Santai

Masih Ancam Indonesia, Ini Ciri-Ciri akan Terjadi Cuaca Ekstrem Hujan Lebat dan Petir

Masih Ancam Indonesia, Ini Ciri-Ciri akan Terjadi Cuaca Ekstrem Hujan Lebat dan Petir

MOMSMONEY.ID - Cuaca ekstrem berupa hujan lebat masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Indonesia. Kenali ciri-ciri akan terjadi cuaca ekstrem dari BMKG berikut ini.

BMKG memberikan peringatan cuaca ekstrem masih mengancam sebagian besar wilayah Indonesia hingga Februari mendatang. 

Itu sebabnya, BMKG meminta masyarakat waspada dan siap-siaga akan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.

"Cuaca ekstrem ini dapat terjadi selama periode puncak musim hujan, yaitu di bulan Januari dan Februari," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran pers, dikutip Minggu (14/1).

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan, kondisi dinamika atmosfer di sekitar Indonesia masih berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan.

Baca Juga: Peringatan BMKG: Cuaca Ekstrem saat Puncak Musim Hujan Mengancam hingga Februari

"Kepada masyarakat, kami himbau untuk senantiasa waspada terhadap terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan intensitas sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang," kata Andri. 

Biasanya, dia mengungkapkan, situasi tersebut dicirikan dengan kondisi panas terik antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB.

"Yang selanjutnya ditandai dengan munculnya awan cumulonimbus (CB) yang berwarna gelap, tebal, dan berbentuk seperti kembang kol," ungkapnya.

Dwikorita menerangkan, sedikitnya, terdapat tiga penyebab cuaca ekstrem:

Pertama, Monsun Asia yang menunjukkan aktivitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir. 

Kondisi ini berpotensi disertai fenomena seruakan dingin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Baca Juga: Benarkah Musim Hujan Lebih Singkat? Ini Prakiraan Musim Hujan Akan Berakhir!

Kedua, ada daerah tekanan rendah yang terpantau di sekitar Laut Timor, Teluk Carpentaria, dan Samudra Hindia barat Sumatra.

Ini bisa memicu pembentukan pola pumpunan dan perlambatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator.

Serta, dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian selatan, juga berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan sekitarnya.

Ketiga, aktivitas gelombang atmosfer masih menunjukkan kondisi yang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan. 

Yakni, fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial. 

Kondisi tersebut bisa meningkatkan aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News