MOMSMONEY.ID - Edena Capital Nusantara menilai pasar karbon kini memasuki fase baru sebagai instrumen investasi berbasis keberlanjutan.
Pasar karbon adalah mekanisme perdagangan kredit karbon yang berasal dari aktivitas pengurangan atau penyerapan emisi gas rumah kaca.
Kredit ini memiliki nilai ekonomi dan dapat diperdagangkan, sehingga mulai dipandang sebagai instrumen investasi berbasis keberlanjutan.
Edukasi mengenai pasar karbon menjadi salah satu bahasan utama dalam Carbon Digital Conference (CDC) 2025 yang digelar pada 8–9 Desember 2025 di Bandung.
Konferensi ini dihadiri lebih dari 400 pemimpin global dan menjadi ajang pasar karbon terbesar di Asia Tenggara.
Edena Capital Nusantara menjadi co-host bersama Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA). CEO Edena Capital Nusantara Wook Lee menyebutkan, pasar karbon kini memasuki fase baru.
Baca Juga: Pasar Karbon Kian Serius, Ini Proyek Unggulan Indonesia
“Pasar karbon telah mencapai titik balik di mana kredit karbon menjadi kelas aset yang sesungguhnya,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (18/12).
Sebagai gambaran, Wook Lee mencontohkan, kebijakan di Korea Selatan, kredit karbon mulai memberikan manfaat langsung bagi pemilik kendaraan listrik perorangan.
Hal ini menunjukkan, aksi pengurangan emisi tidak lagi hanya bersifat lingkungan, tetapi juga bernilai ekonomi.
Dalam konferensi tersebut, dibahas pula regulasi pasar karbon Indonesia, proyek CCS/CCUS, serta kerjasama pasar karbon lintas negara, termasuk antara Korea, Jepang, dan Indonesia.
Selain diskusi, terdapat Carbon Bazaar yang menampilkan 15 proyek karbon dan sesi business matching antara pengembang proyek dan investor.
Edena mengembangkan infrastruktur pasar karbon digital di lebih dari 70 negara untuk menghubungkan proyek karbon dengan modal global secara transparan dan terukur.
Selanjutnya: Cara Sederhana Merawat Kompor Gas biar Aktivitas Memasak Lebih Ringan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News