MOMSMONEY.ID - Di tengah perang tarif global yang menimbulkan ketidakpastian ekonomi, pemilik merek GPS Tracker Fox Logger, PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF), mengambil langkah cerdas.
Mereka fokus memperkuat bisnis di dalam negeri dan menggandeng perusahaan ERP Cloud terbesar di Tiongkok, Kingdee International Software Group., untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia.
CEO IOTF Alamsyah Cheung menjelaskan, perang tarif tidak terlalu berpengaruh langsung pada bisnisnya karena pasar IOTF saat ini sepenuhnya ada di Indonesia.
"Pasar kami saat ini sepenuhnya ada di dalam negeri. Justru situasi ini mengingatkan kita pentingnya memperkuat transaksi berbasis rupiah dan meminimalkan eksposur terhadap fluktuasi mata uang asing," ujarnya dalam siaran pers, Senin (27/4).
Langkah ini dilihat sebagai cara aman untuk menjaga bisnis tetap stabil saat ekonomi global bergejolak.
Baca Juga: 56% Ekonom Dunia Proyeksi Ekonomi Global di 2025 Tak Baik-baik Saja
Selain fokus di dalam negeri, IOTF juga berupaya meningkatkan kualitas layanan dan kinerja internal agar tetap unggul. "Nilai tambah kami ada pada manusia, bukan hanya teknologi. Maka dari itu, kami perkuat dari dalam," lanjut Alamsyah.
Tujuannya adalah agar pelanggan tetap setia menggunakan Fox Logger, yang terbukti efektif menjaga penjualan meski kondisi pasar tidak pasti.
Langkah penting lainnya adalah kerja sama IOTF dengan Kingdee yang diumumkan Maret 2025. Aliansi ini dianggap sebagai peluang besar untuk memberikan solusi digital yang lebih baik bagi pengusaha di Indonesia, terutama UMKM.
"Kingdee sudah terbukti di pasar global. Dan IOTF sendiri sudah lama terbiasa melayani pelanggan lokal dengan standar tinggi. Ketika dua kekuatan ini bertemu, kami melihat peluang besar untuk menghadirkan solusi digital yang lebih efisien dan siap menjawab kebutuhan masa depan," jelas Alamsyah.
Baca Juga: Bos BCA Beberkan Tren Biaya di Tengah Tantangan Ketidakapastian Ekonomi Global
Kesamaan model bisnis subscription service antara IOTF dan Kingdee diyakini akan mempermudah kerja sama keduanya.
Lebih dari sekadar teknologi, kemitraan ini juga punya rencana jangka panjang untuk membangun infrastruktur digital di Indonesia. IOTF dan Kingdee sedang mempersiapkan pembangunan pusat data lokal sesuai dengan aturan pemerintah soal kedaulatan data.
Alamsyah melihat kerjasama dengan Kingdee, yang punya nilai pasar besar, sebagai kesempatan bagus untuk belajar dan bertukar ide.
"Kami sedang berlayar bersama dalam perahu yang sama. Kingdee membawa sudut pandang global, dan kami membawa pemahaman lokal. Dari sinilah kekuatan sinergi lahir," tutur Alamsyah.
Selanjutnya: Rhenald Kasali Mundur dari Jabatan Komut PT Pos Indonesia, Kenapa? Ini Alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News