MOMSMONEY.ID - Salah satu life skill atau keterampilan hidup penting yang sering kali terlupakan untuk diajarkan kepada anak-anak adalah pengetahuan finansial. Pdahal, hal ini sangat penting untuk membentuk kebiasaan keuangan yang sehat sepanjang hidup anak kelak.
Terlebih pengetahuan finansial tidak didapatkan anak-anak di bangku sekolahnya, jika orang tua tak ambil peranan, anak-anak mungkin akan belajar dari sumber-sumber yang tidak jelas atau kurang terpercaya. Mengajari anak soal finansial sejak dini seperti pola hidup yang tidak konsumtif, menabung, membuat anggaran, hingga memahami nilai uang akan sangat bermanfaat bagi masa depannya kelak.
Pelajaran tersebut akan membuat mereka punya kemampuan untuk mengelola keuangan dengan bijak dan terhindar dari gaya hidup konsumtif sehingga mereka cukup tangguh untuk menghadapi tantangan finansial di masa depan.
CEO & Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Afifa, menjelaskan bahwa hubungan anak dengan uang berawal dari rumah, ketika mereka melihat bagaimana orang tua mengelola uang, mereka mendapatkan pemahaman praktis tentang cara mendapatkan, menyimpan, dan membelanjakan uang dengan bijak untuk berbagai kebutuhan hidup.
Esensi dari pengetahuan finansial adalah mengajarkan pemahaman mendalam tentang pengelolaan keuangan sejak dini, diawali dari bagaimana menerapkan gaya hidup yang sesuai, menyimpan uang untuk digunakan di kemudian hari sampai membentuk kebiasaan finansial positif sepanjang hidup.
Saat orang tua mampu memberikan pengetahuan finansial, anak-anak akan lebih memahami konsep menabung, investasi, memilah keinginan dan kebutuhan. "Dalam jangka panjang pengetahuan finansial menciptakan ketenangan saat mengambil keputusan finansial, mampu mengelola keuangan, siap menghadapi tantangan-tantangan finansial di masa depan dengan lebih percaya diri dan bertanggung jawab,” kata Afifa dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/6).
Baca Juga: Tips Menabung Emas Bagi Pemula dan Cara Membeli Emas Antam Online
Sementara, menabung merupakan pengetahuan finansial yang paling mendasar. Dengan menabung, orang tua mengajarkan kepada anak tentang disiplin dan kesabaran.
Saat mereka ingin mendapatkan sesuatu, mereka perlu menyisihkan uang secara teratur dan menunggu hingga jumlah yang diperlukan terkumpul. Ini membantu mereka memahami bahwa tidak semua hal bisa didapatkan secara instan dan pentingnya usaha serta perencanaan.
Pengetahuan berikutnya, Afifa menjelaskan, orang tua dapat memperkenalkan tentang konsep membuat anggaran. Anak-anak diajarkan untuk mengatur keuangannya secara detail, seperti mengalokasikan dan membagi uang untuk berbagai kebutuhan mereka misal uang saku harian, tabungan, maupun donasi.
Setelah anak-anak dinilai sudah cukup terlatih dalam mengatur anggaran, mereka bisa diajarkan bagaimana cara menumbuhkan uang mereka lewat investasi.
“Secara sederhana orang tua bisa memberikan pemahaman bahwa sebenarnya uang juga bisa bekerja untuk diri mereka, caranya dengan diinvestasikan. Agar anak semakin paham dengan konsep investasi, orang tua bisa mengajak anak untuk menginvestasikan uang yang mereka miliki dan menunjukkan bagaimana pertumbuhannya dari waktu ke waktu” kata Afifa.
Orang tua di Indonesia sebenarnya sudah mengajarkan pengetahuan finansial kepada anak-anak mereka, namun sayangnya pengetahuan tentang konsep investasi masih sangat rendah. Sebuah survei yang diadakan oleh Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) pada 2024, menunjukkan bahwa ada perbedaan pendekatan antara generasi Gen X dan Millenial dalam memperkenalkan konsep tabungan kepada anak-anak mereka.
Beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi perbedaan ini bisa termasuk perubahan dalam teknologi, akses informasi, dan perubahan gaya hidup.
Survei tersebut menemukan bahwa 93% orang tua Indonesia berusia lebih dari 44 tahun, atau yang termasuk Gen X, telah memperkenalkan tabungan bank kepada anak-anaknya sejak si anak duduk di bangku SD hingga SMA.
Sedangkan, orang tua yang termasuk millenial, hanya 73% yang memperkenalkan tabungan bank kepada anak-anaknya. Beda cerita dengan alternatif investasi pasar modal. Secara umum literasi pasar modal di Indonesia memang masih jauh lebih rendah jika dibandingkan tabungan bank. Tapi rupanya edukasi mengenai alternatif ini, justru dimotori generasi yang lebih muda.
Baca Juga: Strategi Tabungan Keluarga 2025: Antara Kebutuhan Mendesak dan Impian Masa Depan
Edukasi pasar modal kepada anak-anak di dalam keluarga, justru didominasi para orang tua Millenial sebesar 29%, dibanding orang tua Gen X yang hanya 23%. Angka ini bahkan lebih tinggi lagi di antara orang tua yang termasuk Zillenial, atau peralihan antara Millenial dan Gen Z, yaitu sebesar 34%.
“Masih rendahnya pengetahuan seputar investasi bisa jadi disebabkan oleh kurangnya literasi investasi yang dimiliki orang tua mereka di masa lampau atau bisa juga disebabkan oleh pemahaman investasi yang keliru hingga ketakutan akibat pernah menjadi korban penipuan investasi," kata Afifa.
Temuan ini bisa dijadikan momentum perubahan agar lebih banyak orang tua dapat mendidik anaknya tentang pentingnya investasi dalam pengelolaan keuangan. Sebagai perusahaan manajer investasi, MAMI berupaya ambil bagian dalam upaya memberikan edukasi investasi yang sehat dan bijak melalui berbagai saluran yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat Indonesia.
Selanjutnya: Belanja Ritel China Meningkat Saat Produksi Industri Melambat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News