MOMSMONEY.ID - Simak tren dekorasi rumah era 2010-an yang kini dianggap ketinggalan zaman, agar hunian terasa lebih fresh, nyaman, dan tidak monoton.
Setiap dekade selalu meninggalkan jejak tren desain interior yang kuat. Jika tahun 2000-an identik dengan gaya Tuscan, maka era 2010-an menghadirkan beberapa tren yang sempat sangat populer, mulai dari dominasi warna abu-abu hingga gaya farmhouse modern.
Namun, memasuki pertengahan 2020-an, banyak desainer mulai sepakat bahwa sejumlah tren tersebut kini terasa usang dan perlu digantikan dengan sentuhan yang lebih segar.
Mengutip dari Southern Living, beberapa pakar desain interior membagikan tren dekorasi yang sebaiknya sudah saatnya ditinggalkan.
Baca Juga: 6 Tren Dapur Terbaru 2026 yang Akan Mengubah Cara Mendesain Rumah
Bukan berarti Anda harus merombak total rumah, melainkan menyesuaikan detail kecil agar hunian lebih sesuai dengan nuansa kekinian.
Abu-abu yang terlalu dominan
Dulu, warna abu-abu dingin dianggap netral dan elegan. Namun kini, terlalu banyak abu-abu justru membuat ruangan terasa hambar.
Menurut para desainer, pemilik rumah kini lebih mendambakan kehangatan, tekstur, dan sentuhan personal. Alternatifnya, gunakan putih hangat atau tambahkan wallpaper bercorak ceria agar ruangan terasa hidup.
Gaya farmhouse modern yang kehilangan pesona
Popularitas gaya farmhouse meledak di 2010-an, lengkap dengan pintu geser gudang dan papan tanda vintage. Namun saat ini, gaya tersebut dinilai terlalu generik.
Desainer menyarankan untuk memberikan lapisan karakter melalui pemilihan material alami atau detail personal, sehingga rumah terlihat lebih autentik dan tidak sekadar meniru tren.
Seni dinding bertuliskan kata-kata
Hiasan bertuliskan “Blessed” atau “Eat” sempat memenuhi banyak rumah. Kini, karya seni jenis ini dianggap kurang orisinal. Sebagai gantinya, pilihlah lukisan abstrak, ilustrasi alam, atau karya seni personal yang memberikan cerita unik pada dinding rumah.
Gaya modern abad pertengahan yang berlebihan
Furnitur dan dekorasi modern mid-century memang ikonik, tetapi jika diterapkan dari lantai ke dinding, rumah bisa kehilangan jati dirinya. Gunakan seperlunya, misalnya kursi atau lampu bergaya retro, sebagai aksen untuk memperkaya karakter ruang.
Baca Juga: Seni Memadukan Pola dalam Desain Interior, Kiat Praktis untuk Rumah Lebih Hidup
Furnitur katalog yang seragam
Furnitur siap pakai dari toko besar memang praktis, tetapi sering terlihat generik. Untuk menciptakan ruangan yang lebih bernyawa, padukan furnitur modern dengan barang antik, vintage, atau custom. Perpaduan ini menciptakan kedalaman sekaligus nuansa unik yang tidak mudah ditiru.
Dapur serba putih yang terasa steril
Dapur putih polos memang terlihat rapi, tetapi sering kali terkesan monoton. Kini, banyak desainer mendorong pemilik rumah untuk menambahkan warna berani, material berbeda, atau aksen kayu hangat. Dengan begitu, dapur tetap bersih tetapi juga lebih berkarakter.
Lantai greige yang kehilangan daya tarik
Lantai vinil abu-abu keemasan (greige) sempat menjadi favorit karena dianggap serbaguna. Sayangnya, hasil akhirnya sering terlihat datar. Sebagai alternatif, lantai kayu berwarna hangat atau oak pucat bisa menghadirkan kesan timeless sekaligus nyaman.
Meninggalkan tren lama bukan berarti harus menghapus semua elemen rumah. Intinya adalah memberi ruang bagi detail yang lebih hangat, personal, dan timeless. Melalui sedikit penyesuaian, rumah Anda bisa terasa segar kembali tanpa kehilangan kenyamanan yang sudah ada.
Selanjutnya: Daftar 6 Film Tentang Perempuan yang Berhasil Cetak Sejarah Dalam Dunia Film
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News