MOMSMONEY.ID - Mari ketahui 3 fase demam berdarah pada anak dan cara mengananinya di sini!
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 28 Juli 2025, tercatat 95.018 kasus demam berdarah di Indonesia dengan angka kejadian (IR) 33,54 per 100.000 penduduk dan 398 kasus meninggal (CFR 0,42%).
Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Pada kasus tertentu, DBD dapat berkembang cepat dan berisiko fatal jika tidak ditangani dengan tepat.
Itulah mengapa orang tua perlu memahami perjalanan penyakit ini, terutama tiga fase yang biasanya dialami penderita, agar dapat mengenali tanda bahaya sejak dini dan mengambil langkah yang tepat.
Memahami fase demam berdarah pada anak tidak hanya membantu mendeteksi gejalanya, tetapi juga memudahkan dalam memberikan perawatan yang benar.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ternyata Ini 9 Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Anak
Fase demam berdarah pada anak
Menyadur dari laman Mitra Keluarga, ini dia beberapa fase demam berdarah pada anak:
Fase 1: fase demam tinggi (febrile phase)
Demam berdarah biasanya diawali dengan suhu tubuh yang melonjak hingga sekitar 40°C dan berlangsung antara 2–7 hari. Pada fase ini, penderita sering mengalami nyeri di berbagai bagian tubuh, seperti otot, tulang, sendi, tenggorokan, dan kepala.
Bercak merah di kulit juga kerap muncul pada fase ini. Selain itu, jumlah trombosit akan cepat menurun hingga di bawah 100.000 per mikroliter darah dalam waktu singkat, umumnya dalam 2–3 hari.
Fase 2: fase kritis (critical phase)
Fase kedua adalah masa yang paling harus diwaspadai. Suhu tubuh bisa turun di bawah 38°C, sehingga penderita merasa seolah sudah sembuh. Padahal, fase ini justru berisiko tinggi karena dapat terjadi kebocoran plasma dan perdarahan.
Tekanan darah dan detak jantung bisa berubah-ubah, bahkan pada kondisi parah dapat menurun drastis hingga merusak organ penting seperti ginjal dan hati. Situasi ini sangat berbahaya dan berpotensi mengancam nyawa.
Fase kritis biasanya muncul pada hari ke-3 hingga ke-7 sejak demam, dan berlangsung selama 24–48 jam.
Pada periode ini, pengaturan cairan tubuh harus sangat hati-hati — tidak boleh kekurangan, namun juga tidak boleh berlebihan.
Tanda-tanda bahwa DBD telah memasuki fase kritis antara lain:
- Nyeri perut hebat
- Muntah terus-menerus, bahkan saat hanya menelan cairan
- Perdarahan seperti adanya darah pada muntahan, mimisan, atau gusi berdarah
- Memar yang muncul dengan mudah
- Feses berwarna hitam dan lengket
- Sulit bernapas
Baca Juga: Ini Langkah Pencegahan Demam Berdarah Dengue dari Kabupaten Minahasa Utara
Fase 3: Fase pemulihan (recovery phase)
Jika berhasil melewati fase kritis, penderita akan masuk ke tahap pemulihan yang berlangsung 48–72 jam setelah masa kritis berakhir. Pada fase ini, cairan yang sebelumnya keluar dari pembuluh darah akan kembali masuk ke dalamnya.
Oleh karena itu, pengaturan jumlah cairan tetap penting. Sebab kelebihan cairan di pembuluh darah bisa memicu komplikasi serius seperti edema paru atau gagal jantung yang berujung fatal.
Nah, itulah beberapa fase demam berdarah pada anak. Lantas, bagaimana cara menanganinya?
Cara menangani demam berdarah pada anak
Menyadur dari laman Halodoc, berikut ini beberapa cara menangani demam berdarah pada anak sebagai langkah pertolongan pertama:
1. Pastikan anak terhidrasi dengan baik
Ketika demam berdarah menyerang, tubuh anak berisiko kehilangan banyak cairan akibat demam tinggi maupun perdarahan.
Karena itu, pastikan anak mendapatkan asupan cairan yang cukup, seperti air putih, oralit, atau cairan lain yang direkomendasikan oleh dokter. Hidrasi yang optimal membantu menggantikan cairan yang hilang dan mencegah dehidrasi.
2. Berikan obat penurun demam dan pereda nyeri
Gejala demam berdarah pada anak sering disertai demam tinggi, sakit kepala, dan nyeri pada tubuh. Untuk membantu meredakan ketidaknyamanan tersebut, orang tua dapat memberikan obat pereda nyeri yang aman untuk anak, misalnya:
- Tempra Sirup Rasa Anggur
- Fermol Demam Anak Sirup Rasa Stroberi
- Panadol Anak 1–6 Tahun Sirup
- Pamol Sirup
- Paracetamol Sirup
Baca Juga: Cegah Demam Berdarah Dengue Lewat Tindakan Vaksinasi
3. Lakukan kompres dingin
Mengompres anak dengan air dingin bisa menjadi cara aman untuk menurunkan suhu tubuh. Metode ini juga membantu mencegah risiko kejang akibat demam tinggi. Kompres dilakukan di dahi, ketiak, atau lipatan paha agar suhu tubuh cepat turun.
4. Perhatikan tanda-tanda perdarahan
Waspadai munculnya gejala perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, memar tanpa sebab, atau bercak merah pada kulit. Jika tanda-tanda ini terlihat, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
5. Pastikan anak mendapat nutrisi cukup
Walaupun nafsu makan anak mungkin berkurang, usahakan tetap memberikan makanan bergizi untuk membantu sistem imun bekerja optimal. Nutrisi yang baik juga mencegah kondisi anak semakin parah dan mengurangi risiko komplikasi.
Jika anak atau anggota keluarga menunjukkan gejala yang mengarah pada demam berdarah, jangan menunggu sampai parah. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
Demikianlah ulasan tentang fase demam berdarah pada anak dan cara mengananinya. Semoga membantu.
Selanjutnya: Pemerintah Tetapkan Aturan Baru Penyaluran Kredit Program Perumahan untuk UMKM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News