STEREOTIPE KARYAWAN GEN Z - Saat ini Generasi Z (Gen Z) sudah mulai memasuki usia kerja. Yuk kenali stereotipe yang sering disematkan kepada mereka dan cara mengatasinya!
Asal tahu saja pada tahun 2025, 27% Gen Z memasuki dunia kerja. Lalu apa itu Gen Z? Generasi Z adalah generasi yang lahir pada tahun 1996 hingga 2012. Gen Z tertua saat ini berusia 27 tahun.
Baca Juga: Sering Merasakan Pusing Kepala? Lakukan Cara Ini untuk Mengatasi
Melansir Insider, Gen Z adalah generasi yang tumbuh dan dibentuk dari perang yang tak berkesudahan, krisis iklim dan pandemi. Sayangnya banyak stereotip bagi para Gen Z ini.
Gen Z adalah generasi yang dikenal terlalu banyak menuntut dan mengutamakan haknya, mereka juga dianggap generasi yang sensitif dengan loyalitas nol. Generasi Z juga dilabeli sebagai generasi yang terobsesi pada TikTok.
“Ekspektasi yang mereka bawa ke tempat kerja sangat tinggi,” ungkap CEO, Co-founfer Yeeld dan penulis buku Make Me the Boss: Surviving as A Millennial Manager In The Corporate World, Emily Tsitrian.
Bos dari generasi milenial juga dinilai dalam posisi yang unik oleh Tsitrian. Mereka akan mengelola generasi yang banyak menuntut para pemberi kerja sambil tetap menyeimbangkan kebutuhan bisnis.
Ini 5 stereotipe yang sering disematkan pada karyawan Gen Z dan cara menghadapinya
Gen Z suka menuntut untuk melakukan pekerjaan dengan cara mereka sendiri
Gen Z melihat potensi besar untuk perubahan dalam masyarakat dan di tempat kerja. Mereka berpikir generasi mereka yang akan menggerakan perubahan ini.
Namun keyakinan ini terkadang justru menimbulkan kritik bagi generasi ini: Gen Z suka bekerja dengan cara mereka sendiri. Cara ini membuat para atasan tidak nyaman.
Cara menghadapi generasi Z di dunia kerja yang seperti ini adalah ajak mereka diskusi mengenali audiens mereka. Tunjukan bahwa untuk mempengaruhi audiens, Anda perlu berbicara dan berpenampilan sesuai dengan audiens. Anda tak mungkin berbicara pada CEO dengan cara berbicara kepada teman.
Gen Z dinilai terlalu berlebihan menilai kehidupan pribadinya
Generasi Z dikenal sebagai generasi yang bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja. Generasi ini dikenal dengan cara bekerja sesuai deskripsi pekerjaann tak lebih.
Generasi ini memberikan batas yang jelas antara bekerja dan kehidupan pribadi. Mereka berpikir kantor bukan keluarga Anda. Generasi ini juga sangat menghormati batasan seseorang.
Sebagai contoh seorang manajer, menurut mereka, harus membuat jadwal rapat di jam kerja mereka tidak boleh lebih. Jika jadwal rapat diluar jam kerja, mereka akan memberi respon “jangan berekspektasi aku akan membalasnya dengan cepat.”
Cara menghadapi Gen Z selanjutnya adalah ubah cara berpikir lama. Pedulikan bagaimana efektifnya pekerjaan mereka untuk mendorong bisnis ketimbang mementingkan melihat mereka di kantor dari jam 9 hingga jam 5 sore.
Pastikan karyawan Gen Z memahami prioritas pekerjaan dan ekpektasi. Pastikan mereka tahu indikator kesuksesan dan jangan lupa memberikan umpan balik secara teratur.
Gen Z tak punya loyalitas pada pekerjaan
Gen Z dikenal sebagai generasi yang suka berganti pekerjaan. Gen Z biasanya menghabiskan sekitar 2 tahun 3 bulan di pekerjaannya kemudian pindah tempat kerja.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Oliver Wyman kepada 10.000 Gen Z menunjukkan generasi ini tak takut resign dari tempat kerja tanpa rencana cadangan. Bagi mereka memiliki loyalitas pada perusahaan hingga puluhan tahun adalah cara hidup yang ketinggalan zaman.
Untuk menghadapi Gen Z yang seperti ini di tempat kerja, sebagai atasan Anda tak perlu khawatir dengan kepindahan mereka. Justru yang terpenting adalah membentuk keterikatan mereka selama bekerja di perusahaan.
Caranya mengutamakan kerja tim dan tujuan. Gen Z suka berkolaborasi dan bekerja dengan tim. Mereka juga suka mengetahui bahwa pekerjaan mereka sangat berdampak bagi perusahaan.
Gen Z Hidup Secara Online
Seiring dengan kemunculan pandemi, Gen Z hidup di dunia serba online. Hal ini membuat Gen Z melihat bekerja secara online adalah hal yang menguntungkan.
Untuk itu sebenarnya Gen Z adalah generasi yang bekerja dengan lebih cerdas bukan lebih keras. Sehingga sebagai atasan, menghadapi Gen Z di kantor juga perlu sifat yang lebih fleksibel. Caranya temukan cara membuat Gen Z lebih terhubung dengan organisasi di bisnis Anda.
Baca Juga: 5 Serial Indonesia Terbaik Wajib Tonton, Beragam Genre lo
Buat Gen Z lebih terlihat. Berikan proyek atau inisiatif yang bisa membuat mereka bersinar. Ajak mereka ke sebuah acara bisnis, makan siang bersama para eksekutif, intinya buat sesuatu yang menyenangkan namun ada tujuan.
Gen Z Adalah Generasi Yang Sensitif
Gen Z mengutamakan perasaan mereka saat berhadapan dengan pekerjaan dan kehidupan. Meski demikian, mereka ingin terus memastikan apakah seseorang merasa nyaman, aman dan dihormati di tempat kerja.
Maka penting bagi atasan untuk selaras dengan sifat Gen Z yang satu ini. Ada baiknya sebagai atasan, Anda bisa memberikan penguatan positif yang tidak selalu dibutuhkan generasi lainnya.
Jadilah atasan yang juga mengerti soal psikologi, sosial dan perspektif emosional. Cara ini bisa membuat Anda menjadi atasan yang digandrungi generasi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News