaji dan Take Home Pay yang Wajib Dipahami oleh Pekerja, Simak yuk

Perbedaan Gaji dan Take Home Pay yang Wajib Dipahami oleh Pekerja, Simak yuk

MOMSMONEY.ID - Banyak karyawan di Indonesia masih sering bingung membedakan antara gaji dan take home pay yang tercatat dalam slip penghasilan mereka. 

Kebingungan ini muncul karena gaji biasanya dianggap sama dengan uang bersih yang diterima setiap bulan, padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. 

Gaji adalah upah kotor yang ditentukan perusahaan dalam kontrak kerja, sementara take home pay adalah jumlah bersih setelah dipotong pajak, iuran BPJS, hingga kewajiban lain. 

Perbedaan ini penting dipahami karena menyangkut bagaimana seseorang mengatur keuangan sehari-hari. Jika tidak memahami perbedaan tersebut, banyak pekerja bisa salah dalam menghitung anggaran kebutuhan rumah tangga. 

Lalu, bagaimana sebenarnya perbedaan gaji dan take home pay serta mengapa hal ini sering menimbulkan salah paham? Simak penjelasan yang dirangkum dari laman OCBC berikut.

Baca Juga: Cara Jitu Merdeka Finansial di Masa Depan, yuk Persiapkan dari Sekarang

Gaji dan take home pay dalam dunia kerja

Gaji adalah upah atau kompensasi yang sudah disepakati dalam kontrak kerja antara perusahaan dan karyawan. Angka gaji ini biasanya tertera dalam slip gaji sebagai gaji kotor atau gross salary, karena di dalamnya masih ada potongan wajib seperti pajak penghasilan (PPh 21), iuran BPJS, dan kewajiban lain.

Sementara itu, take home pay atau THP adalah jumlah uang bersih yang benar-benar diterima karyawan di rekening setiap bulan setelah semua potongan dikurangi. Dengan kata lain, THP adalah uang yang bisa langsung digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Contohnya, jika gaji kotor yang disepakati Rp6 juta per bulan dan ada potongan sebesar Rp500 ribu untuk pajak dan BPJS, maka THP yang diterima adalah Rp5,5 juta. Inilah nominal yang lebih realistis untuk menjadi dasar perencanaan keuangan pribadi.

Perbedaan waktu penentuan gaji dan take home pay

Salah satu perbedaan utama gaji dan take home pay terletak pada waktu penentuannya. Gaji biasanya sudah ditentukan di awal saat menandatangani kontrak kerja, sifatnya tetap, dan menjadi dasar hitungan upah bulanan.

Sedangkan take home pay baru bisa diketahui setelah semua kewajiban potongan diterapkan. Artinya, meskipun gaji kotor tertulis Rp7 juta, uang bersih yang diterima bisa lebih kecil tergantung jumlah potongan di bulan tersebut.

Perbedaan jumlah nominal yang diterima

Secara umum, gaji kotor selalu lebih besar dibandingkan dengan take home pay. Hal ini karena gaji kotor masih mengandung potongan, sedangkan THP adalah hasil akhir setelah dikurangi berbagai kewajiban.

Potongan bisa berupa pajak penghasilan, iuran BPJS, potongan koperasi, atau cicilan pinjaman kantor. Oleh karena itu, banyak karyawan merasa jumlah yang masuk rekening lebih kecil dari angka yang tertera di kontrak.

Baca Juga: Begini Cara Menghitung Dana Darurat yang Penting untuk Finansial Anda

Posisi gaji dan take home pay di slip gaji

Slip gaji biasanya menampilkan gaji kotor di bagian paling atas sebagai acuan perhitungan. Di bawahnya ada daftar potongan, mulai dari pajak, BPJS, hingga potongan lain.

Sedangkan take home pay tercantum di bagian bawah slip gaji, sebagai jumlah akhir yang benar-benar bisa digunakan karyawan. Posisi ini menunjukkan perbedaan jelas antara angka kesepakatan awal dengan uang bersih yang diterima.

Pengaruh potongan pada take home pay

Gaji kotor sifatnya tetap, tidak berubah meskipun ada potongan. Namun, take home pay sangat bergantung pada potongan yang berlaku setiap bulan. Jika ada kenaikan iuran atau pajak, otomatis THP akan menurun.

Sebaliknya, bila karyawan mendapat tambahan tunjangan seperti uang lembur, insentif, atau bonus, maka take home pay bisa lebih besar dari biasanya. Inilah mengapa memahami slip gaji menjadi penting agar karyawan tahu apa saja yang memengaruhi nominal akhir.

Pentingnya take home pay dalam perencanaan keuangan

Banyak orang salah mengira bahwa gaji kotor bisa dipakai sebagai patokan membuat anggaran. Padahal, angka yang seharusnya digunakan adalah take home pay, karena itu uang bersih yang benar-benar bisa dibelanjakan, ditabung, atau dipakai membayar cicilan.

Dengan memahami perbedaan gaji dan take home pay, karyawan bisa lebih bijak dalam mengatur keuangan bulanan, menyiapkan dana darurat, serta merencanakan masa depan dengan lebih realistis.

Perbedaan gaji dan take home pay sering kali membuat karyawan bingung, namun memahami keduanya penting agar tidak salah dalam membuat keputusan finansial. 

Gaji adalah angka kotor yang disepakati dalam kontrak, sementara take home pay adalah jumlah bersih yang benar-benar bisa dipakai untuk kebutuhan hidup.

Selanjutnya: Soal Tuduhan KPPU, AFPI Sebut Fintech Lending Tak Pernah Lakukan Kesepakatan Bunga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News