M O M S M O N E Y I D
BisnisYuk

Mengenal Silika Produk Sampingan Panas Bumi Yang Bisa Jadi Pupuk

Mengenal Silika Produk Sampingan Panas Bumi Yang Bisa Jadi Pupuk
Reporter: Danielisa Putriadita  |  Editor: Danielisa Putriadita


MOMSMONEY.ID - Terletak di kawasan Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki sekitar 40% potensi panas bumi dunia, menjadikannya negara dengan cadangan panas bumi terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Selama ini, panas bumi dikenal sebagai sumber energi listrik bersih, namun, ternyata panas bumi juga dapat menghasilkan produk sampingan yang menyimpan potensi besar untuk menghidupi sektor lain, yakni pertanian. 

Melihat peluang ini, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengolah silika, salah satu produk sampingan panas bumi, menjadi booster Katrili, sebuah inovasi lokal yang dapat menjadi harapan bagi pertanian berkelanjutan di Indonesia.

“PGE berkomitmen menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama di sekitar wilayah operasi kami," kata General Manager PGE Area Lahendong Novi Purwono dalam keterangan tertulis, Kamis (22/5). 

Di Lahendong, di mana banyak warga menggantungkan hidup dari pertanian, Novi melihat peluang untuk mengoptimalkan potensi panas bumi menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Hal ini yang mendasari kolaborasi kami dengan UGM dalam mengembangkan pemanfaatan silika, produk sampingan panas bumi, menjadi booster Katrili. 

Kolaborasi Sejak Lama

Kerja sama antara PGE dan UGM telah terjalin sejak lama, bahkan sebelum PGE resmi berdiri dan masih bernama Pertamina Divisi Geothermal. Inovasi booster Katrili sendiri dimulai secara tidak sengaja saat pandemi Covid-19 tahun 2020 silam. Pada waktu itu, Ahli Panas Bumi Departemen Teknik Geologi UGM Ir. Pri Utami, M.Sc., Ph.D., IPM berkunjung Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PGE dan mengambil sampel hasil produksi panas bumi untuk diuji di laboratorium.

Baca Juga: Selain Kurang Pupuk, Ini 4 Penyebab Bunga Mawar Tidak Berbunga

“Setelah saya analisis, ternyata kandungannya sangat banyak. Yang utama tentu saja silika, tetapi ada juga banyak mineral lainnya. Bahkan, sifatnya mirip dengan abu vulkanik. Kemudian saya berpikir, kenapa tidak kita jadikan pupuk saja?” kata Pri Utami.

Ia kemudian menghubungi rekannya dari Fakultas Farmasi UGM, Dr.rer.nat. Ronny Martien, yang merupakan ahli nanoteknologi, untuk membantu mengubah wujud silika dari serbuk putih menjadi booster yang bermanfaat bagi tanaman. Setelah melalui riset mendalam dan berhasil mengembangkan booster Katrili, UGM dan PGE mulai menjalin komunikasi dengan para petani melalui pendekatan partisipatif dan sukarela. PGE juga turut memberikan pembinaan kepada para petani

“Booster Katrili adalah hal baru bagi para petani, karena cara kerjanya berbeda dari booster, pupuk, atau pestisida yang biasa mereka gunakan. Oleh karena itu, dibutuhkan proses transfer pengetahuan dan keterampilan agar penggunaannya tepat dan efektif. Seperti halnya obat, jika tidak digunakan dengan benar, fungsinya bisa tidak tepat,” ungkap Ahli Teknik konservasi Tanah dan Air Fakultas Teknologi Pertanian UGM Dr. Ngadisih.

Tak hanya di Lahendong, booster Katrili juga disosialisasikan melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa UGM di beberapa daerah di Pulau Jawa, seperti Wonosobo dan Magelang.

Manfaatnya Bagi Petani

Selain silika, booster Katrili juga mengandung kitosan yang berasal dari limbah kulit udang dan kepiting, dipilih karena ketersediaannya yang melimpah di Indonesia. Penggunaan limbah ini tidak hanya membantu mengurangi sampah, tetapi juga memberikan manfaat tambahan berupa perlindungan tanaman melalui kandungan kitosannya. 

“Saat dikombinasikan dengan silika, kitosan berperan melapisi permukaan tanaman sehingga lebih tahan terhadap hama dan mampu menyimpan air lebih baik. Sementara itu, silika membantu memperkuat struktur dinding sel tanaman,” kata Pri Utami.

Booster Katrili digunakan dengan cara dicampur air, lalu disiramkan langsung ke tanah. Takarannya disesuaikan dengan karakteristik tanah dan jenis komoditas yang ditanam. Saat ini, booster Katrili telah digunakan pada berbagai komoditas, seperti tomat varietas Gustavi, kacang batik, bawang merah, dan padi.

Baca Juga: Tumbuh 30%, Pupuk Indonesia Salurkan 1,7 Juta Ton Pupuk Bersubsidi di Kuartal I-2025

Manfaat booster Katrili dirasakan langsung oleh dua petani asal Desa Tonsewer, Minahasa, yaitu Rommie dan Danni. Mereka mulai menggunakannya pada tahun 2024 untuk tanaman tomat. 

“Dari segi kualitas, kami melihat hasil tanaman yang menggunakan booster Katrili lebih unggul dibanding yang hanya memakai pupuk kimia. Buahnya tampak lebih besar dan lebih tahan terhadap gangguan. Proses pematangannya juga lebih stabil, dengan risiko busuk yang jauh lebih rendah. Tanaman juga lebih tahan cuaca ekstrem, apalagi jika dikombinasikan dengan pupuk kimia,” pungkas Danni.

Rommie dan Danni merasa bangga sekaligus terbantu karena bisa menggunakan booster yang berasal dari tanah kelahiran mereka sendiri. Nama Katrili sendiri terinspirasi dari tarian rakyat Minahasa yang menjadi simbol rasa syukur dan harmoni. Rommie mengatakan ia merasa sangat terbantu dengan adanya program PGE ini. Ke depannya, kami berharap program ini dapat terus berlanjut, sehingga lebih banyak petani lain yang dapat merasakan manfaatnya. Terlebih lagi, hasil dari pengelolaan komoditas ini berguna bagi banyak orang.

Guna mendukung petani lokal dan memperkuat ketahanan pangan, PGE bersama UGM akan menyelenggarakan Panen Raya Katrili di Lahendong, pada Senin (26/5). Kegiatan ini akan melibatkan kelompok tani dari Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) dan Gereja Masehi Injil di Minahasa (GMIM). Selain panen, masyarakat juga dapat menikmati kuliner khas lokal serta pertunjukan Tari Katrili.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TERBARU

5 Manfaat Asam Jawa untuk Diabetes hingga Hipertensi, Catat Ya!

Asam jawa punya beragam manfaat kesehatan, lho. Cari tahu 5 manfaat asam jawa untuk kesehatan di sini.

Jadwal Puskas Award 2025: Rizky Ridho Menang? Klik Link Live Streaming di Sini

Simak jadwal dan link siaran langsung Puskas Award 2025, gol Rizky Ridho jadi harapan baru Indonesia di ajang penghargaan FIFA dunia.  

Hujan Sangat Lebat Guyur Provinsi Ini, Simak Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (17/12)

BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca besok Rabu 17 Desember 2025 dan Kamis 18 Desember 2025 status Siaga hujan sangat lebat di provinsi ini.

Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (17/12) di Jabodetabek, Hujan Lebat & Angin Kencang

Peringatan dini BMKG cuaca besok Rabu (17/12) dan Kamis (18/12) di Jabodetabek dengan status Waspada hujan lebat dan angin kencang.

Tayang 22 Januari, Film Esok Tanpa Ibu Rilis Official Trailer & Poster

Film Esok Tanpa Ibu (Mothernet) merilis official trailer & posternya, tayang di bioskop pada 22 Januari 2026.  

Kulit Leher Hitam? Ini 4 Cara Memutihkan Leher Secara Alami yang Bisa Dicoba

Kali ini MomsMoney akan membagikan 4 cara memutihkan leher secara alami. Cocok untuk pemilik leher hitam.

Rapikan Rumah Jelang Akhir Tahun Untuk Sambut Tamu

Tips menjadikan rumah sebagai tempat yang nyaman untuk menerima tamu, sekaligus menciptakan pengalaman akhir tahun yang penuh kesan.  

Pasar Kripto Ambles, Token Ini Melejit 25% ke Puncak Top Gainers

Di pasar yang melemah tajam, sejumlah token dan koin menempati kripto top gainers 24 jam. PIPPIN salah satunya!         

Jadwal Copa del Rey Rabu 17 Desember 2025, Waktunya Barcelona Bangkit

Simak jadwal Copa del Rey pada Rabu 17 Desember 2025, cek deretan laga babak 32 besar yang siap menyuguhkan drama Liga Spanyol.

5 Penyebab Wajah Terlihat Lebih Tua, Jangan Sering Begadang!

Kenapa wajah terlihat lebih tua dari seharusnya? Simak sampai akhir, berikut penyebabnya yang harus Anda tahu.