AturUang

Jangan Menyesal saat Punya Uang, Begini Cara Menghindari Jebakan Berfoya-foya

Jangan Menyesal saat Punya Uang, Begini Cara Menghindari Jebakan Berfoya-foya
Reporter: Ramadhan Widiantoro  |  Editor: Ramadhan Widiantoro


MOMSMONEY.ID - Simak cara mendapatkan penghasilan di atas rata-rata yang membuat Anda kebal terhadap belanja impulsif atau penyesalan dalam pengeluaran.

Pembelian yang disesalkan biasanya memiliki beberapa kesamaan, baik Anda tidak merencanakannya, membelinya saat emosi sedang tinggi, sulit untuk dijual kembali, dan tidak sesuai dengan gaya hidup atau tujuan.

Melansir dari Nerdwallet, Alexandra Rooney yang merupakan seorang perencana keuangan bersertifikat di Greenwich, Connecticut, sering melihat pola-pola ini. 

Salah satu temannya, baru-baru ini mempertimbangkan kembali untuk membeli properti sewaan seharga satu juta dolar yang berjarak lima jam perjalanan.

Baca Juga: Dapat Warisan Rp1 Miliar? Begini Strategi Pintar Agar Tidak Cepat Habis

"Dia memang kaya, tapi dia tidak punya bakat untuk menjadi tukang, pekerjaan itu tidak cocok untuknya dengan gaya hidupnya saat ini," kata Rooney.

Maka dari itu, tidak semua pembelianmu akan langsung memuaskan, lo. Namun, jika Anda ingin memanjakan diri dengan sesuatu yang mewah, berikut beberapa tips agar Anda tetap merasa puas setiap saat.

Pertimbangkan anggaran pengeluaran

Penghasilan stabil dan anggaran pengeluaran mungkin terdengar bertentangan di pikiran Anda, tetapi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan Anda sebelum memenuhi keinginan.

"Setelah Anda mengalokasikan beberapa pendapatan untuk semua kebutuhan baik makanan, pakaian, sewa, dan tabungan serta jika ada suatu yang lebih, kita bisa kelola kelebihan tersebut," kata Glenn Downing, seorang pakar keuangan di Miami.

Saran menurut Downing untuk Anda adalah membuat aturan uang lebih. Misalnya, alokasikan sepertiga untuk tabungan, sepertiga untuk pensiun, dan sepertiga untuk bersenang-senang.

Rooney juga menyarankan agar Anda membeli barang-barang mewah dengan uang yang ada di bank dan bukan dari pendapatan yang diharapkan. 

Meskipun kita mungkin merencanakan pengeluaran tahunan, "kita tidak ingin menghabiskan uang yang belum kita terima," kata Rooney.

Kalau tidak, mudah untuk merasa bahwa pembelian itu sudah ditanggung, katanya, yang berarti uang baru yang masuk bisa digunakan untuk hal lain. 

Beberapa temannya bahkan membuat rekening terpisah untuk pengeluaran yang besar. "Itu berarti memiliki rencana tahunan jangka panjang dan hampir menabung untuk itu," ujar Rooney.

Baca Juga: Trauma Keuangan Vikarius, Stres Finansial Orang Lain Mengubah Cara Mengelola Uang

Pikirkan baik-baik sebelum Anda mengeluarkan uang

Pertimbangkan semua aspek properti sebelum Anda memutuskan untuk membelinya. Downing juga sering berbincang dengan temannya yang ingin membeli rumah kedua untuk liburan atau properti lainnya.

Kapan sebaiknya kita memiliki sesuatu, alih-alih hanya untuk menyewanya? tanya Downing kepada mereka yang membantu temannya agar memahami keuangan.

Rooney juga turut mengingatkan temannya bahwa mereka harus merasa nyaman dengan barang-barang mewah yang mereka beli. "Jika Anda membeli mantel bulu dan tidak merasa nyaman memakainya, untuk apa?" ujarnya.

Salah satu teman Rooney juga berkomitmen untuk berlibur dengan kapal pesiar senilai ratusan ribu dolar tanpa pernah berlayar. 

Akhirnya, temannya tersebut kehilangan sekitar $10.000 dalam bentuk deposit ketika ia menyadari bahwa dirinya bukan tipe orang yang suka berlayar.

"Pemasaran yang kita terima akhir-akhir ini sangat efektif," kata Rooney. Sangat penting untuk membimbing teman kita agar memahami perasaan mereka setelah menghabiskan uang, dan membantu mengenali diri mereka sebelum terjebak pada barang-barang mewah.

Temukan tujuan uang Anda

Jack Heintzelman, seorang CFP di Boston, mengajak teman-temannya untuk merenungkan makna terdalam dari pengeluaran mereka. 

"Luangkan waktu sejenak untuk bertanya-tanya, apa yang penting untuk saya? Kemudian alokasikan uang lebih untuk sesuatu yang penting," ujarnya.

Fokus ini bisa saja mencegah apa yang Heintzelman sebut sebagai "spiral", di mana satu pembelian barang mewah memicu pembelian barang mewah lainnya. 

"Kuncinya bukan melakukan semua hal yang baik," kata Heintzelman. Ia melanjutkan bahwa kuncinya adalah mengetahui apa yang penting bagi mereka dan mendalami hal itu terlebih dahulu.

Baca Juga: Manfaat Rekening Sapu Tunai untuk Maksimalkan Uang yang Menganggur

Rooney juga mengingat teman yang pekerjaannya sering mengharuskannya bepergian dengan pesawat, dan perusahaannya menawarkan transportasi kelas satu secara gratis, tetapi temannya itu menolak dan memilih untuk terbang dengan pesawat pribadi.

"Itu adalah biaya yang sangat besar untuk keseluruhan tujuan perjalanan, mengapa menghabiskan uang untuk sesuatu yang sebenarnya tidak memberikan manfaat bagi Anda?" kata Rooney.

Ketika Anda berpenghasilan tinggi, mungkin bisa melakukan apa pun yang Anda mau, tetapi tidak bisa melakukan semuanya sekaligus. 

Maka dari itu, sebesar apapun pengeluaran uang Anda akan memberikan dampak besar dan nantinya Anda tidak akan menemukan kebahagiaan yang paling besar.

Selanjutnya: Simak Panduan Menghitung PPN 11% di Tahun 2025, Berikut Caranya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News