MOMSMONEY.ID - Bagaimana AI dapat menggantikan pekerjaan manusia? Simak penjelasan berikut tentang daftar pekerjaan diambil alin AI tahun 2025.
Kecerdasan buatan atau AI bukan lagi wacana masa depan, ia sudah hadir dan diam-diam mengambil alih pekerjaan di berbagai sektor, mulai dari administrasi hingga layanan pelanggan. Di tahun 2025, AI diprediksi menggantikan jutaan pekerjaan secara global, termasuk di Indonesia.
"Goldman Sachs memprediksi bahwa AI dapat menggantikan 300 juta pekerjaan penuh waktu di seluruh dunia," kutip dari laman New Trader U (22/7).
Moms perlu tahu bahwa pekerjaan yang paling cepat digantikan AI ternyata bukan hanya di pabrik, tetapi juga menyentuh posisi kerah putih yang dulu dianggap aman.
Baca Juga: Bill Gates Sebut 3 Pekerjaan yang Paling Tangguh dari Ancaman AI
Yuk, kita bahas jenis pekerjaan apa saja yang paling terdampak dan bagaimana cara menyikapinya!
Pekerjaan administratif dan data paling dulu digantikan AI
Salah satu sektor yang paling terdampak oleh kemajuan AI di tahun 2025 adalah pekerjaan administratif dan entri data. Jenis pekerjaan ini dianggap mudah diotomatisasi karena bersifat repetitif dan berbasis pola yang bisa diprediksi.
Moms yang sebelumnya bekerja sebagai staf administrasi atau penginput data mungkin mulai merasakan bahwa sistem otomatis semakin sering mengambil alih tugas-tugas harian mereka.
Menurut studi McKinsey, hingga 38% tugas entri data berpotensi diambil alih oleh AI sebelum 2030. Bahkan perangkat lunak akuntansi bertenaga AI kini mampu menyusun laporan keuangan dan menyiapkan pajak tanpa campur tangan manusia.
Tidak hanya itu, jadwal kerja, pengelolaan email, hingga pencarian informasi dasar juga sudah bisa ditangani otomatis. Kondisi ini membuat peran seperti sekretaris dan asisten administrasi semakin terdesak.
Layanan pelanggan juga tergerus otomatisasi AI
Jika Moms pernah mengobrol dengan chatbot saat menghubungi layanan pelanggan, itulah bukti nyata bahwa AI sudah mulai menggantikan peran manusia. Di tahun 2025, AI diperkirakan akan menangani hingga 25% operasi layanan pelanggan, menurut riset Gartner.
AI tidak hanya cepat dan efisien, tetapi juga bisa bekerja 24 jam tanpa lelah. Biaya operasional chatbot pun lebih murah hingga 80% dibandingkan karyawan manusia. Dalam dunia bisnis, efisiensi adalah segalanya, dan AI hadir sebagai solusi yang dianggap lebih efektif.
Telemarketing juga menjadi korban otomatisasi. Sekarang, AI bisa melakukan panggilan penawaran produk, merespons pertanyaan umum, hingga melakukan follow-up secara otomatis. Namun, pekerjaan yang membutuhkan empati dan pemahaman kompleks, seperti menangani keluhan pelanggan yang rumit, masih memerlukan sentuhan manusia.
Pekerjaan manufaktur dan transportasi mulai tergantikan AI
Moms yang memiliki keluarga atau pasangan yang bekerja di bidang manufaktur atau transportasi perlu waspada, karena kedua sektor ini mengalami transformasi signifikan. AI saat ini tidak hanya menggerakkan mesin produksi, tetapi juga mampu menganalisis kualitas dan memprediksi kapan mesin butuh perawatan, semuanya secara otomatis.
MIT melaporkan bahwa hingga 2 juta pekerja manufaktur akan tergantikan AI pada tahun 2025. Di sisi lain, pengemudi truk, kurir, dan taksi kini mulai bersaing dengan kendaraan otonom yang sedang diuji coba oleh banyak perusahaan logistik besar.
Kasir di toko-toko ritel juga mulai tersingkir berkat sistem self-checkout dan toko tanpa kasir, seperti yang sudah diterapkan di beberapa negara maju. Proses belanja menjadi lebih cepat dan efisien, namun di sisi lain mengurangi peran tenaga kerja manusia.
Baca Juga: Ini Pekerjaan yang Aman dari Gempuran AI di Tahun 2025 Menurut Bapak AI
Posisi kerah putih tingkat pemula mulai terancam
Selama ini, banyak yang berpikir bahwa pekerjaan kantoran lebih aman dari gempuran AI. Tapi kenyataannya, justru posisi kerah putih tingkat pemula menjadi salah satu yang paling cepat tergantikan di tahun 2025. Tugas-tugas seperti membuat laporan, menulis email, hingga pemrograman dasar bisa dilakukan AI dengan akurasi tinggi dan tanpa perlu waktu pelatihan.
CEO perusahaan AI Anthropic memperkirakan separuh pekerjaan tingkat pemula akan hilang dalam lima tahun ke depan. Bahkan Microsoft mengungkapkan bahwa AI sudah menulis 30% kode pemrograman mereka. Dunia kerja berubah begitu cepat, dan perusahaan teknologi menjadi pelopornya.
Analisis junior, asisten peneliti, hingga pemasar tingkat awal harus mulai memikirkan cara baru untuk bertahan. Peran-peran ini mungkin masih dibutuhkan, tapi dengan kompetensi baru yang mengandalkan kolaborasi dengan teknologi.
Beberapa industri memimpin adopsi AI secara masif
Tak bisa dipungkiri, beberapa sektor lebih cepat dalam mengadopsi AI dibandingkan lainnya. Industri keuangan menjadi salah satu yang paling agresif. Mulai dari proses transaksi, analisis investasi, hingga deteksi penipuan kini dikerjakan oleh sistem cerdas yang bekerja dalam hitungan detik.
Layanan hukum juga terdampak. AI bisa menyaring ribuan dokumen hukum dan menyusun kontrak sederhana hanya dalam beberapa menit. Bahkan di sektor kesehatan, sistem AI sudah digunakan untuk menjadwalkan pasien, menafsirkan hasil diagnosis awal, hingga membantu penagihan medis.
Moms yang tertarik berkarier di sektor-sektor ini perlu memahami bahwa keahlian digital dan kemampuan beradaptasi dengan teknologi menjadi kunci bertahan di era baru ini.
Pekerjaan yang tetap aman dari ancaman AI
Meski banyak pekerjaan yang terdampak, ada juga kabar baik. Pekerjaan yang menuntut empati, kreativitas, dan keterampilan sosial masih sulit digantikan oleh AI. Profesi seperti perawat, guru, seniman, musisi, hingga konselor masih memiliki prospek yang cerah karena mengandalkan interaksi manusia yang kompleks.
Forum Ekonomi Dunia mencatat bahwa profesi perawat praktisi diprediksi tumbuh 45,7% hingga 2032. Mengapa? Karena AI tidak bisa merasakan emosi atau memberikan dukungan psikologis sebagaimana manusia.
Pendidikan juga relatif aman. Guru dan tenaga pengajar masih sangat dibutuhkan untuk mendidik dan membimbing anak-anak, terutama di masa transisi digital ini. Jadi, jika Moms memiliki ketertarikan di bidang sosial dan pendidikan, pekerjaan di sektor ini tetap menjanjikan di masa depan.
Baca Juga: 16 Pekerjaan Ini Akan Tetap Bertahan di Tengah Gempuran AI, Simak
Peluang baru tumbuh dari transformasi AI
Tidak semua perubahan membawa dampak negatif. AI juga menciptakan banyak pekerjaan baru, terutama bagi mereka yang bersedia belajar. Forum Ekonomi Dunia memperkirakan akan ada 170 juta pekerjaan baru hingga tahun 2030. Beberapa profesi baru yang muncul adalah insinyur pembelajaran mesin, spesialis AI prompt, dan ahli integrasi manusia-AI.
Namun, Moms perlu tahu bahwa sebagian besar pekerjaan baru ini memerlukan pendidikan lanjutan sekitar 77% butuh gelar magister dan 18% memerlukan gelar doktor. Artinya, pendidikan berkelanjutan sangat penting agar tetap relevan di dunia kerja yang berubah cepat.
Moms yang ingin tetap kompetitif bisa mulai belajar keterampilan digital, mengikuti kursus daring, atau bahkan mengajarkan anak-anak untuk bersahabat dengan teknologi sejak dini.
Pekerjaan yang paling cepat digantikan AI adalah kenyataan hari ini
Fakta bahwa pekerjaan paling cepat digantikan AI kini sudah terjadi, bukan sekadar prediksi masa depan. Di tahun 2025, perubahan dunia kerja tidak bisa dihindari, tapi bisa diantisipasi. AI memang mengambil alih tugas-tugas tertentu, tetapi ia juga membuka jalan bagi peran-peran baru yang lebih menantang dan bermakna.
Moms tak perlu panik, tapi perlu bersiap. Dengan mengembangkan kemampuan yang tidak bisa dilakukan mesin seperti empati, kreativitas, dan pemecahan masalah kompleks dan kita semua bisa menjadi bagian dari generasi baru pekerja yang tidak tergantikan. Jadi, yuk terus belajar dan beradaptasi! Masa depan kerja tetap cerah, asalkan kita siap menyambutnya.
Selanjutnya: Ini Strategi TUGU Insurance Mendoorng Pertumbuhan Bisnis Tahun 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News