MOMSMONEY.ID - Di balik keluarga yang hangat dan kuat, hampir selalu ada sosok ibu yang sehat. Peran ibu bukan hanya hadir secara fisik, tetapi juga mental dan emosional. Karena itu, menjaga kesehatan ibu sejak dini bukan sekadar bentuk cinta, melainkan investasi jangka panjang bagi kesehatan seluruh keluarga.
Menurut Fransiska Xaveria Aryani, M.Psi., Psikolog dari Primaya Hospital Kelapa Gading, kondisi kesehatan ibu dapat berdampak besar pada stabilitas psikologis keluarga. Dia bilang ibu sering kali menempatkan kebutuhan keluarga di atas dirinya sendiri.
"Perlu menjadi perhatian jika ibu mengalami kelelahan fisik dan tekanan emosional namun tidak tertangani, dapat berdampak pada kesehatan mental ibu, yang kemudian mempengaruhi dinamika keluarga secara keseluruhan,” kata Fransiska dalam keterangan resmi yang diterima Jumat (26/12).
Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa penyakit tidak menular seperti kanker payudara, kanker serviks, diabetes, serta gangguan metabolik masih menjadi penyebab utama penurunan kualitas hidup perempuan Indonesia. Terlebih lagi, sebagian besar kasus tersebut baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut—saat penanganan menjadi lebih kompleks dan berisiko.
Fransiska menegaskan, skrining kesehatan rutin termasuk perhatian pada kesehatan mental menjadi langkah penting agar ibu tetap mampu menjalankan perannya secara optimal, tanpa mengorbankan kesejahteraan dirinya sendiri.
Baca Juga: Angka Kematian akibat Stroke Tinggi, Primaya Luncurkan Layanan Kesehatan Baru
Pada fase kehamilan, kesehatan ibu tidak hanya menentukan keselamatan dirinya, tetapi juga tumbuh kembang janin. Dukungan emosional dari keluarga, asupan gizi seimbang, serta pemantauan medis secara berkala menjadi fondasi utama kehamilan yang sehat.
dr. Risma Maharani, Sp. OG, MKes, Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Primaya Hospital Bekasi Timur, menekankan pentingnya pemeriksaan fetomaternal.
“Pemeriksaan kehamilan tidak hanya USG rutin, pemeriksaan fetomaternal juga dibutuhkan untuk membantu mendeteksi risiko sejak dini, baik pada ibu maupun janin, sehingga potensi komplikasi dapat dicegah lebih awal,” ujarnya.
Selain kehamilan, kesehatan reproduksi perempuan juga memerlukan perhatian serius. Di Indonesia, kanker merupakan penyebab kematian ketiga tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan), jenis kanker dengan angka kematian tertinggi adalah kanker payudara, kanker serviks, kanker paru, kanker kolorektal, dan kanker hati. Kanker yang paling sering terjadi pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker serviks. WHO mencatat kanker serviks sebagai salah satu kanker terbanyak kedua pada perempuan, seharusnya dapat dicegah melalui vaksinasi HPV dan skrining rutin.
“Deteksi dini dan vaksinasi adalah dua kunci utama menurunkan risiko kanker serviks. Sayangnya, masih banyak perempuan datang berobat saat sudah bergejala berat,” tambah dr. Risma.
Baca Juga: Kini, Rumah Sakit Primaya Hospital Ada di Jakarta Barat dan Bogor
Beberapa langkah sederhana ini bisa mulai dilakukan:
● Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mengetahui kondisi tubuh sejak dini, bahkan sebelum keluhan muncul.
● Konsumsi makanan bergizi dan cukup cairan agar tubuh tetap bertenaga sepanjang hari.
● Tetap aktif setiap hari, cukup dengan jalan kaki atau olahraga ringan 15–20 menit di rumah.
● Tidur yang cukup dan berkualitas untuk membantu tubuh pulih dan menjaga suasana hati.
● Jaga kesehatan mental, luangkan waktu untuk diri sendiri dan kelola stres dengan baik.
● Perhatikan kebersihan diri dan lingkungan agar ibu tetap sehat dan nyaman beraktivitas.
Baca Juga: Catat 4 Jenis Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil
Selanjutnya: Elon Musk dan Permainan Baru yang Mengubah Dunia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News