MOMSMONEY.ID - Belakangan, wabah dengue atau demam berdarah merebak di masyarakat. Fenomena El Nino yang bersuhu panas dan kering, diikuti dengan La Nina yang disertai hujan, menjadi salah satu penyebab naiknya kasus DBD di Indonesia pada kuartal pertama 2024.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan di minggu ke-11 tahun 2024, pemerintah telah mencatat total 35.556 kasus DBD dengan kematian sebanyak 290 kasus. Angka tersebut naik signifikan dari minggu yang sama di tahun sebelumnya (2023) yaitu 15.886 kasus dengan 118 kematian.
Emanuel Melkiades Laka Lena, Wakil Ketua Komisi IX DPR, menyampaikan, Komisi IX DPR RI terus mendorong pemerintah untuk mengambil langkah strategis dalam pengendalian dengue dengan penguatan kebijakan dan pemberdayaan masyarakat.
Bagi Emanuel, perlu diperkuat Strategi Nasional Pengendalian Dengue (Stranas Dengue) untuk mencapai target nol kematian akibat dengue di Indonesia pada 2030.
"Kami juga mendukung penguatan anggaran dalam pengendalian penyakit endemis, termasuk dengue, dengan indikator terukur untuk menurunkan beban penyakit masyarakat," ujar Emanuel dalam keterangan tertulis, Selasa (2/4).
Baca Juga: Atasi DBD Lewat Kenali Gejala dan Vaksinasi
Komisi IX DPR, kata Emanuel, didukung lewat upaya penanggulangan dengue melalui Koalisi Bersama Lawan Dengue (KOBAR) dan penelitian terkait teknologi nyamuk ber-Wolbachia.
Melalui rapat dengan berbagai pihak termasuk Kementerian Kesehatan, DPR mendukung sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat serta pencegahan dengue dengan gerakan 3M plus dan implementasi vaksin dengue.
"Kami mengajak semua pihak untuk bersatu dalam menciptakan perubahan menuju Indonesia sehat tanpa dengue," tuturnya.
Perjalanan mencapai ‘nol kematian akibat dengue pada tahun 2030’ tidak lepas dari perlunya komitmen dari seluruh pemangku kepentingan terkait, serta program yang menyeluruh. Beberapa hal yang menjadi fokus adalah perlunya penguatan jejaring kesehatan, serta ketersediaan infrastruktur yang memadai.
Melalui upaya bersama, strategi penanggulangan DBD dapat diterjemahkan menjadi berbagai bentuk intervensi seperti pengendalian vektor, diagnosis, pengobatan, riset inovasi, dan pencegahan inovatif seperti wolbachia dan vaksinasi.
Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Republik, menggarisbawahi pentingnya keterbukaan terhadap inovasi dalam penanggulangan masalah kesehatan di Indonesia.
Baca Juga: Hati-Hati Demam Berdarah Bisa Mengancam Siapapun, Cegah dengan Vaksin DBD
Di era yang serba maju seperti sekarang ini, Budi menyebut inovasi memegang peran yang sangat krusial dalam pengendalian serta pencegahan penyakit, termasuk DBD.
"Oleh karena itu, kami mendukung program intervensi inovasi pencegahan DBD seperti wolbachia dan vaksinasi, di luar program-program yang telah diimplementasikan secara berkelanjutan oleh Kementerian Kesehatan seperti Program 3M Plus dan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J)," sebut Budi.
Menurut Budi, Pemerintah telah meninjau urgensi dari bahaya DBD dengan menetapkan target indikator dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan RI 2020-2024.
Target indikator tersebut bertujuan untuk mengurangi angka kasus DBD di kabupaten/kota hingga kurang dari 10 per 100.000 penduduk di tahun 2024.
Selain itu, melalui KOBAR Lawan Dengue, Kementerian Kesehatan berupaya memperkuat kolaborasi dengan pemangku kepentingan dari berbagai sektor, dan bersama-sama mengubah strategi menjadi tindakan untuk mencapai Indonesia Nol Kematian Akibat Dengue pada Tahun 2030.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News