MOMSMONEY.ID - Setelah dua tahun lebih terdampak pandemi, aktivitas bisnis sewa properti kini jauh lebih baik. Bagi pemilik sewa properti, bisnis ini bisa menjadi salah satu cara untuk memperoleh sumber pendapatan pasif alias passive income.
Memang, tidak bisa sepenuhnya disebut passive income. Sebab, bisnis ini tetap menuntut andil dari pemiliknya, baik secara materi maupun tenaga.
Namun, menurut Melvin Mumpuni, perencana keuangan Finansialku, selama aset itu yang bekerja, sebenarnya sudah termasuk sumber pendapatan pasif.
"Kalaupun ada biaya, hitung saja biaya setahun berapa dan pendapatannya berapa. Kalau lebih besar pendapatannya, ya, itu sudah jadi passive income," ujar Melvin kepada Momsmoney.
Ia mengatakan, keunggulan passive income dari sewa properti adalah keuntungannya bisa diperhitungkan sendiri. Sementara jika di pasar modal, tidak bisa.
Lagi pula, pendapatan pasif dari pasar modal pilihannya tidak banyak. Paling hanya dari fixed income maupun peer to peer lending.
Baca Juga: Butuh Passive Income? Ini Dia Sumber yang Bisa Anda Manfaatkan
Sementara potensi income dari sewa properti relatif lebih bisa dikendalikan. Salah satu cara menaikkan keuntungan, misalnya, bisa dengan menambah fasilitas dari properti tersebut.
Misalnya, menambah fasilitas Wi-Fi agar harga sewa bisa dinaikkan. "Selain itu, properti juga bisa diagunkan. Dananya bisa untuk beli properti lagi atau tambah kamar," kata Melvin.
Namun demikian, terjun ke bisnis ini bukan perkara mudah. Sebab, butuh modal untuk memiliki aset properti.
Di samping itu, juga harus menyiapkan karyawan buat mengurus operasional agar penyewa betah mendiami kontrakan atau kos yang Anda punya.
Dengan menggaji orang untuk menangani operasional, Anda sebagai pemilik bisa tetap mendapat penghasilan tanpa harus repot turun tangan langsung.
Hanya, bisnis ini tidak sepenuhnya aman dari risiko. Risiko itu bisa saja karena faktor eksternal, seperti pandemi Covid-19. "Saat itu, kos-kosan sepi sekali, ini jadi risiko," katanya.
Baca Juga: Kelemahan Mengandalkan Passive Income dari Sewa Properti, Apa Saja?
Untuk risiko seperti itu, Melvin bilang, ada banyak cara buat mengatasinya. Namun, apapun caranya tetap tergantung dari kasusnya seperti apa.
Bisa saja, jika hal serupa terjadi lagi, pemilik properti menyewakan rumah atau kos-kosannya, bahkan apertemennya dengan menerapkan sistem sewa harian atau mingguan. Untuk pemasarannya, bisa lewat aplikasi-aplikasi perjalanan atau penginapan.
"Tapi tidak bisa disamakan, ya. Harus lihat kasus per kasus. Beda kasus, beda solusinya," ungkap Melvin.
Erlina Juwita, perencana keuangan OneShildt, juga mengatakan, sewa properti bisa menjadi sumber pendapatan pasif. Apalagi, prospeknya kini semakin melejit, terutama di kota-kota besar atau pun daerah yang dekat dengan perkantoran maupun sekolah.
Sebagai passive income, ia melihat, bisnis sewa properti cocok buat mereka yang sudah pensiun. Bahkan, menurutnya, sekarang ini banyak orang yang memasuki usia pensiun menyiapkan rumah, kontrakan, atau kos untuk disewakan.
"Harapannya, ketika pensiun bisa dapat penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari," ungkap Erlina kepada Momsmoney.
Baca Juga: Hati-Hati Pendapatan Pasif dari Konten di Media Sosial Nilainya Tidak Pasti
Apalagi, penghasilan dari sewa properti ini bisa diatur oleh si pemiliknya kapan harus dibayarkan. Misalnya, per bulan, per tiga bulan atau per tahun.
Meski jadi sumber pendapatan pasif, jangan sampai salah mengelola keuntungan dari sewa kontrakan atau kos.
Menurut Erlina, sebaiknya keuntungan dari sewa properti bisa dialokasikan buat investasi lagi. Selain itu, bisa juga dialokasikan untuk dana darurat.
Terkait investasi apa yang cocok, tergantung dari tujuannya. Jika jangka menengah, maka bisa masuk ke dalam investasi seperti pendapatan tetap dan campuran.
Sementara untuk tujuan jangka panjang bisa masuk ke saham atau reksadana saham. "Sehingga tidak hilang begitu saja," ujar Erlina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News