MOMSMONEY.ID - Mitos terkait regulator gas LPG ternyata masih banyak yang beredar dan kerap menyesatkan pengguna. Simak lima mitos regulator yang perlu diluruskan.
Regulator gas adalah komponen penting dalam sistem LPG rumah tangga karena mengalirkan gas sekaligus menjaga tekanan tetap stabil saat memasak.
Namun, masih banyak mitos yang beredar dan kerap menyesatkan pengguna, sehingga berpotensi membahayakan keamanan dapur.
Untuk itu, Tim Research and Development (R&D) Destec Indonesia dalam keterangan tertulis Kamis (11/12) merangkum lima mitos yang perlu diluruskan agar penggunaan regulator gas lebih aman.
1. Karet regulator yang rusak masih bisa dimodifikasi
Salah satu mitos paling umum adalah karet atau seal regulator yang rusak bisa diperbaiki dengan cara direndam minyak goreng agar kembali lentur. Faktanya praktik modifikasi ini sangat berbahaya.
Seal yang rusak sebaiknya diganti, bukan diakali, karena modifikasi justru meningkatkan risiko kebocoran gas.
Karet regulator adalah komponen vital yang memastikan sambungan antara tabung dan regulator tertutup rapat.
Baca Juga: Tips Merawat Kompor Kaca biar Awet dan Tetap Elegan di Dapur
2. Bau gas pasti berasal dari regulator bocor
Ketika mencium bau gas, banyak pengguna langsung menyimpulkan bahwa regulator bocor. Padahal, sumber bau gas bisa berasal dari berbagai titik lain, seperti karet seal tabung, sambungan selang, kondisi selang, dan bagian kompor.
Jika tercium bau gas, langkah pertama adalah mematikan kompor, membuka ventilasi, lalu memeriksa semua komponen, bukan hanya regulator.
Pemeriksaan menyeluruh membantu memastikan sumber kebocoran sebelum mengambil tindakan lanjutan.
3. Cek kebocoran regulator cukup dengan air sabun
Menggunakan air sabun memang bisa mendeteksi kebocoran pada permukaan luar, tetapi tidak dapat mengidentifikasi kerusakan internal regulator atau masalah pada katup tabung.
Untuk memastikan keamanan penggunaan gas LPG, pemeriksaan harus mencakup pemasangan regulator, kondisi karet tabung, kondisi selang, sambungan kompor, dan memastikan tidak ada komponen yang aus atau longgar.
Baca Juga: Perlukah Ganti Regulator Gas Secara Berkala? Ini Tanda Regulator Gas Perlu Diganti
4. Menggunakan lilin untuk mendeteksi kebocoran gas
Ini adalah salah satu cara paling berbahaya. LPG sangat mudah terbakar, sehingga api lilin dapat memicu kebakaran atau ledakan jika terjadi kebocoran.
Cara yang benar adalah mematikan kompor, membuka jendela, lalu memeriksa regulator, selang, dan sambungan dengan aman, bukan menggunakan api.
5. Regulator tidak perlu diganti selama masih bisa dipasang
Walaupun masih “nyantol” ke tabung, bukan berarti regulator aman. Komponen internal seperti valve, pegas, dan karet dapat aus seiring pemakaian, terutama jika sering terpapar panas, kelembapan, atau debu.
Idealnya, regulator gas diganti setiap 3–5 tahun untuk mencegah kebocoran yang tidak terlihat dari luar.
Baca Juga: Desain Dapur Alcove Kompor Kembali Tren dengan Tampilan Mewah dan Fungsional
Perawatan regulator gas yang wajib dilakukan
Selain memahami mitos dan faktanya, pengguna perlu melakukan perawatan rutin agar regulator lebih awet dan aman, antara lain meletakkan regulator di tempat kering dan jauh dari sumber panas, dan menghindari benturan.
Selain itu, juga perlu untu, membersihkan bagian regulator secara berkala, memasang regulator sesuai petunjuk, serta melakukan pengecekan keamanan rutin.
Dengan pemahaman yang tepat dan perawatan yang konsisten, pengguna dapat menjaga keamanan dapur dan memasak tanpa khawatir akan risiko kebocoran gas.
Selanjutnya: Coba Mienumku yuk! Inovasi Baru Es Teler 77 dengan 3 Pilihan Bundling Hemat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News