MOMSMONEY.ID - Sama seperti anjing dan kucing, burung juga dapat mengalami kerontokan bulu. Ini juga biasa disebut dengan mabung, yakni perontokan bulu. Masa perontokan bulu pada burung sangat normal terjadi karena bertujuan untuk memperbaiki atau mengganti bulu yang rusak. Ini juga menjadi respons burung terhadap perubahan musim dan hormon yang mereka hasilkan. Umumnya, masa mabung terjadi hanya satu tahun sekali, tetapi bisa lebih dari itu.
Namun, bila Anda merasa kerontokan terjadi sangat sering atau hingga memperlihatkan bercak-bercak kulit yang telanjang, ini dianggap sebagai kerontokan yang tidak normal. Ada beberapa penyebab kerontokan bulu pada burung. Dilansir dari Petkeen, berikut beberapa penyebabnya.
Baca Juga: Pertimbangkan Hal Ini Dulu Sebelum Memelihara Burung
Ganti Kulit (Molting)
Molting atau ganti kulit adalah penyebab paling umum kerontokan bulu pada burung. Ini biasanya terjadi setiap sekali atau dua kali dalam setahun. Burung mengganti bulunya yang aus dengan yang baru. Dalam prosesnya, burung mungkin akan melakukan tindakan memetik bulu-bulunya dengan paruh atau menggaruk bagian yang sulit dijangkau.
Dilansir dari The Spruce Pets, tindakan ini akan membantu bulu cepat lepas dan membuatnya lebih mudah berkembang. Ini juga dapat membuat burung meminimalkan rasa gatal dan melembutkan keratin yang membuat bulu lebih mudah menembus selubung itu.
Malnutrisi
Bagaimana pun, malnutrisi memiliki dampak buruk yang serius untuk kehidupan hewan peliharaan. Termasuk burung. Misalnya, kekurangan vitamin A dapat mengganggu kesehatan bulu dan akan menyebabkan kerontokan bulu pada burung Anda. Oleh karena itu, pastikan bahwa burung peliharaan Anda mendapatkan nutrisi yang seimbang.
Pelet burung komersial umumnya secara khusus telah dilengkapi dengan nilai gizi yang baik dan seimbang. Ini mengandung protein, sayuran, biji-bijian, dan buah-buahan.
Masalah Perilaku
Dalam kehidupan liarnya, burung akan memiliki kawanan atau pasangan untuk berinteraksi. Namun, di penangkaran, mungkin burung peliharaan tidak mendapatkannya. Beberapa faktor seperti dominasi, frustasi, tertorial, kebosanan, dan kekosongan dapat mendorong gangguan psikologis pada burung. Mereka mungkin akan mencabuti bulunya sendiri untuk mengatasi stres.
Baca Juga: Jenis-Jenis Burung yang Aman dan Ramah untuk Dipelihara di Rumah
Terserang Penyakit
Polymavirus dan Psittacine Beak and Feather Disease adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan kerontokan bulu pada burung. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencegah penyakit. Sementara penyakit lainnya bisa datang dari parasite dan bakteri.
Dilansir dari West Toowoomba, tungau merah, tungau bulu, atau kutu juga merupakan parasite eksternal yang menyerang burung, menyebabkan iritasi kulit. Cnemidokoptes (wajah bersisik dan kaki bersisik) adalah parasit kulit yang sering terlihat. Budgerigar dan kenari paling sering terkena. Lainnya, gardia, merupakan parasit protozoa yang ditemukan di usus, tetapi ini berdampak pada perilaku burung yang memutilasi bulunya sendiir.
Serangan Dari Teman Sekandang atau Hewan Lainnya
Dalam beberapa kasus, pasangan sangkar yang tidak cocok dapat menjadi penyebab kerontokan bulu. Burung harus dipisahkan selama minimal 6 minggu untuk mencegah serangan dan kerontokan bulu yang makin parah, serta menunggu bulu-bulunya tumbuh Kembali. Jika trauma pasangan kandang adalah penyebabnya, perpisahan permanen mungkin harus dilakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News