MOMSMONEY.ID - Isu keberlanjutan terus digaungkan. Demi menerapkan bisnis dan lingkungan yang lebih hijau, Social Investment Indonesia (SII) menyoroti pentingnya kerangka ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam Pembangunan Berkelanjutan.
Direktur Social Investment Indonesia, Pitono Nugroho, mengungkapkan bahwa percepatan SDGs membutuhkan terobosan pemikiran dan kolaborasi lintas sektor yang lebih inovatif. Ia merujuk laporan Sustainable Development Solutions Network (SDSN) mencatat skor indeks SDGs Indonesia tahun 2024 berada di angka 69,4 poin, menurun dari 70,16 pada 2023, sekaligus menurunkan peringkat global Indonesia dari posisi 75 ke 78.
“Kita perlu bekerja sama secara inovatif agar target-target pembangunan berkelanjutan bisa dipercepat,” ujar Pitono dalam keterangan resminya, Kamis (12/11).
Pitono menegaskan pada Indonesia Social Investment Forum (ISIF) 2025, isu sosial menjadi aspek krusial dalam ESG, khususnya bagi keberlanjutan dan legitimasi bisnis di Indonesia.
Baca Juga: 6 Manfaat Konsumsi Biji Rami secara Rutin bagi Kesehatan Tubuh
“Sejumlah isu sosial material dibahas secara mendalam, antara lain ketenagakerjaan lokal, penerapan hak asasi manusia dalam rantai pasok, serta pemberdayaan masyarakat adat,” ucapnya lebih lanjut.
Dengan mengusung tema “Melampaui Batasan Sosial: Membangun Masa Depan Berkelanjutan dengan Inovasi dan Kolaborasi”, forum ISIF 2025 lanjut Pitono menitikberatkan pada tiga pilar utama.
“Pertama, inovasi sosial berbasis komunitas dan teknologi yang memadukan pendekatan akar rumput dengan solusi digital. Kedua, penguatan pendanaan berkelanjutan melalui skema investasi berdampak dan blended finance. Ketiga, pengukuran dampak sosial yang akuntabel, termasuk penerapan Social Return on Investment (SROI),” paparnya.
Sekedar informasi saja, SII juga meluncurkan dua layanan digital, yakni SROI App untuk perhitungan imbal hasil sosial, serta Jurnal Canting, jurnal transdisipliner yang berfokus pada pengembangan masyarakat dan investasi sosial.
Dari forum ISIF 2025 menghasilkan kesepakatan bahwa penguatan aspek sosial dalam ESG harus didukung kolaborasi lintas sektor dan inovasi pendanaan. Pitono berharap tercipta pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
Baca Juga: 18 Makanan yang Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah Tinggi
Selanjutnya: Promo 12.12 Indomaret Periode 12-14 Desember 2025, Es Krim-Tisu Basah Serba Rp 12.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News