Bugar

Ini Penjelasan Kemenkes Soal Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2

Ini Penjelasan Kemenkes Soal Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2

MOMSMONEY.ID - Penyebaran Covid-19 varian KP.1 dan KP.2 sedang terjadi di Singapura. Kementerian Kesehatan Singapura mencatat, ada peningkatan kasus Covid-19 dari periode 28 April sampai 4 Mei hingga periode 5-11 Mei 2024.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril menjelaskan, Covid-19 varian KP.1 dan KP.2, seperti yang menyebar di Singapura, merupakan subvarian turunan dari Omicron JN.1.

Subvarian JN.1 telah mendominasi di sebagian besar negara yakni sebesar 54,3%. Secara lokal, proporsi gabungan KP.1 dan KP.2 saat ini mencapai lebih dari dua per tiga kasus covid-19 di Singapura.

Hingga 3 Mei 2024, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan KP.2 sebagai Variant Under Monitoring (VUM). Meski begitu, tidak ada indikasi bahwa varian KP.1 dan KP.2 lebih mudah menular atau menyebabkan keparahan dibanding varian Covid-19 lain.

"Pemerintah Singapura melaporkan proporsi sublineage didominasi oleh sublinegae KP.1 dan KP.2," kata Syahril dalam keterangan tertulis yang dikutip dari situs Kemenkes, Jumat (24/5).

"Belum ada indikasi, baik di global ataupun di lokal Singapura, bahwa dua subvarian ini menjadi lebih menular ataupun menjadi lebih dapat menyebabkan sakit berat, dibandingkan dengan varian yang lainnya," ujarnya.

Baca Juga: Komnas KIPI: Tidak Ada Efek Samping TTS Akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Berdasarkan data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) yang dihimpun ASEAN BioDiaspora Virtual Center per 19 Mei 2024, varian Covid-19 yang bersirkulasi di kawasan negara-negara ASEAN pada 2023-2024 didominasi oleh JN.1.

Varian KP yang terdeteksi di ASEAN tidak hanya bersirkulasi di Singapura, melainkan ada juga di Malaysia, Thailand dan Kamboja.

Tapi, Syahril menyebutkan, varian KP belum ditemukan di Indoensia.

"Sampai Mei 2024, kasus Covid-19 yang beredar di Indonesia didominasi oleh subvarian Omicron JN.1.1, JN.1, dan JN.1.39. Kalau subvarian KP, belum ditemukan," ungkapnya.

Hingga Mei 2024, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan pada minggu ke-18 tahun 2024 sebesar 11,76% dibanding minggu sebelumnya. Berdasarkan data GISAID Indonesia 2024, sebagian besar kasus masih didominasi varian JN.1.

Meski begitu, Syahril mengatakan, angka peningkatan kasus ini tidak diikuti dengan peningkatan angka rawat inap (hospitalisasi) dan kematian.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak Hampir 2 Kali Lipat, Varian Baru Penyebabnya

Data Laporan Mingguan Nasional Covid-19 Kemenkes periode 12-18 Mei 2024 mencatat, terdapat 19 kasus konfirmasi, 44 kasus rawat ICU, dan 153 kasus rawat isolasi. Tren positivity rate mingguan di angka 0,65% dan nol kematian. Tren orang yang dites per minggu mencapai 2.474 orang.

Menurut Syahril, Indonesia pun sudah memiliki strategi untuk menanggulang Covid-19, yaitu mengintensifkan kapasitas mencakup manajemen klinis, surveilans, imunisasi, promosi kesehatan dan sebagainya.

Lebih lanjut Syahril juga mengatakan melihat kasus varian KP.1 dan KP.2 di Singapura, hingga kini belum ada urgensi pembatasan perjalanan.

Meski begitu, Syahril juga mengingatkan agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan seperti cuci tangan, menggunakan masker bila sakit termasuk di kerumunan/alat angkut, serta melengkapi vaksinasi Covid-19.

Pasalnya, masih ada kemungkinan munculnya varian atau subvarian baru yang berpotensi menyebabkan peningkatan kasus atau kematian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News