MOMSMONEY.ID - Berikut adalah penjelasan mengenai tata cara puasa dan berpantang dalam tradisi Katolik yang diawali dengan perayaan Rabu Abu.
Puasa adalah salah satu praktik spiritual yang penting dalam tradisi Katolik, terutama selama masa Prapaskah.
Melalui puasa, umat Katolik diajak untuk merenungkan hidup, memperdalam iman, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Puasa dalam konteks Katolik bukan hanya sekadar menahan diri dari makanan, tetapi juga merupakan bentuk penyangkalan diri yang bertujuan untuk memperkuat iman dan meningkatkan kesadaran spiritual.
Puasa membantu umat untuk lebih fokus pada hubungan mereka dengan Tuhan dan mengingatkan mereka akan kebutuhan spiritual yang lebih besar daripada kebutuhan fisik.
Berikut ini penjelasan mengenai tata cara puasa dalam tradisi Katolik.
Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon Rabu Abu 2025, Persiapkan untuk Tanggal 5 Maret
Puasa: Umat Katolik yang berpuasa diharuskan untuk mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi. Secara umum, puasa berarti hanya makan satu kali makanan utama dalam sehari, sementara dua kali makanan ringan diperbolehkan, tetapi tidak boleh sama sekali menyamai jumlah makanan utama.
Laman Iman Katolik mencatat dari Kitab Hukum Gereja Katolik, puasa ini berlaku bagi mereka yang berusia 18 hingga 60 tahun.
Berpantang: Selain puasa, umat Katolik juga diharuskan untuk berpantang dari daging pada hari-hari tertentu, terutama pada Rabu Abu dan Jumat Agung. Jadi hanya 7 hari selama masa Prapaskah.
Berpantang berarti tidak mengonsumsi daging dari hewan berkaki empat, tetapi masih diperbolehkan untuk mengonsumsi ikan dan makanan laut. Yang wajib berpantang adalah semua orang Katolik yang berusia empat belas (14) tahun ke atas.
Baca Juga: Pastor dan Paus itu Beda? Kenali Bedanya Lewat Hierarki Gereja Katolik Roma Ini
Laman Katolisitas menerangkan, menurut Kitab Hukum Gereja Katolik, ada beberapa tujuan puasa dan berpantang semasa Prapaskah.
Setiap umat Kristiani memiliki kewajiban untuk melakukan pertobatan sesuai dengan cara masing-masing demi memenuhi hukum ilahi.
Namun, untuk menciptakan kesatuan dalam pelaksanaan pertobatan, ditetapkan hari-hari khusus untuk bertobat.
Pada hari-hari ini, umat Kristen diharapkan meluangkan waktu untuk berdoa, melakukan tindakan kesalehan dan amal kasih, serta menyangkal diri dengan lebih setia menjalankan kewajiban mereka, terutama melalui puasa dan pantang, sesuai dengan norma-norma kanon yang berlaku.
Baca Juga: 25 Ucapan Rabu Abu Rohani untuk Caption Medsos 5 Maret 2025 Nanti
Puasa juga seharusnya disertai dengan doa dan pertobatan. Hari dan waktu tobat dalam seluruh Gereja ialah setiap hari Jumat sepanjang tahun, dan juga masa Prapaskah.
Umat juga diajak untuk lebih banyak berdoa, membaca Alkitab, dan melakukan tindakan kasih kepada sesama.
Waktu ini adalah waktu untuk merenungkan hidup dan memperbaiki hubungan dengan Tuhan dan orang lain.
Masa Prapaskah sendiri ditandai dengan perayaan Rabu Abu yang pada tahun ini jatuh pada tanggal 5 Maret 2025.
Semoga penjelasan tentang tata cara melakukan puasa saat Prapaskah bagi umat Katolik itu tadi membantu, ya.
Selanjutnya: Ada Potensi Hujan Ringan, Simak Prakiraan Cuaca Papua Senin (3/3) & Selasa (4/3)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News