Bugar

Atasi DBD Lewat Kenali Gejala dan Vaksinasi

Atasi DBD Lewat Kenali Gejala dan Vaksinasi

MOMSMONEY.ID - Hampir banyak orang taka sing dengan penyakit Demam Berdarah. Salah satu penyakit yang dapat membuat suhu tubuh pengidapnya tinggi dan menyebabak kematian ini perlu dikenali gejala dan diatasi dengan vaksinasi.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan demam berdarah merupakan masalah serius dan sudah lama menjangkit masyarakat Indonesia. Untuk meminimalisir perkembangannya dan menurunkan angka kematian akibat demam berdarah maka masyarakat perlu mengenali gejalanya.

“Yang paling umum gejalanya demam tinggi selama beberapa hari lalu ada bintik merah,” kata Dr. dr. Maxi di kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD di Jakarta, Rabu (27/9).

Jika sudah terkena penyakit ini, Dr. dr. Maxi menuturkan hal utama yang penting dilakukan adalah memperbanyak cairan tubuh. Bisa dengan mengkonsumsi air putih dengan jumlah banyak dan beristirahat yang cukup. Namun, bentuk pencegahan terkena demam berdarah pada umumnya bisa dilakukan lewat vaksinasi DBD.

Baca Juga: Vaksin DBD Tekan Angka Kematian di Indonesia dan Bisa Capai Zero Death di 2030

“Kita lihat dengan kemajuan teknologi dan vaksin yang sudah ada diharapakan dapat menggerakkan masyarakat melakukan vaksinasi demam berdarah,” ujarnya.

Prof. Dr.dr. Sri Rezeki Hadinegoro, p.A(K), Ketua Komunitas Dengue Indonesia juga menambahkan masyarakat harus merubah perilaku hidup tanpa nyamuk. Mengenali gejala dan melakukan vaksin penting diperhatikan agar tak terkena penyakit demam berdarah.

“Kita harus berperang dengan nyamuk. Selain melakukan program 3M yakni Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat penampungan air dan Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia, vaksinasi DBD juga harus dilakukan.

“Manusia harus dilindungi untuk mencegah terkena infeksi virus dengue. Dengan begitu kita bisa mencapai penurunan kematian akibat DBD,” tandas dr. Sri Rezeki.

Untuk vaksinasi DBD, dr Sri Rezeki bilang semua kalangan masyarakat mulai dari anak-anak hingga dewasa dapat melakukannya. Mulai dari usia 0 sampai 18 tahun untuk golongan anak-anak, dan diatas 18 tahun sampai 45 tahun bisa menjalankan vaksinasi DBD.

Tika Bisono, Psikolog sekaligus pemerhati Dengeu Prevention berharap Pemerintah bisa membawa program vaksinasi DBD menjadi program nasional. Disamping itu, Tika berkeinginan treatment vaksinasi DBD sama seperti covid dimana dilakukan serentak di Indonesia dan gratis.

Baca Juga: Tekan Angka Kematian, Pemerintah Dorong Vaksin DBD Sebagai Perlindungan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News