MOMSMONEY.ID - Di tengah dinamika ekonomi global yang masih bergejolak, Indonesia justru mencatatkan peningkatan signifikan dalam indeks kepercayaan konsumen.
Berdasarkan laporan Ipaos Global Consumer Confidence Index (GCCI) Juni 2025, kepercayaan konsumen Indonesia naik 2,0 poin dibanding bulan sebelumnya, menempatkan skor nasional pada level 61,1.
Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat kepercayaan konsumen tertinggi di dunia, mengungguli India (59,0), Malaysia (55,7), dan Singapura (55,1).
“Kinerja positif ini mencerminkan stabilitas persepsi publik terhadap kondisi ekonomi lokal dan kemampuan keuangan pribadi mereka, terutama di tengah tekanan global yang terus berlangsung,” ujar Andi Sukma, Executive Director Ipsos Indonesia dalam keterangan yang dikutip Selasa (1/7).
Dibandingkan negara-negara tetangga, tren Indonesia terlihat paling solid. Thailand justru mengalami penurunan 7,6 poin dibanding Juni 2024 dan 2,2 poin dalam sebulan terakhir.
Baca Juga: Indeks Keyakinan Konsumen Meningkat di Desember 2024
Malaysia mengalami kenaikan tahunan 2,7 poin, tetapi turun signifikan secara bulanan (3,9). Sementara India naik cukup kuat secara bulanan (2,9), namun masih mencatat penurunan tertinggi dalam skala tahunan (6,1 poin).
Di sisi lain, rata-rata indeks global dari 30 negara yang disurvei hanya mencapai 48,2, bahkan lebih rendah untuk negara-negara legacy yang mencatatkan rata-rata 46,6.
Beberapa negara Eropa seperti Prancis (3,7), Jerman (2,7), dan Belanda (2,7) masih mencatat tren penurunan. Hanya Peru yang menunjukkan lonjakan besar secara tahunan sebesar 8,7 poin.
“Laporan ini mencerminkan bahwa meskipun sebagian besar dunia mengalami ketidakpastian ekonomi, beberapa negara di Asia termasuk Indonesia masih menjadi titik terang dalam hal persepsi dan optimisme konsumen,” ujar Andi mengutip hasil laporan.
Survei Ipsos dilakukan secara daring melalui Ipaos Global Advisor dan IndiaBus, dengan total lebih dari 21.700 responden dewasa di 30 negara.
Untuk Indonesia, responden berusia 21–74 tahun yang mencerminkan populasi urban dan aktif secara digital. Indeks dihitung berdasarkan persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini, keuangan pribadi, prospek masa depan, dan kecenderungan melakukan pembelian besar.
Selanjutnya: Pabrik-Pabrik Eropa Mulai Pulih, Asia Masih Tertekan Risiko Tarif AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News