MOMSMONEY.ID - Riset terbaru OCBC Financial Fitness Index (FFI) 2025 menunjukkan adanya penurunan skor kesehatan finansial Indonesia tahun ini. Skor FFI 2025 tercatat 40,60, menurun 0,65 poin dari tahun sebelumnya yang sebesar 41,25.
“Yang perlu disoroti adalah angka ini, setelah lima tahun pengukuran, baru pertama kali sedikit menurun. Karena sebelumnya 41,25, berarti 40,60 tidak naik. Walaupun ini tidak signifikan. Tapi tetap alarming,” ujar Inggit Primadevi, Director Strategic Analystics & Insights NielsenIQ (NIQ) Indonesia dalam konferensi pers OCBC FInansial Fitness Index 2025, Jumat (12/9).
Memang, bila dilihat dari lima tahun lalu, skor kesehatan finansial orang Indonesia pada 2021 mencapai 37,72, di 2022 sebesar 40,06, 2023 sebesar 41,16, dan naik lagi menjadi 41,25 di 2024.
Turunnya skor tahun ini pun dipicu oleh beberapa faktor, seperti 89% responen yang menabung rutin turun dari tahun lalu yang sebesar 92%, 93% mengelola utang tanpa jaminan dengan baik (turun dari 97%), 77% belum melakukan pencatatan keuangan secara rutin, dan hanya hanya 19% masyarakat yang memiliki dana darurat jika kehilangan pekerjaan, turun dari 25% di 2024.
Jeannette Erena Kristy Tampi, Marketing Communication Division Head OCBC pun mengatakan, dari data tersebut, salah satu hal yang membuatnya khawatir adalah penurunan dana darurat. Terlebih, di kondisi keuangan saat ini, di mana kondisi ekonomi tak menentu dan lebih menantang, dana darurat jadi hal yang penting dimiliki.
“Ternyata angkanya ini jadi menurun. Ini bagaimana caranya agar ada mindset bisa kembali (berpikir) bahwa dana darurat ini penting,” katanya.
Baca Juga: 7 Film Horor Adaptasi Novel Stephen King Wajib Tonton, Terbaru The Long Walk
Dia pun mengatakan, penurunan skor FFI ini menjadi wake-up call bahwa di situasi ekonomi seperti apapun, masyarakat perlu mempertahankan kebiasaan finansial mereka yang baik seperti melakukan smart spending dan smart savings di kehidupan sehari-hari.
“Dengan literasi keuangan yang tepat dan disiplin sederhana seperti menabung rutin dan mencatat pengeluaran, menyiapkan dana darurat, bijak kelola hutang, dan melihat peluang investasi setiap orang bisa tetap FUNanciallyFIT. Inilah kunci untuk benar-benar Win This Economy,” katanya.
Meski terdapat beberapa penurunan, beberapa signal positif yang dicatat dalam FFI 2025 antara lain jumlah yang belum mencatat keuangan turun dari 81% ke 77%, kepemilikan dana pensiun meningkat dari 25% ke 29%, kepemilikan investasi kompleks seperti reksa dana, saham, hingga crypto juga naik dua kali lipat dari 2% ke 4%, terutama pada mereka yang sudah lebih paham soal manajemen risiko. Serta peningkatan kepemilikan emas batangan dari 2% ke 6%, meski pemahaman tentang instrumen ini masih perlu ditingkatkan.
Dari sisi lifestyle, perilaku konsumtif masyarakat justru mulai terkendali lantaran mereka yang mengaku sering menghabiskan uang demi mengikuti gaya hidup teman turun dari 80% ke 76%.
Meski begitu, mindset materialistik juga menguat di mana 40% responden menggambarkan kesejahteraan sebagai memiliki rumah mewah (naik dari 33%), dan 26% mengasosiasikannya dengan mobil mewah (naik dari 22%).
Selanjutnya: Hari Ini (13/9) Pengumuman Uji Tulis Pasukan Putih Dinkes Jakarta, Cek Link Berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News