MOMSMONEY.ID - Enam perusahaan berencana menggelar initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Salah satunya, PT Diastika Biotekindo, perusahaan penyedia alat kesehatan dan alat laboratorium dengan kode saham CHEK yang berencana IPO Juli nanti.
Proses IPO Diastika dalam proses bookbuilding. Dalam proses masa penawaran awal ini, investor bisa menyampaikan minat yang akan dikumpulkan oleh perusahaan dan underwriter sebagai dasar penentuan harga penawaran perdana.
Mengutip E-IPO, Diastika memulai proses bookbuilding 23 Juni - 25 Juni 2025.
Rentang harga yang ditawarkan Rp 120 - Rp 140. Saham yang ditawarkan 815 juta saham atau 20,04% dari total saham dicatatkan.
Dengan begitu, hasil penawaran umum ini berpotensi mengumpulkan dana Rp 97,8 miliar - Rp 114,100 miliar.
Setelah harga IPO ditentukan, masa penawaran umum dibuka pada 2 Juli - 8 Juli 2025.
Diastika berencana IPO di BEI pada 10 Juli 2025.
Lotus Andalan Sekuritas menjadi penjamin emisi dari IPO Diastika atau CHEK ini.
Baca Juga: 6 Perusahaan Berencana IPO di Bursa Saham, Apa Saja?
Pemegang saham dari Diastika antara lain, PT Optel Investama Mulia yang juga merupakan pemegang saham utama PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS), Dra TH M Nelly Susanti, Healthy Alliance Limited, dan Active Rich Investment Limited.
Rencana penggunaan dana IPO
Diastika berencana menggunakan seluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, sebagai modal kerja. Antara lain untuk biaya-biaya terkait, pembelian barang dagangan, biaya angkut, biaya kantor, biaya penjualan, biaya sewa dan lainnya.
Latar belakang penggunaan dana untuk modal kerja adalah rencana Diastika untuk ikut serta dalam proyek pengadaan program Strengthening Indonesia’s Healthcare Referral Network (SIHREN), Strengthening of Primary Healthcare in Indonesia (SOPHI), dan Indonesia – Public Laboratory System Strengthening (InPLUS) oleh Kementerian Kesehatan, dengan estimasi nilai pengadaan sebesar Rp 100 miliar.
"Mengingat pembelian barang dari pemasok untuk proyek tersebut memerlukan pembayaran di muka, Diastika memandang bahwa dana hasil Penawaran Umum dapat menjadi solusi pendanaan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pembelian persediaan terkait proyek dimaksud," tulis manajemen dalam prospektus.
Dalam prospektus disebutkan, aset Diastika sebesar Rp 118,81 miliar per akhir 2024 dengan liabilitas Rp 25,57 miliar dan ekuitas Rp 93,24 miliar.
Pendapatan akhir tahun 2024 tercatat Rp 154,79 miliar, tumbuh 19,3% dari tahun sebelumnya 129 miliar. Laba tahun tahun berjalan, Rp 19,29 miliar atau tumbuh 9,9% dari sebelumnya Rp 17,54 miliar.
Selanjutnya: BBRI dan BBCA Teratas, Cek Saham yang Banyak Dijual Asing Sepanjang Pekan Lalu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News